Home>Better Health>Ortopedi>

Mengenal Cedera Olahraga dari Tipe, Perawatan hingga Pencegahannya

Better Health

Mengenal Cedera Olahraga dari Tipe, Perawatan hingga Pencegahannya

Cedera olahraga

Cedera olahraga terjadi ketika sedang berolahraga. Anak-anak sangat berisiko mengalami jenis cedera ini, tetapi orang dewasa juga bisa mengalaminya.

Seseorang berisiko mengalami cedera olahraga jika: belum aktif secara teratur, tidak melakukan pemanasan dengan benar sebelum berolahraga, dan melakukan olahraga yang terdapat banyak kontak fisik.

Jenis-Jenis Cedera Olahraga

Jenis cedera olahraga akan menunjukkan gejala dan komplikasi yang berbeda pula. Jenis cedera olahraga yang umum itu meliputi:

  • Terkilir: Peregangan yang berlebihan atau robeknya ligamen menyebabkan keseleo. Ligamen sendiri merupakan jaringan yang menghubungkan dua tulang satu sama lain dalam satu sendi.
  • Strain: Otot atau tendon yang telah meregang atau robek menyebabkan keseleo. Tendon merupakan tali jaringan berserat tebal yang menghubungkan tulang dan otot. Strain biasanya disalahartikan sebagai keseleo.
  • Cedera lutut: Cedera yang mengganggu pergerakan sendi lutut. Ini bisa berkisar dari peregangan berlebihan hingga robekan atau otot atau ligamen  jaringan di lutut.
  • Otot bengkak: Pembengkakan adalah reaksi alami terhadap cedera, yang juga bisa terasa nyeri.
  • Ruptur tendon Achilles: Tendon achilles ini adalah tendon tipis dan kuat di belakang pergelangan kaki. Saat berolahraga, tendon ini bisa pecah. Ketika itu terjadi, mungkin akan mengalami rasa sakit yang tiba-tiba dan parah serta kesulitan berjalan.
  • Patah tulang
  • Dislokasi: Cedera olahraga dapat membuat tulang di tubuh terkilir karena tulang dipaksa keluar dari soketnya. Kondisi ini sangat menyakitkan dan menyebabkan pembengkakan dan kelemahan.
  • Cedera manset rotator: Manset rotator membuat bahu bergerak ke segala arah dan jika terjadi robekan dapat melemahkan rotator cuff.

Merawat cedera olahraga

Metode RICE adalah rejimen pengobatan umum untuk cedera olahraga yang merupakan singkatan dari: 

  • Rest (Istirahat)
  • Ice (Es batu)
  • Compression (Kompres)
  • Elevation (Elevasi)

Metode perawatan ini bermanfaat untuk cedera olahraga ringan. Untuk hasil terbaik, ikuti metode RICE dalam 24-36 jam pertama setelah cedera. Metode pengobatan ini mampu membantu mengurangi pembengkakan dan mencegah rasa sakit serta memar pada awal-awal cedera olahraga.

BACA JUGA : Bagaimana Proses Operasi Saraf Terjepit Dilakukan?

Selain mengikuti metode RICE, Anda juga bisa menggunakan obat bebas dan obat resep untuk mengobati cedera olahraga. Obat itu memberikan kelegaan dari rasa sakit dan bengkak.

Jika cedera olahraga terlihat atau terasa parah, buatlah janji bertemu dengan dokter. Berikut ini tanda-tandanya:

  • Pembengkakan dan rasa sakit yang parah
  • Terlihat benjolan atau kelainan bentuk lainnya
  • Suara ‘popping’ atau ‘crunch’ saat menggunakan sambungan
  • Lemah seperti tidak mampu memberi beban pada sendi
  • Ketidakstabilan.

Cari juga pertolongan darurat jika mengalami salah satu dari yang berikut ini setelah cedera:

  • Sulit bernapas
  • Pusing
  • Demam.

Cedera olahraga yang bersifat serius dan parah memerlukan pembedahan dan terapi fisik. Jika cedera tidak sembuh dalam dua minggu, segera hubungi dokter untuk perawatan lebih lanjut.

