Terapi trombolitik intravena menggunakan alteplase, yang diberikan dalam 3 jam setelah onset gejala stroke, merupakan satu-satunya terapi medis yang tersedia saat ini untuk stroke iskemik akut. Pada tahun 1995, the National Institute of Neurological Disorders and Stroke (NINDS) study group melaporkan bahwa pasien-pasien dengan stroke iskemik akut yang mendapatkan alteplase (0,9 mg/kgBB) dalam 3 jam setelah onset gejala stroke paling tidak 30 % lebih besar peluangnya untuk pulih tanpa disabilitas atau dengan disabilitas minimal 3 bulan pasca stroke dibandingkan dengan mereka yang mendapat plasebo. Pedoman tata laksana stroke internasional merekomendasikan alteplase sebagai terapi lini pertama untuk pasien-pasien stroke yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan, bila diberikan dalam 3 jam setelah onset stroke.
Meskipun telah ada rekomendasi ini, alteplase masih kurang dimanfaatkan. Diperkirakan kurang dari 25 pasien stroke yang mendapat terapi ini di banyak negara, terutama karena keterlambatan tiba di Stroke Center. Efikasi terapi trombolisis sangat tergantung waktu. Pada analisis kumpulan dari beberapa penelitian terdahulu, terapi dengan alteplase hampir 2 kali lebih efektif bila diberikan dalam 1,5 jam pertama setelah onset stroke dibandingkan dengan pemberian dalam 1,5- 3 jam setelahnya.
Penelitian European Cooperative Acute Stroke Study (ECASS) III menunjukan bahwa pemberian alteplase intravena dalam interval waktu 3- 4,5 jam (median 3 jam 59 menit) setelah onset gejala stroke masih memberikan perbaikan klinis moderat tetapi tetap bermakna, tanpa disertai peningkatan kejadian pendarahan intrakranial simtomatik. Akan tetapi, meskipun terapi alteplase masih mungkin efektif untuk pasien-pasien stroke yang datang dalam interval waktu 3- 4,5 jam setelah awitan gejala stroke, pemberian alteplase harus tetap diupayakan untuk diberikan sedini mungkin untuk memaksimalkan potensi keluaran klinis yang baik.
Pada tahun 2014, Eka Hospital telah merawat 136 pasien di Stroke Unit. Diantara pasien tersebut sebanyak 11 pasien (8%) menjalani pengobatan dengan terapi trombolitik (r-tPA). Dari 11 pasien, 5 pasien mendapatkan terapi trombolitik intravena, 5 pasien mendapatkan terapi trombolitik intra arterial, dan 1 pasien mendapatkan terapi trombolitik intravena dan intra arterial. Rata-rata onset stroke ketika pasien datang ke IGD adalah 2 jam 25 menit. Pemeriksaan neuroimaging dilakukan dalam waktu 48 menit untuk CT Scan dan 69 menit untuk MRI- DWI dihitung dari pasien tiba di IGD. Waktu pemberian trombolitik intravena rata-rata 3 jam 1 menit dari onset stroke, sedangkan trombolitik intra arterial rata-rata 6 jam 10 menit. Ketika datang di IGD rata-rata skor NIHSS adalah 10, lama perawatan di ruangan sekitar 5-6 hari, dengan perbaikan skor NIHSS sebesar 4 poin dan tidak ditemukan efek samping pendarahan intrakranial.
Sistem penatalaksanaan stroke akut di Eka Hospital relatif sesuai dengan panduan dari America Heart Association (AHA) tahun 2013 dan PERDOSSI. Terapi trombolitik intravena pada pasien stroke akut yang kami berikan menunjukan perbaikan klinis yang relatif baik.