Cedera tulang belakang adalah kondisi kesehatan serius dan dapat memengaruhi penderitanya secara mental, emosional, dan sosial. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), diperkirakan sekitar 250.000-500.000 orang menderita cedera ini setiap tahunnya di seluruh dunia. Sebagian besar kasusnya terjadi karena penyebab yang dapat dihindari, seperti kecelakaan di jalan raya, terjatuh, atau kekerasan fisik.
Cedera tulang belakang adalah kerusakan pada sekumpulan sel saraf di tulang belakang. Cedera ini dapat terjadi akibat dari cedera langsung pada sumsum tulang belakang atau dari kerusakan jaringan dan tulang belakang (vertebra) yang mengelilingi sumsum tulang belakang.
Saraf di tulang belakang berfungsi mengirim dan menerima sinyal dari otak ke dan dari seluruh tubuh. Sinyal ini membuat seseorang dapat merasakan sentuhan, sakit, suhu, persepsi posisi tubuh, dan menggerakkan anggota tubuh. Jika terjadi cedera pada tulang belakang, sinyal ini akan terganggu sehingga penderitanya dapat mengalami perubahan sementara atau permanen pada fungsi tubuh, seperti kemampuan merasakan sesuatu, gerakan, dan kekuatan.
Cedera tulang belakang yang menyebabkan sedikit atau tidak adanya sel saraf yang mati memungkinkan pemulihan yang hampir sempurna. Sementara itu, cedera yang lebih parah dan lebih serius dapat menyebabkan kelumpuhan di sebagian besar tubuh. Biasanya cedera parah tersebut terjadi di lokasi yang dekat dengan leher.
Cedera tulang belakang seringkali merupakan akibat dari kecelakaan yang tidak terduga atau adanya kekerasan fisik. Berikut ini beberapa hal yang dapat mengakibatkan kerusakan pada tulang belakang.
Cedera tulang belakang dapat berpengaruh pada kemampuan sensorik dan motorik pasien. Seberapa baik pasien cedera tulang belakang dapat mengontrol tubuhnya bergantung pada lokasi cedera dan tingkat keparahannya.
Berdasarkan tingkat keparahannya, cedera tulang belakang dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu:
Karena berpengaruh pada kemampuan sensorik dan motorik, cedera tulang belakang dapat menyebabkan satu atau lebih gejala, di antaranya:
Pengobatan cedera tulang belakang dimulai sebelum pasien dirawat di rumah sakit. Paramedis dengan hati-hati melakukan imobilisasi pada bagian tulang belakang sebelum evakuasi. Di unit gawat darurat, imobilisasi ini dilanjutkan sementara masalah yang lebih mengancam jiwa diidentifikasi dan ditangani. Jika pasien harus menjalani operasi darurat karena trauma pada perut, dada atau area lain, imobilisasi dan keselarasan tulang belakang dipertahankan selama operasi.
1. Perawatan nonbedah
Pasien cedera tulang belakang biasanya akan dirawat di unit perawatan intensif (ICU). Pasien diberi perawatan ICU standar, termasuk mempertahankan tekanan darah yang stabil, memantau fungsi kardiovaskular, memastikan fungsi paru-paru, serta mencegah dan segera mengobati infeksi dan komplikasi lainnya.
2. Operasi
Dokter dapat melakukan operasi jika sumsum tulang belakang pasien tampak tertekan karena herniasi diskus, bekuan darah atau lesi lainnya. Jika pembedahan tidak dapat mengembalikan kerusakan sumsum tulang belakang, pembedahan mungkin diperlukan untuk menstabilkan tulang belakang untuk mencegah rasa sakit atau deformitas di kemudian hari. Dokter bedah akan memutuskan prosedur mana yang akan memberikan manfaat terbesar bagi pasien.
