Kanker endometrium adalah kanker yang terjadi pada lapisan dalam rahim dan sekitarnya. Menurut World Cancer Research Fund, kanker ini berada di urutan ke-6 dalam daftar kanker yang umum dialami oleh wanita.
Apa itu kanker rahim?
Kanker rahim terjadi ketika terdapat sel abnormal yang tumbuh secara tidak terkendali sehingga merusak sel-sel sehat di sekitar rahim. Rahim sendiri merupakan organ reproduksi wanita yang berfungsi sebagai tempat bertumbuhnya janin.
Kanker rahim terbagi dalam dua jenis, yaitu:
- Sarkoma uterus: kanker ini muncul pada miometrium, dinding otot pada rahim. Jenis kanker ini jarang terjadi dengan kejadian tahunan di seluruh dunia sebesar 0.5 hingga 3.3 kasus per 100.000 wanita per tahun.
- Kanker endometrium: kanker ini adalah jenis yang paling umum dan kasusnya meningkat setiap tahunnya akibat pola hidup, hampir 95% kasus kanker rahim merupakan kanker endometrium. Kanker ini muncul di lapisan dalam rahim dan dapat mengganggu sistem reproduksi Anda.
Apakah kanker rahim dan kanker serviks sama?
Meski sering dianggap sama, keduanya merupakan jenis kanker yang berbeda.
Perbedaan utamanya adalah pada bagian tubuh yang terdampak. Pada kanker rahim, sel kanker tumbuh di area rahim. Sementara pada kanker serviks, sel kanker muncul pada area leher rahim, saluran yang menghubungkan rahim dengan vagina.
Gejala kanker rahim
Sama seperti kebanyakan jenis kanker lainnya, seringkali gejala kanker rahim tidak terlihat di stadium awal. Namun gejala akan muncul ketika stadium atau tingkat keparahannya sudah berat.
- Darah menstruasi keluar lebih banyak dari biasanya
- Perdarahan pada vagina yang muncul di antara periode haid
- Pembengkakan di area perut atau di antara tulang pinggul
- Nyeri di bagian punggung bawah
- Nyeri saat berhubungan seks
- Ada darah saat buang air kecil
- Perdarahan atau muncul flek sekalipun sudah menopause
Penyebab kanker rahim
Sama seperti kanker lainnya, sampai sekarang belum ada yang tahu penyebab pasti kanker rahim. Namun para ahli berpendapat ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko munculnya kanker rahim, yaitu:
- Bertambahnya usia. Hal ini berdasarkan tingginya persentase kasus kanker rahim pada wanita yang sudah menopause atau usia diatas 50 tahun.
- Berat badan berlebih atau obesitas
- Memiliki riwayat PCOS
- Memiliki keluarga dengan riwayat kanker rahim,
- Tidak pernah melahirkan
- Memiliki tekanan darah tinggi atau diabetes
- Sering mengonsumsi makanan tinggi lemak
- Mengonsumsi Tamoxifen (obat untuk penanganan kanker payudara)
- Memiliki kelainan genetik Lynch Syndrome atau Cowden Syndrome
- Terjadi penebalan dinding rahim
- Pernah melakukan radioterapi pada area pinggul
Cara mendiagnosis kanker rahim
Untuk mendiagnosis apakah Anda mengalami kanker rahim atau tidak, dokter akan melakukan tes kesehatan. Tes kesehatan yang dilakukan dapat berupa salah satu atau rangkaian dari tindakan berikut:
- Tes darah. Tujuannya untuk menemukan jenis protein yang sering ditemukan pada penderita kanker.
- Tes pencitraan. Tes ini digunakan untuk mendapatkan gambar bagian dalam tubuh. Tes pencitraan bisa berupa CT scan, MRI, atau ultrasound.
- Biopsi. Dokter akan mengambil sebagian kecil sampel jaringan dari rahim untuk diperiksa di laboratorium.
- Histeroskopi: Dokter akan memasukkan sebuah alat berbentuk selang kecil ke rahim melalui vagina. Selang ini dilengkapi dengan lampu dan kamera sehingga dokter dapat mendapatkan gambaran jelas pada bagian leher rahim dan bagian dalam rahim.
Pengobatan kanker rahim
Secara umum, pengobatan kanker rahim membutuhkan tindakan operasi. Namun dokter akan merencanakan penanganan yang berbeda-beda untuk setiap orang. Hal ini dipengaruhi oleh jenis kanker, tingkat stadium kanker, dan kondisi kesehatan pasien.
Operasi ini bertujuan mengangkat rahim dan serviks dari tubuh agar kanker tidak menyebar. Setelah tindakan dilakukan, pasien tidak dapat mengandung lagi.
Selain operasi pengangkatan rahim, dokter juga akan menggunakan beberapa metode lain untuk pengobatan kanker rahim. Beberapa di antaranya adalah:
- Kemoterapi. Penggunaan obat keras untuk menghancurkan sel kanker.
- Radioterapi. Penggunaan sinar radiasi pada area yang terdampak untuk menghancurkan sel kanker.
- Imunoterapi. Terapi peningkatan sistem kekebalan tubuh agar mampu melawan sel kanker
- Terapi hormon. Pemberian hormon tertentu untuk mencegah sel kanker memperbanyak diri.
- Terapi target. Pemberian obat-obatan untuk menargetkan sel kanker tertentu agar tidak semakin berkembang
Pencegahan
Sayangnya sampai saat ini tidak ada cara pencegahan yang efektif terhadap kanker rahim. Pasalnya penyebab pastinya pun belum diketahui.
Namun menjalankan gaya hidup sehat dianggap mampu mengurangi risiko kanker. Contohnya, menghindari makanan berlemak tinggi, berhenti merokok, mengurangi konsumsi alkohol, berolahraga secara teratur, istirahat yang cukup, mengelola stres, dan juga mengonsumsi makanan sehat.
Jika Anda khawatir terhadap status kesehatan Anda, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan dokter spesialis onkologi dr. Tri Apriliawan Bendarto Rahardjo, Sp.OG (K) Onk
Eka Tjipta Widjaja Cancer Center (ETWCC) adalah pusat layanan kanker terpadu dari Eka Hospital. Di sini Anda bisa mendapatkan konsultasi hingga pengobatan terbaik seputar penyakit kanker. Dokter-dokter yang berpengalaman serta ramah akan siap membantu menjawab pertanyaan dan keluhan jantung Anda