Telinga merupakan organ tubuh yang secara tidak sadar akan dipakai setiap hari. Karena itu, Anda perlu menjaga kebersihan dan kesehatannya untuk mencegahnya dari penyakit telinga. Namun, Anda juga perlu mengetahui cara penanganan yang tepat saat mengalami gangguan pada telinga.
Secara umum, telinga dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga bagian dalam. Setiap bagian pun memiliki fungsinya masing-masing. Di samping itu, bagian-bagian telinga ini juga bisa mengalami gangguannya yang berbeda pula.
Gejala Penyakit Telinga
Penyakit telinga mungkin bisa sangat beragam. Namun, gejala yang muncul bisa sangat umum. Ketahui sejumlah gejala yang muncul saat terjadi gangguan pada telinga:
- Rasa sakit pada telinga
- Kehilangan sensitivitas pendengaran ringan
- Telinga kotor
- Gatal pada bagian telinga luar
- Demam
- Sakit kepala
- Selera makan menurun
- Mendengar suara berdengung
- Vertigo atau kehilangan keseimbangan
- Jenis Penyakit Telinga
Terdapat sejumlah penyakit telinga yang sering muncul. Kemunculannya pun bisa terjadi akibat banyak penyebab yang beragam. Ketahui jenis penyakit telinga sekaligus penyebabnya di bawah ini:
1. Otitis eksterna
Otitis eksterna adalah infeksi yang terjadi pada telinga bagian luar. Gangguan telinga ini sering juga disebut sebagai swimmer’s ear atau telinga perenang. Pasalnya, otitis eksterna terjadi karena ada air yang terjebak dalam saluran telinga sehingga telinga menjadi lembap dan menjadi media pertumbuhan jamur atau bakteri
Gangguan telinga ini memang paling sering muncul pada mereka yang sering berenang. Namun, otitis eksterna juga bisa menimpa siapa pun. Otitis eksterna ini memberikan rasa gatal pada telinga dan gatal saat mengunyah.
2. Otitis media
Penyakit telinga ini merupakan radang pada telinga bagian tengah. Gejala awal yang biasa muncul adalah sakit tenggorokan, hidung berair, dan demam. Otitis media paling sering dialami oleh anak-anak karena tabung eustachius yang menghubungkan hidung dan telinga masih sangat pendek dan datar.
Penyebab dari penyakit otitis media adalah terjadi penyumbatan oleh penumpukan cairan pada tabung eustachius. Gangguan ini bisa reda dengan sendirinya tanpa obat-obat khusus. Namun, untuk gejala yang lebih parah bisa dibantu dengan pemberian antibiotik.
3. Tinnitus
Gangguan ini membuat penderitanya seperti mendengar bunyi-bunyian secara terus-menerus. Hal ini terjadi karena ada kerusakan pada ujung saraf pendengaran di bagian telinga dalam. Penyebabnya bisa karena mendengar suara yang terlalu keras dalam waktu lama.
Tinnitus juga bisa muncul akibat bertambahnya usia. Untuk mengatasi atau menurunkan gejalanya, Anda bisa mulai melindungi telinga dari suara keras.
4. Glue ear
Penyakit telinga glue ear terjadi akibat otitis media berulang-ulang. Infeksi pada bagian tengah telinga ini membuat cairan terjebak di dalam sana. Hal ini membuat cairan tersebut mengental hingga menyerupai lem.
Gangguan ini membuat pendengaran menurun. Selain itu, tubuh pun menjadi sulit seimbang dan terasa ada tekanan di telinga. Untuk anak-anak, glue ear bisa mempengaruhi ucapan dan perilakunya. Segera temui dokter jika dirasakan adanya gejala glue ear.
5. Otitis interna
Penyakit otitis interna terjadi pada telinga bagian dalam dan bisa sangat mempengaruhi pendengaran. Para penderita gangguan ini sangat sulit menjaga keseimbangan tubuh. Gejala lain yang bisa muncul adalah pusing, mual, muntah, telinga berdesing, dan sakit.
Otitis interna terjadi akibat gangguan otitis media yang tidak terobati dengan tuntas. Hal ini memicu infeksi bakteri dan virus pada bagian telinga dalam.
6. Kotoran telinga
Cairan pada telinga merupakan kelenjar alami yang dihasilkan oleh tubuh. Cairan ini yang berperan untuk menjaga telinga dari debu dan partikel kecil supaya tidak masuk ke dalam telinga. Kelenjar ini pun akan terus diproduksi secara terus-menerus dan keluar dengan sendirinya bersama kotoran.
Namun, cairan telinga yang terlalu banyak juga bisa mempengaruhi pendengaran. Selain itu, sering menggunakan cotton bud juga dianggap sebagai penyebab dari gangguan penumpukan kotoran telinga.
7. Gendang telinga pecah
Gendang telinga merupakan selaput tipis yang memisahkan saluran telinga ke bagian tengah telinga. Penyakit ini bisa terjadi akibat banyak faktor, mulai dari mendengar suara yang terlalu keras, infeksi, hingga penggunaan cotton bud yang terlalu dalam. Gendang telinga pecah juga bisa disebabkan oleh cedera akibat sesuatu.
Gangguan ini bisa membuat telinga sangat sakit dan cairan dari telinga keluar. Pendengaran penderitanya pun akan terganggu, merasa pusing, serta kelapa seolah berputar.
8. Kolesteatoma
Kolesteatoma merupakan gangguan saat terjadi pertumbuhan jaringan kulit di bagian tengah dekat dengan gendang telinga. Kondisi ini membuat jaringan lain di sekitar telinga terganggu. Sensitivitas pendengaran pun akan menurun.
Gejala yang biasanya muncul adalah nyeri, telinga seperti tersumbat, keluar cairan dari dalam telinga. Bagian telinga penderita pun akan tercium aroma yang busuk. Bukan hanya itu, penderita kolesteatoma mengalami pelemahan otot wajah.
9. Labirinitis
Labirinitis merupakan peradangan yang terjadi di bagian dalam telinga. Peradangan disebabkan oleh bakteri atau virus. Gejalanya bisa muncul selama beberapa minggu. Namun, akan menghilang dengan sendirinya.
Penyakit labirinitis ini biasa muncul saat Anda terkena flu sehingga infeksi menyebar ke telinga bagian dalam. Gangguan ini membuat penderitanya pusing, mual, vertigo. Tidak jarang juga labirinitis membuat gangguan pada penglihatan.
10. Otosklerosis
Gangguan otosklerosis merupakan kondisi saat tulang-tulang penerima suara tidak bisa bekerja dengan baik. Hal yang terjadi adalah gelombang suara yang masuk tidak membuat tulang ini bergetar sehingga menurunkan sensitivitas pendengaran.
Penyebab otosklerosis belum diketahui secara pasti. Namun, biasanya penderita pernah mengalami campak atau memiliki orang tua yang juga mengalami gangguan serupa. Penyakit ini cenderung diderita oleh perempuan berusia 20—30 tahun dengan daya tahan tubuh lemah.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera temui dokter spesialis THT saat muncul satu atau dua gejala terkait dengan telinga. Lebih cepat gejala tersebut diredakan, makin minim juga risiko penyakit telinga yang lebih parah akan muncul.
Jika ditemukan adanya gangguan, dokter akan memberikan obat-obatan untuk meredakan gejala penyakit telinga. Selain itu, tindakan operasi juga bisa dilakukan saat penyakit telinga yang terjadi sudah terlalu parah.