Pencegahan cedera olahraga

Cara terbaik mencegah cedera olahraga dengan melakukan pemanasan yang benar dan melakukan peregangan. Otot dingin cenderung meregang dan robek. Otot hangat lebih fleksibel yang dapat menyerap gerakan cepat, sentakan dan tikungan, membuat kemungkinan cedera lebih kecil.

Lakukan juga langkah-langkah ini untuk menghindari cedera olahraga:

  • Gunakan teknik yang tepat

Pelajari cara yang tepat untuk bergerak selama olahraga atau aktivitas. Jenis olahraga yang berbeda membutuhkan sikap dan postur yang berbeda. Seperti menekuk lutut pada waktu yang tepat bisa menghindari cedera tulang belakang atau pinggul.

  • Memiliki peralatan yang tepat

Memiliki perlindungan atletik yang tepat serta mengenakan sepatu yang pas. Ini karena sepatu atau perlengkapan yang tidak pas bisa meningkatkan risiko cedera.

  • Jangan olahraga berlebihan

Jika terluka, pastikan sembuh lebih dulu sebelum memulai aktivitas lagi. Jangan mencoba untuk mengatasi rasa sakit. Saat kembali setelah membiarkan tubuh pulih, mungkin perlu menenangkan diri kembali ke olahraga sederhana daripada melompat kembali dengan intensitas yang sama.

  • Lakukan pendinginan

Ingatlah untuk melakukan pendinginan setelah beraktivitas. Yakni dengan melakukan peregangan dan latihan yang sama seperti pemanasan.

  • Lanjutkan aktivitas secara perlahan

Jangan tergoda untuk merawat cedera terlalu lama. Istirahat yang berlebihan juga bisa menunda penyembuhan. Setelah periode 48 jam awal RICE, sudah dapat mulai menggunakan panas untuk mengendurkan otot yang tegang. Lakukan semuanya perlahan dan santai kembali ke olahraga pilihan.

Risiko

Siapapun mungkin mengalami cedera olahraga, terlepas seseorang itu adalah atlet bisbol maupun sepakbola. Tetapi beberapa faktor menempatkan seseorang pada peningkatan risiko cedera.

  • Masa kanak-kanak

Sifatnya aktif anak-anak membuat mereka sangat berisiko mengalami cedera olahraga. Anak-anak seringkali tidak mengetahui batasan fisiknya. Itu berarti mereka mungkin mendorong mereka sendiri untuk lebih mudah cedera daripada orang dewasa atau remaja.

  • Usia

Semakin tua seseorang tumbuh, semakin besar kemungkinan mengalami cedera. Usia juga meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami cedera olahraga yang berkepanjangan. Cedera baru dapat memperburuk cedera sebelumnya.

  • Kurangnya perawatan

Terkadang, cedera serius dimulai dari cedera kecil. Banyak cedera akibat aktivitas berlebihan seperti tendonitis dan fraktur stres, dapat dikenali lebih awal oleh dokter. Jika diabaikan dan tidak diobati, cedera dapat berkembang menjadi cedera serius.

  • Kelebihan berat badan

Membawa beban ekstra dapat memberi tekanan yang tidak perlu pada persendian, termasuk pinggul, lutut, dan pergelangan kaki. Tekanan diperbesar dengan olahraga. Ini meningkatkan risiko cedera olahraga.

Anak-anak atau orang dewasa yang berencana untuk memulai mengikuti olahraga dapat memperoleh manfaat dengan melakukan pemeriksaan fisik oleh dokter terlebih dahulu.

Diagnosis cedera olahraga

Cedera olahraga bisanya langsung menyebabkan rasa sakit atau ketidaknyamanan. Lainnya, seperti cedera akibat aktivitas berlebihan, mungkin baru terlihat setelah kerusakan jangka panjang. Cedera ini sering didiagnosis selama pemeriksaan fisik atau rutin.

Jika mengalami cedera olahraga, dokter kemungkinan besar akan menggunakan langkah-langkah berikut untuk mendapatkan diagnosis, termasuk:

  • Pemeriksaan fisik: Dokter mungkin mencoba menggerakkan sendi atau bagian tubuh yang cedera. Ini membantu mereka melihat bagaimana area tersebut bergerak atau bagaimana area tersebut tidak bergerak.
  • Riwayat kesehatan: Ini melibatkan mengajukan pertanyaan tentang bagaimana pasien terluka, apa yang dilakukannya, apa yang telah pasien lakukan sejak cedera, dan banyak lagi. Jika ini pertama kalinya mengunjungi dokter, mereka mungkin juga akan menanyakan riwayat kesehatan lebih menyeluruh.
  • Tes visual: X-Ray, MRI, CT Scan dan ultrasonografi semuanya dapat membantu dokter melihat ke dalam tubuh. Ini membantu mereka mengonfirmasi diagnosis cedera olahraga.

