Gejala nyeri perut bisa dialami oleh siapa saja. Meski terasa mengganggu, keluhan nyeri perut terkadang bisa hilang dengan sendirinya. Namun nyeri perut yang terjadi secara berulang dan sering, bisa jadi merupakan pertanda adanya gangguan kesehatan atau penyakit. Berbagai kondisi dapat menyebabkan keluhan nyeri perut, salah satunya adalah akibat adanya penyakit autoimun.
Autoimun adalah kondisi di mana sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel tubuhnya sendiri, bahkan hingga merusak jaringan yang sehat. Kerusakan jaringan ini dapat terjadi pada suatu atau beberapa sistem organ, diantaranya sistem pencernaan yang bisa menimbulkan keluhan nyeri perut.
Penyebab nyeri perut akibat gangguan autoimun
Saat ini, ada lebih dari 100 jenis penyakit autoimun yang sudah diketahui. Tidak semua penyakit autoimun menyebabkan gangguan pada sistem pencernaan dan menimbulkan nyeri perut. Demikian juga sebaliknya, tidak semua nyeri perut diakibatkan oleh penyakit autoimun. Berikut adalah beberapa contoh dari penyakit autoimun yang dapat menyebabkan gejala nyeri perut.
Penyakit Celiac
Seseorang dengan penyakit celiac akan mengalami gangguan pencernaan ketika mengonsumsi makanan yang mengandung gluten, diantaranya roti dan juga pasta. Hal ini terjadi karena pada penyakit celiac akan terjadi reaksi secara berlebihan ketika tubuh mendapatkan gluten, sebuah protein yang terkandung pada jenis makanan tersebut.
Gejala umum sering didapatkan pada penyakit Celiac adalah:
- Diare atau konstipasi
- Mual muntah
- Perut nyeri, begah dan kembung
- Kelelahan/ fatigue
- Penurunan berat badan
- Dan berbagai gejala lain yang tidak berhubungan dengan sistem pencernaan, yaitu: anemia, nyeri sendi, gatal-gatal, sariawan di mulut, sakit kepala, kesemutan, gangguan keseimbangan, infertilitas atau gangguan siklus menstruasi (pada wanita)
Inflammatory bowel diseases (IBD)
IBD merupakan penyakit autoimun yang mengenai sistem pencernaan dan menyebabkan kerusakan/ inflamasi pada usus. IBD terdiri dari penyakit Crohn dan ulcerative colitis.
Gejala umum yang sering terjadi:
- Nyeri perut
- Diare, seringkali disertai darah
- Perdarahan pada anus
- Kelelahan
- Penurunan berat badan
- Demam
- Anemia
Dan masih banyak lagi penyakit autoimun yang dapat menimbulkan gejala nyeri perut.
Pengobatan apa yang bisa dilakukan?
Penyakit autoimun sulit untuk disembuhkan, namun dengan pengobatan yang tepat dan modifikasi gaya hidup yang sehat dan sesuai dengan kondisinya, proses peradangan dapat diatasi dan diharapkan dapat segera tercapai remisi. Pengobatan yang diberikan tergantung dari jenis penyakit, gejala, tingkat keparahan, dan komplikasi yang ada. Pengobatannya dapat berupa pemberian obat untuk mengendalikan sistem imun, obat untuk mengurangi peradangan, obat untuk mengurangi gejala, suplemen, atau tindakan operasi.
Misalnya untuk penyakit Celiac, dokter akan menyarankan pasien menghindari makanan yang mengandung gluten, seperti makanan yang terbuat dari gandum, barley dan rhye. Bukan cuma makanan, suplemen yang mengandung gluten pun perlu dihindari. Sahabat sehat bisa menanyakan pada apoteker apakah suplemen atau vitamin tersebut mengandung gluten atau tidak.
Lain lagi halnya untuk penyakit autoimun IBD seperti Crohn’s Disease. Modifikasi pola makan dengan menghindari makanan yang tinggi serat, gula, dan makanan berlemak. Pemberian obat-obatan oleh dokter dengan tujuan untuk meredakan peradangan, antibiotik, obat diare dan obat untuk meredakan gejala lainnya, pengganti cairan tubuh. Pada kondisi tertentu, diperlukan tindakan operasi. Prosedur operasi ini dilakukan untuk mengangkat saluran pencernaan yang sering mengalami peradangan. Meski tidak menyembuhkan, prosedur ini dapat mengurangi kambuhnya nyeri perut akibat IBD.
Kapan harus ke dokter?
Bila nyeri perut terjadi berulang, cukup sering, dan nyeri terasa mengganggu aktivitas anda segeralah berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan membantu untuk menegakkan diagnosis dan menentukan jenis pengobatan yang tepat sesuai kondisi Anda. Bila Anda mencurigai adanya gangguan autoimun, jangan ragu untuk segera memeriksakan di ke Allergy Immunology Autoimmune & Vaccine Clinic milik Eka Hospital. Klinik ini spesialis dalam menangani berbagai keluhan kesehatan akibat penyakit autoimun. Anda juga bisa berkonsultasi dengan dr. Yovita Mulyakusuma, M.Sc, Sp.PD, Subspes.AI (K), FINASIM melalui fitur appointment online di Booking.Ekahospital.com