3. Perawatan lanjutan
Pasien dengan tingkat keparahan lengkap berisiko tinggi mengalami komplikasi medis sekunder, termasuk pneumonia, ulkus dekubitus, dan trombosis vena dalam. Pemulihan fungsi tubuh bergantung pada tingkat keparahan cedera awal. Sayangnya, pasien dengan cedera lengkap mungkin tidak mendapatkan kembali fungsi tubuhnya. Sementara pasien dengan cedera tidak lengkap biasanya menunjukkan perbaikan dari waktu ke waktu.
Setelah pasien stabil, perawatan dan pengobatan berfokus pada perawatan suportif dan rehabilitasi. Anggota keluarga, perawat atau pembantu yang terlatih khusus semuanya dapat memberikan perawatan suportif, seperti membantu pasien mandi, berpakaian, dan lainnya.
Rehabilitasi biasanya mencakup terapi fisik, terapi okupasi dan konseling untuk dukungan emosional. Setelah dirawat di rumah sakit, beberapa pasien dirawat di fasilitas rehabilitasi. Pasien lain dapat melanjutkan rehabilitasi dengan rawat jalan.
Cedera tulang belakang sering disebabkan oleh kejadian yang tidak terduga. Oleh karena itu, yang terbaik yang dapat Anda lakukan adalah mengurangi risikonya. Beberapa tindakan yang dapat Anda lakukan adalah:
Jika Anda melihat korban kecelakaan dan mencurigai korban tersebut mengalami cedera tulang belakang, ini adalah pertolongan pertama yang dapat Anda lakukan.
Anda yang mengalami masalah tulang belakang pun bisa datang ke Gatam Institute Eka Hospital. Gatam Institute adalah pusat ortopedi dan tulang belakang yang memiliki platform revolusioner robot navigasi pertama dan satu-satunya di Asia Tenggara. Robot navigasi ini akan membantu keamanan pasien saat operasi tulang belakang dengan tingkat akurasi penempatan screws (implan) sampai 99,9 persen.
Selama ini Gatam Institute dalam kurun waktu 8 bulan saja sudah berhasil menangani lebih dari 1000 kasus operasi tulang belakang, di antaranya 100 kasus operasi tulang belakang baik skoliosis dan saraf kejepit (HNP) dengan menggunakan robot navigasi yang memiliki tingkat keberhasilan mencapai 100 persen.
Tak hanya robot navigasi saja, Eka Hospital lewat Gatam Institute menghadirkan beberapa teknologi canggih seperti O-Arm, 3D C-Arm, Standing MRI, dan Instrumen Endoskopi Tulang Belakang Richard Wolf (Germany).
Sementara itu berikut ini tindakan medis yang ditawarkan Gatam Institute, antara lain:
Dengan adanya kolaborasi robot navigasi dan keahlian dokter ortopedi Gatam Institute bisa mewujudkan tindakan operasi tulang belakang di Indonesia ke era baru dan tak kalah dengan perkembangan dunia kedokteran di luar negeri.
Pusat ortopedi dan tulang belakang Gatam Institute ini ada di seluruh jaringan Eka Hospital seperti di BSD City, Cibubur, Bekasi dan Pekanbaru. Gatam Institute juga didukung dengan tim dokter yang memiliki kompetensi mumpuni, antara lain:
1. Dr. dr. Luthfi Gatam, Sp.OT (K) Spine
Dr. dr. Luthfi Gatam, Sp.OT (K) Spine merupakan Dokter Spesialis Bedah Ortopedi di Eka Hospital BSD. Beliau sudah memiliki pengalaman lebih dari 25 tahun sebagai dokter ortopedi Konsultan Tulang Belakang. Beliau juga menjabat sebagai chairman dari tim dokter ortopedi di Gatam Institute.
Prestasi Dr. Luthfi Gatam dan tim di Gatam Institute sudah menangani lebih dari 1000 kasus operasi tulang belakang dalam kurun waktu 8 bulan terakhir. 100 kasus operasi tulang belakang baik skoliosis dan saraf kejepit (HNP) telah menggunakan instrumen robot navigasi dengan tingkat keberhasilan operasi 100 persen.