Jika dokter mencurigai pasien mengalami keseleo dan tegang, mereka mungkin menyarankan untuk mengikuti metode RICE. Ikuti rekomendasi ini dan awasi gelaja. Jika semakin parah, itu bisa berarti pasien mengalami cedera olahraga yang lebih serius.

Kapan harus menghubungi dokter?

Hubungi dokter jika ada tanda-tanda pembengkakan atau jika terasa sakit untuk memberi beban pada area yang cedera. Jika masalahnya ada di lokasi cedera sebelumnya, segera dapatkan bantuan medis.

Hubungi dokter jika tidak melihat perbaikan setelah 24-36 jam melakukan RICE. Jika terjadi pada anak, kerangka anak belum sepenuhnya berkembang, tulangnya lebih lemah daripada orang dewasa. Ambil tindakan pencegahan ekstra saat anak mengalami cedera olahraga.

Apa yang tampak seperti cedera jaringan sebenarnya adalah patah tulang yang lebih serius. Jangan abaikan gejala. Ingat, semakin dini mendapatkan diagnosis dan perawatan, semakin cepat bisa pulih dan kembali beraktivitas seperti biasanya.

Eka Hospital sendiri memiliki program Gatam Institute Orthopaedic & Spine Centre yang menghadirkan Robotic Navigation Spine Surgery. Kualitas program Gatam Institute Orthopaedic & Spine Centre sudah tidak diragukan lagi karena ditangani oleh dokter-dokter spesialis yang berpengalaman.

Gatam Institute Orthopaedic & Spine Centre

Gatam Institute

Eka Hospital menyediakan program Gatam Institute Orthopaedic & Spine Centre yang memiliki tim dokter spesialis ortopedi yang bisa diandalkan dan berkompeten. Gatam Institute Orthopaedic & Spine Centre memiliki layanan Robotic Navigation Spine Surgery, sebuah teknologi yang ditujukan untuk membantu meningkatkan keamanan pasien dalam menjalani operasi tulang belakang dengan tingkat akurasi penempatan screws atau implan mencapai 99,9%. Teknologi ini diklaim menjadi satu-satunya yang ada di Asia Tenggara.

Robot navigasi ini digunakan pada kasus operasi tulang belakang (cervical, thoracic, lumbar dan iliac), dari penanganan saraf terjepit hingga rekonstruksi skoliosis yang akan meningkatkan keamanan dan pemulihan pasien. Teknologi ini akan 53% mengurangi durasi waktu operasi, dinavigasi langsung, dan mengurangi paparan radiasi.

Tidak hanya menangani kasus tulang belakang, Gatam Institute memiliki tim dokter spesialis yang lengkap dari konsultan lutut panggul, cedera olahraga, hingga konsultan ortopedi anak. Bahkan, Eka Hospital juga menjadi official medical partner bagi klub sepakbola ternama yaitu Persija Jakarta.

Ada fasilitas unggulan dan layanan yang ditawarkan di Gatam Institute Orthopaedic & Spine Centre yang di antaranya adalah:

Robotic nagigation spine surgery

  • Satu-satunya di Asia Tenggara

Operasi tulang belakang invasif minimal

  • PELD (Percutaneous Endoscopic Lumbar Decompression)
  • PSLD (Percutaneous Stenoscopic Lumbar Discectomy)
  • PLDD (Percutaneous Laser Disc Decompression) 
  • PECD (Percutaneous Endoscopic Cervical Discectomy)
  • PETD (Percutaneous Endoscopic Thoracal Discectomy) 
  • ACDF (Anterior Cervical Discectomy and Fusion) 
  • ACCF (Anterior Cervical Corpectomy and Fusion) 
  • PLIF (Posterior Lumbar Interbody Fusion) 
  • ALIF (Anterior Lumbar Interbody Fusion)
  • BESS- TLIF (Biportal Endoscopic Spine Surgery Transoraminal Interbody Fusion)
  • ENDO - TLIF (Endoscopic Posterolateral Transforaminal Lumbad Interbody Fusion) 
  • Kypoplasty
  • Vertebroplasty
  • Radio Frequency
  • Sacro Illiac Joint Injection
  • dan lainnya

