.jpg)
Benjolan di leher seringkali membuat khawatir. Namun tidak perlu langsung panik, ketahui dulu jenis penyebabnya. Sebagian besar benjolan di leher bersifat jinak, namun meski peluangnya kecil, hal ini bisa menjadi pertanda kanker. Kenali lebih lanjut penyebabnya.
Penyebab benjolan di leher
Ada beragam faktor yang dapat menyebabkan munculnya benjolan di leher. Beberapa penyebab umum meliputi:
- Pembengkakan kelenjar getah bening: Ini adalah penyebab paling sering, terutama saat terjadi infeksi seperti pilek, radang tenggorokan, atau infeksi telinga. Kelenjar getah bening adalah bagian penting dari sistem kekebalan tubuh yang berfungsi melawan infeksi. Saat bekerja lebih keras, kelenjar ini bisa membesar dan terasa seperti benjolan.
- Infeksi: Selain infeksi umum, seperti tonsillitis, faringitis, dan gondongan (mumps), infeksi spesifik seperti tuberkulosis (TB) atau infeksi bakteri tertentu juga dapat menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening di leher. Infeksi virus seperti HIV, rubella, herpes, dan mononukleosis juga dapat menyebabkan benjolan di leher.
- Kista: Kista adalah kantung berisi cairan yang bisa terbentuk di berbagai bagian tubuh, termasuk leher. Beberapa jenis kista di leher antara lain kista tiroid atau kista duktus tiroglosus.
- Tumor jinak: Pertumbuhan sel abnormal yang tidak bersifat kanker juga bisa menyebabkan benjolan. Contohnya adalah lipoma (tumor lemak) atau fibroma (tumor jaringan ikat).
- Gangguan tiroid: Kelenjar tiroid yang terletak di bagian depan leher dapat membesar (gondok) atau membentuk nodul (benjolan) akibat berbagai kondisi seperti hipertiroidisme, hipotiroidisme, atau penyakit tiroid autoimun.
- Kanker (ganas): Meskipun tidak selalu demikian, benjolan di leher juga bisa menjadi tanda adanya kanker. Kanker dapat berasal dari jaringan di leher itu sendiri (seperti kanker kelenjar getah bening, kanker tiroid, atau kanker laring) atau menyebar (metastasis) dari kanker di bagian tubuh lain.
Cara membedakan benjolan jinak dan ganas di leher
Penting untuk diingat bahwa diagnosis pasti hanya dapat ditegakkan oleh dokter melalui pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Namun, ada beberapa karakteristik benjolan yang dapat menjadi petunjuk awal:
|
Fitur Benjolan |
Cenderung Jinak |
Cenderung Ganas |
|
Ukuran |
Kecil hingga sedang, cenderung stabil atau mengecil |
Cenderung membesar dengan cepat |
|
Konsistensi |
Lunak, kenyal, atau sedikit keras |
Keras, padat, seperti batu |
|
Nyeri |
Seringkali terasa nyeri, terutama saat infeksi |
Biasanya tidak nyeri pada awalnya, bisa nyeri kemudian |
|
Pergerakan |
Mudah digerakkan di bawah kulit |
Sulit atau tidak dapat digerakkan, terfiksasi pada jaringan di bawahnya |
|
Jumlah |
Bisa tunggal atau Multiple (banyak) |
Seringkali tunggal |
|
Perubahan Kulit |
Tidak ada perubahan warna atau tekstur kulit |
Kulit di atas benjolan bisa kemerahan, meradang, atau bahkan luka |
|
Gejala Penyerta |
Gejala infeksi seperti demam, sakit tenggorokan |
Penurunan berat badan tanpa sebab jelas, keringat malam, suara serak yang menetap, kesulitan menelan atau bernapas |
|
Kecepatan Tumbuh |
Lambat |
Cepat |
Pemeriksaan dan diagnosis
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh dan mungkin merekomendasikan beberapa pemeriksaan penunjang untuk menentukan penyebab benjolan di leher, seperti:
- Pemeriksaan darah: Untuk mendeteksi adanya infeksi atau gangguan tiroid.
- USG leher: Untuk melihat gambaran benjolan dan jaringan sekitarnya.
- Biopsi: Pengambilan sampel jaringan dari benjolan untuk diperiksa di laboratorium (ini adalah cara pasti untuk menentukan apakah benjolan bersifat jinak atau ganas).
- CT Scan atau MRI: Jika diperlukan, untuk mendapatkan gambaran yang lebih detail.
Pengobatan
Pengobatan benjolan di leher akan sangat bergantung pada penyebabnya. Jika disebabkan oleh infeksi, biasanya akan sembuh dengan sendirinya atau dengan pengobatan antibiotik. Kista atau tumor jinak mungkin memerlukan pengangkatan melalui operasi jika menimbulkan keluhan. Untuk benjolan yang disebabkan oleh gangguan tiroid, pengobatan akan disesuaikan dengan jenis gangguannya. Jika benjolan terbukti ganas, penanganan akan melibatkan tim dokter spesialis dan mungkin meliputi operasi, kemoterapi, radioterapi, atau terapi target.
Kapan harus ke dokter?
Meskipun banyak benjolan di leher tidak berbahaya, penting untuk tidak menyepelekan kondisi ini. Segera periksakan diri ke dokter jika Anda mengalami salah satu atau lebih gejala berikut:
- Benjolan yang muncul tiba-tiba dan membesar dengan cepat.
- Benjolan yang terasa keras dan tidak dapat digerakkan.
- Benjolan yang tidak hilang setelah beberapa minggu, meskipun Anda tidak sedang sakit.
- Benjolan disertai dengan gejala lain seperti penurunan berat badan tanpa sebab jelas, demam berkepanjangan, keringat malam, suara serak yang menetap, kesulitan menelan atau bernapas.
- Adanya riwayat keluarga dengan penyakit kanker.
Jika Anda ragu apakah benjolan di leher berbahaya atau tidak, segera berkonsultasi ke Eka Hospital. Didukung oleh spesialis serta peralatan screening, Anda dapat melakukan pemeriksaan benjolan pada leher Anda dengan lebih seksama. Untuk mendapatkan informasi, segera buat janji dengan dokter lewat appointment center di 1-500-129 dan WA center 0889-1500-129..