Dr. dr. Luthfi Gatam, Sp.OT (K) Spine mendapatkan gelar Dokter Spesialis Ortopedi di Universitas Indonesia. Beliau kemudian menyelesaikan Program Studi Doktor Ilmu Epidemiologi dengan Tesis tentang Skoliosis di Universitas Indonesia. Beliau memiliki banyak pengalam berorganisasi hingga menjadi pembicara tentang masalah tulang belakang baik skala nasional maupun internasional.
2. dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine
dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine merupakan salah satu Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi, Konsultan Tulang Belakang di Eka Hospital BSD. Dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine sebagai tim dokter operasi skoliosis Gatam Institute sudah sangat berpengalaman dalam menangani operasi kelainan tulang belakang yang satu ini.
dr. Phedy, Sp.OT (K) Spine menamatkan pendidikan Kedokteran Umum di Universitas Indonesia. Beliau juga melanjutkan spesialis Ortopedi di universitas yang sama. Beliau juga menambah ilmunya dalam spesialis tulang belakang dengan mengikuti berbagai macam fellowship.
3. dr. Harmantya Mahadipta, Sp.OT (K) Spine
dr. Harmantya Mahadhipta, Sp.OT (K) Spine merupakan Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi Konsultan Tulang Belakang di Eka Hospital BSD. Beliau memiliki keahlian khusus untuk menangani masalah kesehatan pada tulang belakang baik dengan tindakan medis operasi maupun non-bedah. Salah satu teknik pengobatan yang didalami beliau adalah Endoscopic Spine Surgery.
dr. Harmantya Mahadhipta, Sp.OT (K) Spine merupakan lulusan pendidikan kedokteran umum dan spesialis Orthopedi dan traumatologi di Universitas Indonesia. Beliau menjadi Konsultan Tulang Belakang setelah mengikuti fellowship di Universitas Indonesia dan Hiroshima di Jepang. Beragam pelatihan baik di dalam negeri maupun luar negeri juga kerap diikuti.
4. dr. Syafrudin,Sp.OT (K) Spine
dr. Syafrudin, Sp.OT (K) Spine merupakan dokter Spesialis Ortopedi & Traumatologi Konsultan Tulang Belakang di Eka Hospital Pekanbaru. Beliau tergabung dalam tim dokter operasi tulang belakang Gatam Institute Pekanbaru yang memiliki keahlian dalam menangani nyeri saraf kejepit. Tindakan medis yang jadi kompetensinya antara lain operasi skoliosis, operasi saraf kejepit dan tindakan PELD yang minim sayatan.
dr. Syafrudin, Sp.OT (K) Spine merupakan lulusan Kedokteran Umum dan Pelatihan Orthopedi di Universitas Padjajaran di Bandung. Beliau juga aktif mengikuti pelatihan dan fellowship untuk menunjang keilmuannya sebagai dokter ahli spine.
5. dr. Ricky Hutapea, Sp.OT (K) Hip dan Knee
dr. Ricky Edwin Pandapotan Hutapea, Sp.OT (K) Hip and Knee adalah dokter Spesialis Ortopedi & Traumatologi, konsultan pinggul dan lutut (Hip and Knee). Beliau memiliki keahlian menangani berbagai keluhan dan masalah cedera olahraga pada pasien salah satunya cedera ACL dan engkel pada atlet basket. Pengalamannya antara lain menangani pengapuran sendi, nyeri lutut dan penggantian sendi. Beliau juga dipercaya menangani atlet Persija.
dr. Ricky Edwin Pandapotan Hutapea, Sp.OT (K) Hip and Knee merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia untuk mendapatkan gelar Kedokteran Umum hingga Spesialis Orthopedi dan Subspesialis Pinggul dan Lutut. Beliau selain rajin ikut seminar dan pelatihan, dia juga aktif mengajar di Universitas Indonesia RSCM Orthopaedic and Traumatology Department, Program Subspesialis SP2 Adult Reconstruction dan Fakultas Kedokteran YARSI, Program Kedokteran Umum.