Operasi lutut dan panggul invasif minimal (arthroskopi)

  • Total Knee replacement
  • Total Hip Replacement
  • ACL reconstruction
  • Miniscus repair
  • MCL and PCL Reconstruction
  • Hemiarthroplasty

Operasi siku dan lengan invasif minimal (arthroskopi)

  • Wrist Arthroscopy 
  • Wrist Arthroscopy 
  • Total Shoulder Arthroplasty 
  • Total Elbow Arthroplasty 
  • Arthroscopic Rotator Cuff Repair
  • Arthroscopic Bankart Repair

Gatam Institute Orthopaedic & Spine Centre Eka Hospital terdiri dari tim dokter spesialis ortopedi dan konsultan yang di antaranya adalah konsultan tulang belakang, konsultan siku dan lengan, konsultan bedah ortopedi anak, dokter spesialis ortopedi, konsultan sport injury, konsultan lutut dan panggul. Satu di antara dokter terbaik Gatam Institute Orthopaedic & Spine Centre yang bisa ditemui adalah dr. Jamot Silitonga, Sp.OT (K) Hip & Knee.

Profil dr. Jamot Silitonga, Sp.OT (K) Hip & Knee

dr. Jamot Silitonga, Sp.OT (K) Hip & Knee

dr. Jamot Silitonga, Sp.OT (K) Hip & Knee adalah dokter spesialis orthopedi dan juga konsultan lutut dan panggul yang membuka praktik di Eka Hospital BSD. Beliau memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman yang mumpuni.

Pendidikannya dimulai dengan masuk ke Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) pada tahun 1994 dan lulus pada tahun 2000. Beliau kemudian melanjutkan pendidikan Spesialis Orthopaedi and Traumatologi di kampus yang sama.

Tak sampai di situ, dr. Jamot Silitonga, Sp.OT (K) Hip & Knee kembali melanjutkan pendidikannya melalui Fellowship Arthrosplasty (Hip and Knee) di University of Malaya, Malaysia di tahun 2011. Pada tahun 2016 ia melanjutkan ke Pendidikan Konsultan Indonesian Hip and Knee Society.

Ada banyak pelatihan juga yang telah beliau ikuti, di antaranya adalah Advanced Trauma Life Support di Jakarta pada 2001, kemudian pada tahun 2005 ia juga mengikuti Basic Orthopaedic Skill Course di Surabaya. Selanjutnya, pada tahun 2011 ia juga mengikuti Cadaveric Arthroplasty Course di Thailand, berlanjut ke Training Course of Joint Revision di Taipei.

Tahun 2012, beliau mengikuti International Congress for Joint Reconstruction di Malaysia, berlanjut ke Revision for Hip and Knee Course di Hamburg. Dan terakhir pada tahun 2019, beliau mengikuti Cadaveric Course for Pelvicand Acetabulum Fracture di Austria.


Eka Hospital sendiri memiliki empat cabang yang tersebar di BSD City, Pekanbaru, Cibubur, dan juga Bekasi.

Jika Anda membutuhkan konsultasi terkait masalah kesehatan di Eka Hospital bisa buat janji melalui layanan WhatsApp Eka Hospital 0-8888-90-5555 atau buat janji konsultasi dengan dokter via booking dokter Eka Hospital.

Bagikan

  • Healthline., https://www.healthline.com/health/sports-injuries#call-a-doctor

    Diakses pada 14 December 2022

  • NHS UK., https://www.nhs.uk/conditions/sports-injuries/treatment/

    Diakses pada 14 December 2022

  • Cleveland Clinic., https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22093-sports-injuries

    Diakses pada 14 December 2022

EKA HOSPITAL

APPOINTMENT CENTER

menu1-500-129

Jam Operasional Layanan Telepon 06:00 - 22.00 WIB

Layanan Booking Mandiri 24 jam via Website

Copyright © 2024 Eka Hospital - All Rights Reserved