Oleh dr. Widi Atmoko, Sp.U(K), dr. Andry Giovanny, Sp.U, dr. Regi Septian, Sp.U
Batu saluran kemih (BSK) merupakan ditemukannya batu akibat kristalisasi garam atau mineral di saluran kemih mulai dari ginjal, ureter, hingga kandung kemih. Di dunia, jumlah penderita BSK mencapai 7-13% dengan kemungkinan timbul berulang bisa mencapai 50% dalam 5 tahun. Dahulu kejadian BSK lebih banyak diderita laki-laki dibanding perempuan dengan puncak kejadian pada usia 40-60 tahun, meskipun akhir-akhir ini jumlahnya tidak terlalu berbeda antar jenis kelamin.
BACA JUGA : Mengenal Peran Dokter Andrologi dan Penyakit yang Ditanganinya
Kejadian BSK ini terutama terjadi akibat urin yang pekat, sehingga mineral dapat mengalami kristalisasi hingga terbentuk batu. Beberapa kondisi seperti dehidrasi, infeksi saluran kemih berulang, kelainan anatomi, riwayat keluarga, konsumsi obat tertentu dalam jangka waktu lama dapat meningkatkan risiko kejadian BSK.
Gejala dan Diagnosis Batu Saluran Kemih
Gejala batu saluran kemih beragam dan sebagian besar pasien dapat tidak memiliki gejala. Meski demikian, apabila batu menyebabkan penyumbatan maka dapat terjadi nyeri yang sangat hebat. Beberapa gejala lain yang dapat dirasakan adalah nyeri pada daerah pinggang, mual, muntah, darah dalam urin, kencing berpasir, nyeri saat buang air kecil, hingga demam. Untuk memastikan diagnosis, beberapa pemeriksaan tambahan yang mungkin dilakukan adalah pemeriksaan laboratorium (darah dan urin), dan pemeriksaan radiologi seperti ultrasonografi, foto rontgen, atau CT-Scan sesuai dengan kondisi masing-masing pasien.
Pilihan Terapi Batu Saluran Kemih
Terapi pilihan batu saluran kemih sangat beragam, mulai dari konservatif hingga terapi pembedahan. Untuk tindakan konservatif dengan obat-obatan yang dapat dilakukan adalah dengan Medical Expulsive Therapy (MET) atau pengobatan untuk membantu mengeluarkan batu atau pengobatan untuk melarutkan batu untuk batu murni asam urat. Apabila penggunaan terapi konservatif tidak memungkinkan, maka dilakukan terapi aktif yaitu dengan ESWL atau pembedahan sesuai dengan kondisi pasien. Berkat kemajuan teknologi, saat ini sebagian besar tindakan dilakukan secara minimal invasif. Terapi yang dapat dipilih adalah sebagai berikut
Pilihan Terapi Batu Saluran Kemih
Terapi pilihan batu saluran kemih sangat beragam, mulai dari konservatif hingga terapi pembedahan. Untuk tindakan konservatif dengan obat-obatan yang dapat dilakukan adalah dengan Medical Expulsive Therapy (MET) atau pengobatan untuk membantu mengeluarkan batu atau pengobatan untuk melarutkan batu untuk batu murni asam urat. Apabila penggunaan terapi konservatif tidak memungkinkan, maka dilakukan terapi aktif yaitu dengan ESWL atau pembedahan sesuai dengan kondisi pasien. Berkat kemajuan teknologi, saat ini sebagian besar tindakan dilakukan secara minimal invasif. Terapi yang dapat dipilih adalah sebagai berikut
1. ESWL / litotripsi dengan gelombang kejut
Dengan ESWL, batu dihancurkan menggunakan gelombang kejut melalui alat dari luar sehingga diharapkan dapat keluar bersamaan dengan urin. Tidak ada sayatan maupun alat yang dimasukkan ke tubuh pada saat tindakan. ESWL merupakan terapi non-invasif yang ideal terutama untuk batu ukuran kecil (umumnya < 2cm untuk batu ginjal) dan batu relative tidak keras.
Tindakan ini namun tidak dapat dilakukan bila hamil, ada gangguan pembekuan darah, tekanan darah tinggi tidak terkontrol, gagal ginjal, atau kondisi lain yang mengganggu aliran urin.
2. URS (Ureteroscopy) dan RIRS (Retrograde Intrarenal Surgery)
URS dan RIRS adalah tindakan dengan memasukkan teropong melalui lubang kencing dan menyusuri saluran kemih sehingga tidak ada sayatan. Terdapat dua jenis teropong yang dapat digunakan yaitu yang rigid (kaku) dan fleksibel. Teropong yang fleksibel (flexible ureteroscope) digunakan untuk batu ginjal, dan disebut dengan prosedur RIRS. Melalui teropong tersebut, batu di ginjal atau ureter dipecahkan menggunakan teknologi laser atau pemecah lainnya dan kemudian dikeluarkan. Prosedur ini paling cocok untuk batu yang lebih kecil namun tidak memungkinkan dilakukan ESWL
3. PCNL / Percutaneous Nephrolithotomy
PCNL merupakan terapi terbaik Untuk batu ginjal berukuran lebih dari 2 cm, PCNL dilakukan dengan membuat sayatan sekitar <1 cm pada kulit yang akan digunakan untuk melewatkan teropong untuk memecah dan mengeluarkan batu. Keberhasilan PCNL mencapai 95%.
4. Operasi terbuka
Pada kondisi yang sangat kompleks, operasi terbuka dapat menjadi pilihan, meskipun saat ini sudah sangat jarang dilakukan dan digantikan dengan terapi minimal invasif.
Pilihan Terapi Aktif BSK. A. ESWL, B. URS dan RIRS, C. PCNL
Untuk memilih terapi yang sesuai dengan kondisi Anda, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter Spesialis Urologi sehingga penanganan Anda lebih sesuai.
Referensi
- Sorokin I, Mamoulakis C, Miyazawa K, Rodgers A, Talati J, Lotan Y. Epidemiology of stone disease across the world. World J Urol. 2017 Sep;35(9):1301-1320
- Ziemba JB, Matlaga BR. Epidemiology and economics of nephrolithiasis. Investig Clin Urol. 2017 Sep;58(5):299-306.
- EAU. Information for patients : kidney and ureteral stones [Internet]. 2020.. Available from:
- Urology Care Foundation. Kidney stones; patient guide [Internet]. 2020 . https://www.urologyhealth.org/educational-resources/kidney-stones
- Ikatan Ahli Urologi Indonesia (IAUI). Panduan Penatalaksanaan Klinis Batu Saluran Kemih. Edisi Pertama. Jakarta: Ikatan Ahli Urologi Indonesia. 2018.