Rematik sering kali dikaitkan dengan lansia, tetapi faktanya, penyakit ini juga dapat menyerang orang yang masih muda, termasuk remaja dan dewasa awal. Rematik di usia muda bisa perlu diwaspadai karena dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan menurunkan kualitas hidup. Oleh karena itu, penting untuk mengenali penyebab, gejala, serta cara mengatasinya agar dapat melakukan tindakan pencegahan dan pengobatan yang tepat.
Penyebab rematik di usia muda
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan rematik pada usia muda antara lain:
1. Faktor genetik
Jika seseorang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit rematik, risiko terkena kondisi ini akan lebih tinggi.
2. Gangguan autoimun
Rematik, terutama rheumatoid arthritis, merupakan penyakit autoimun di mana sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan sendi sendiri.
3. Infeksi bakteri atau virus
Beberapa jenis infeksi dapat memicu peradangan pada sendi dan meningkatkan risiko terkena rematik.
4. Gaya hidup tidak sehat
Kurangnya aktivitas fisik, obesitas, pola makan yang buruk, serta kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol dapat meningkatkan risiko peradangan pada tubuh.
5. Cedera sendi berulang
Cedera yang sering terjadi pada sendi akibat aktivitas fisik berat atau olahraga tertentu dapat meningkatkan risiko peradangan dan rematik.
Gejala rematik di usia muda
Gejala rematik pada usia muda dapat bervariasi, namun beberapa tanda umum meliputi:
- Nyeri sendi berulang – Rasa sakit di sendi yang muncul terutama setelah bangun tidur atau saat beraktivitas.
- Pembengkakan dan kemerahan – Sendi yang terkena biasanya bengkak, terasa hangat, dan tampak kemerahan.
- Kaku pada sendi – Kesulitan menggerakkan sendi, terutama di pagi hari atau setelah lama beristirahat.
- Kelelahan berlebihan – Rasa lelah yang tidak wajar meskipun tidak melakukan aktivitas berat.
- Penurunan berat badan – Beberapa penderita rematik mengalami penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.
Cara mengatasi rematik di usia muda
Jika Anda mengalami gejala rematik, beberapa langkah berikut dapat membantu mengatasi kondisi ini:
1. Konsultasi dengan dokter
Diagnosis dini sangat penting agar dapat menerima perawatan yang tepat dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
2. Pengobatan medis
Dokter mungkin akan meresepkan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), kortikosteroid, atau obat imunosupresan untuk mengurangi peradangan dan nyeri.
3. Terapi fisik dan olahraga
Melakukan latihan ringan seperti yoga, stretching, dan berenang dapat membantu menjaga fleksibilitas dan kekuatan sendi.
4. Pola makan sehat
Mengonsumsi makanan antiinflamasi seperti ikan berlemak, kacang-kacangan, sayuran hijau, dan buah-buahan dapat membantu mengurangi peradangan.
5. Menghindari pemicu peradangan
Kurangi konsumsi makanan tinggi gula, lemak jenuh, serta makanan olahan yang dapat memperburuk kondisi rematik. Menjaga berat badan ideal dan berhenti merokok karena merokok dan obesitas dapat memperparah peradangan pada pengidap rematik.
6. Kelola stres
Stres dapat memperburuk peradangan. Praktik relaksasi seperti meditasi, pernapasan dalam, atau hobi yang menyenangkan bisa membantu mengelola stres.
Rematik di usia muda jangan sampai diabaikan, hal ini dapat mengganggu produktivitas dan kualitas hidup. Dengan mengenali gejala lebih awal dan menerapkan pola hidup sehat, penderita rematik dapat mengelola penyakit ini dengan lebih baik. Jika Anda mengalami gejala yang mencurigakan, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis di Eka Hospital. Dokter-dokter kami siap memberikan bantuan untuk mengatasi berbagai penyakit sendi, seperti rematik hingga arthritis. Untuk mendapatkan informasi, segera buat janji dengan dokter lewat appointment center di 1-500-129 dan WA center 0889-1500-129.