6. dr. Erick Wonggokusuma, Sp.OT (K) Sport
dr. Erick Wonggokusuma, Sp.OT (K) Sport merupakan Dokter Spesialis Bedah Ortopedi. Beliau juga konsultan Sport Injury di Eka Hospital BSD. Beliau juga memiliki ketertarikan dalam penanganan general orthopaedic trauma, shoulder knee & elbow arthroscopy, dan shoulder knee & elbow reconstruction and arthroplasty.
dr. Erick merupakan lulusan pendidikan Kedokteran Umum dan Spesialis Bedah Ortopedi di Universitas Indonesia. Beliau tergabung sebagai anggota organisasi Indonesian Orthopaedic Society for Sports Medicine and Arthroscopy (IOSSMA) dan International Society of Arthroscopy Knee Surgery and Orthopaedic Sport Medicine (ISAKOS).
7. dr. Jamot Silitonga, Sp.OT Hip dan Knee
dr. Jamot Silitonga Sp.OT (K) Hip and Knee menjadi salah satu Dokter Spesialis Ortopedi Subspesialis Sendi Lutut & Pinggul (Hip and Knee) di Eka Hospital BSD. Sudah berpengalaman lebih dari 8 tahun, dr. Jamot kerap menangani cedera otot, ligamen dan patah tulang panggul. Beliau memiliki keahlian khusus dalam masalah pengapuran sendi. Dalam pengobatannya, beliau memiliki keahlian metode antroskopi dan knee replacement atau penggantian sendi lutut.
dr. Jamot Silitonga Sp.OT (K) Hip and Knee menempuh pendidikan kedokteran sampai mendapatkan gelar Spesialis Ortopedi dan Traumatologi di Universitas Indonesia, dia lulus pada tahun 2009. Dia juga aktif mengikuti pelatihan, kursus dan melakukan beberapa penelitian.
8. dr. Asrafi Rizki Gatam, Sp.OT (K)
dr. Asrafi Rizki Gatam, Sp.OT (K) Spine salah satu dokter spesialis Orthopedi dan Traumatologi (Konsultan Tulang Belakang) di Eka Hospital BSD, Tangerang. Dia punya spesialisasi sebagai dokter ortopedi ahli spine. Keahlian beliau adalah menangani Hernia nukleus pulposus (HNP) atau saraf kejepit.
dr. Asrafi Rizki Gatam, Sp.OT (K) Spine memiliki riwayat pendidikan sebagai alumni Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Selain itu juga banyak mengikuti pelatihan dan simposium.
9. dr. Starifulkani Arief, Sp.OT (K) Orthopedic Spine, FICS
dr. Starifulkani Arief, Sp.OT (K) Orthopaedic Spine, FICS merupakan dokter spesialis bedah ortopedi di Eka Hospital Bekasi. Beliau memiliki spesialisasi dalam menangani masalah saraf kejepit. Beliau juga berkompetensi dalam melakukan operasi dengan teknik endoskopi di tulang belakang bagian lumbal atau punggung bawah (pinggang). Teknik operasi itu dinamakan Percutaneous Endoscopic Lumbar Discectomy atau PELD.
dr. Starifulkani Arief, Sp.OT (K) Orthopaedic Spine, FICS merupakan alumni Universitas Indonesia jurusan Kedokteran serta Spesialis Ortopedi. Selain menempuh pendidikan di universitas, dia juga kerap mengikuti pelatihan, simposium dan workshop.
Jika Anda membutuhkan konsultasi terkait masalah kesehatan di Eka Hospital bisa buat janji melalui layanan WhatsApp Eka Hospital 0-8888-90-5555 atau buat janji konsultasi dengan dokter via booking dokter Eka Hospital.
Bagikan