Bayi baru lahir memiliki sistem kekebalan tubuh yang belum matang sehingga sangat berisiko terkena infeksi virus atau bakteri penyebab penyakit tertentu. Makanya sangat dianjurkan agar bayi diberikan imunisasi.
Imunisasi adalah pemberian vaksin untuk menciptakan sistem kekebalan tubuh terhadap penyakit tertentu. Vaksin adalah virus atau bakteri penyebab penyakit tertentu yang dimatikan atau dilemahkan.
Fungsi vaksin untuk membangun antibodi yang melindungi mereka dari tertular penyakit tertentu jika terkena penyakit yang sebenarnya.
Vaksin telah teruji dapat menurunkan angka kematian anak secara signifikan.
Imunisasi tidak hanya melindungi anak dari penyakit mematikan namun juga menjaga anak-anak tetap aman dengan menghilangkan atau mengurangi penyakit berbahaya yang biasa menyebar.
Selain melindungi anak-anak, imunisasi secara umum dapat melindungi kesehatan seluruh masyarakat. Ketika sudah banyak orang yang mendapatkan vaksin akan lebih sulit penyakit tersebut untuk menyebar dan menular kepada mereka yang belum diimunisasi.
Berikut ini jenis imunisasi pada anak dan jadwal pemberian vaksinnya:
1. Vaksin Hepatitis B
Vaksin hepatitis B dikenal sebagai vaksin anti kanker pertama yang mencegah hepatitis B, penyebab utama kanker hati di seluruh dunia. Vaksin ini untuk perlindungan seumur hidup terhadap penyakit hati kronis yang dapat dicegah.
Vaksin hepatitis B diberikan pertama kali setelah bayi baru lahir sebelum 24 jam. Namun jika berat badan bayi kurang dari 2000 gram bisa ditunda sampai usia 1 bulan. Vaksin ini selanjutnya diberikan pada usia 2, 3 dan 4 bulan.
2. Vaksin Polio
Polio adalah penyakit yang disebabkan virus polio yang menyebar dari orang ke orang dan menginfeksi sumsum tulang belakang sehingga menyebabkan kelumpuhan hingga kematian.
Polio tidak dapat disembuhkan namun dapat dicegah dengan vaksin yang aman dan efektif. Jenis vaksin polio adalah Inactivated polio vaccine (IPV) yang disuntikkan di lengan atau kaki. Jenis lain juga ada vaksin polio tetes atau Oral polio vaccine (OPV) yang diberikan melalui mulut.
Vaksin polio tetes diberikan sebanyak 4 kali yakni saat baru lahir dan usia 2,3,4 bulan. Sementara vaksin IPV diberikan 1 kali pada usia 4 bulan. Biasanya disuntikkan di bagian otot paha bayi.
3. Vaksin BCG
Vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guerin) diberikan untuk melindungi dari tuberkulosis atau TBC. Yakni sebuah infeksi serius yang menyerang paru-paru dan terkadang bagian tubuh lainnya, seperti otak (meningitis), tulang, persendian, dan ginjal.
Vaksin BCG diberikan pada bayi yang baru lahir atau sebelum berusia 1 bulan dengan disuntikkan ke dalam jaringan kulit pada lengan atas. Biasanya akan menyebabkan bengkak atau bekas luka kecil yang tidak bahaya.
4. Vaksin DPT
Vaksin DPT untuk mencegah difteri, pertusis, dan tetanus. Difteri dan pertusis menular dari orang ke orang. Tetanus masuk ke dalam tubuh melalui luka.
Vaksin DPT diberikan pada bayi usia 2,3 dan 4 bulan dengan jeda pemberian 1 bulan.
5. Vaksin PCV
Vaksin PCV akan melindungi dari penyakit pneumokokus disebabkan oleh bakteri yang disebut Streptococcus pneumoniae. Bakteri ini dapat menyebabkan infeksi pada paru-paru (pneumonia), telinga tengah (otitis media), selaput otak (meningitis), dan darah (bakteremia).
Vaksin PCV diberikan pertama pada usia 2 bulan, kemudian 4 bulan, 6 bulan dan booster pada usia 12-15 bulan.
6. Vaksin MMR
Vaksin MMR untuk mencegah penyakit campak, gondok, dan rubella.
Vaksin MR disuntikkan pada usia 9 bulan, dosis kedua umur 15-18 bulan, dosis ketiga umur 5-7 tahun. Bila sampai usia 12 bulan belum mendapat MR dapat diberikan MMR mulai usia 12–15 bulan, dosis kedua 5–7 tahun.
7. Vaksin rotavirus
Vaksin rotavirus untuk mencegah virus yang menyebabkan diare parah, muntah-muntah, demam, dan sakit perut. Anak-anak yang mengalami rotavirus dapat mengganggu tumbuh kembang anak.
Vaksin ini diberikan di usia 6 atau 8 bulan dengan dosis dua kali.
8. Tambahan vaksin lain
Anda mungkin khawatir akan terjadi efek samping dari imunisasi pada anak. seperti demam dan nyeri pada bagian tubuh yang disuntik. Namun tidak semua jenis imunisasi memberikan efek samping seperti itu.
Yang perlu diingat risiko efek samping lebih kecil dibandingkan risiko terkena penyakit berbahaya jika tidak divaksin.
Jika tidak divaksin sistem kekebalan tubuh anak akan lebih rentan terkena penyakit, mereka bisa sakit parah atau bahkan meninggal karena penyakit seperti campak, polio, dan batuk rejan.
Ancaman kematian akibat penyakit bukanlah satu-satunya konsekuensi medis dari melewatkan imunisasi.
Ibu hamil yang tidak mendapatkan vaksin dapat rentan terhadap penyakit yang dapat mempersulit kehamilannya. Anak tanpa vaksin juga akan membahayakan orang lain jika jatuh sakit karena menjadi bagian kelompok yang sistem kekebalannya lemah.
Anda yang membutuhkan imunisasi pada anak bisa membawanya ke RSIA Family dan Grand Family Hospital. Terdapat pelayanan untuk anak-anak yang berkualitas dengan dokter-dokter yang berpengalaman, profesional serta ramah.
Poliklinik Anak RSIA Family dan Grand Family Hospital
Poliklinik anak ini menyediakan pelayanan kesehatan berkualitas dengan dokter-dokter yang berpengalaman, profesional serta ramah.
Untuk menyenangkan anak-anak saat berobat, ruang poliklinik didesain khusus dengan melukis tokoh kartun pada dinding koridor serta tempat bermain di ruang tunggu. Ada juga ruang menyusui dan ruang ganti bayi di klinik.
Penyakit yang ditangani di poliklinik anak family hospitals antara lain:
Sementara itu pelayanan yang diberikan di poliklinik anak family hospitals sebagai berikut:
Jika Anda membutuhkan konsultasi terkait proses inseminasi, di RSIA Family dan Grand Family Eka Hospital bisa buat janji melalui layanan Appointment Center di 1-500-129 atau buat janji konsultasi dengan dokter via booking dokter Eka Hospital.
Eka Hospital App juga telah hadir untuk memudahkan proses pengobatan Anda, dapatkan sekarang disini.
Bagikan