Memahami frekuensi buang air kecil normal dapat membantu mengetahui kondisi kesehatan Anda. Walau tidak selalu, buang air kecil yang terlalu sedikit ataupun terlalu banyak bisa menandakan adanya masalah kesehatan tertentu.
Asupan cairan yang Anda konsumsi juga turut mempengaruhi seberapa sering Anda buang air kecil dalam sehari.
Frekuensi buang air kecil yang normal
Umumnya, frekuensi buang air kecil yang normal adalah sekitar 6-8 kali dalam sehari.
Bila dihitung berdasarkan volume, seseorang akan buang air kecil sebanyak 800-2.000 mililiter dalam sehari jika asupan cairan Anda per hari sesuai dengan jumlah anjuran, yakni 1,5-2 liter per hari.
Buang air kecil di bawah enam kali masih terbilang normal selama Anda tidak mengalami gejala lainnya, seperti sakit saat buang air kecil.
Pada ibu hamil, frekuensi buang air kecil bisa jadi lebih sering karena perubahan hormon yang menyebabkan produksi urine jadi lebih banyak. Selain itu, tekanan pada kandung kemih juga membuat ibu hamil jadi lebih sering buang air kecil.
Sementara itu, bayi baru lahir biasanya buang air kecil setiap 1-3 jam sekali atau selambatnya 4-6 jam sekali.
Faktor yang mempengaruhi frekuensi buang air kecil
Frekuensi buang air kecil sangat tergantung pada asupan cairan yang kita konsumsi setiap harinya. Namun, ada beberapa faktor lainnya yang bisa menyebabkan jumlah buang air kecil dalam sehari mengalami perubahan, seperti:
- Usia
- Ukuran kandungan kemih
- Asupan cairan
- Konsumsi alkohol dan kafein
- Kondisi kesehatan tertentu, seperti diabetes dan infeksi saluran kencing
- Efek samping obat-obatan tertentu
Kondisi yang menyebabkan perubahan frekuensi buang air kecil
Perubahan frekuensi buang air kecil bisa jadi lebih sedikit, lebih banyak, atau lebih sering dari biasanya.
- Poliuria: kondisi ketika buang air kecil terlalu sering
- Nokturia: kondisi ketika frekuensi buang air kecil di waktu malam meningkat dan mengganggu waktu tidur
- Disuria: kondisi ketika buang air kecil terasa sakit dan jumlah urine yang dikeluarkan sedikit
Beberapa penyebab frekuensi buang air kecil normal jadi terganggu, antara lain:
1. Infeksi saluran kencing
Gejala utama infeksi saluran kencing (ISK) adalah anyang-anyangan (disuria). ISK akan membuat Anda sakit saat buang air kecil, sensasi tidak tuntas saat buang air kecil, keinginan buang air kecil lebih sering, tapi urine yang dikeluarkan sedikit.
ISK sering kali disebabkan oleh infeksi bakteri dan lebih umum terjadi pada wanita.
2. Kandung kemih overaktif
Ada banyak hal yang dapat menyebabkan kandung kemih overaktif dan membuat frekuensi buang air kecil jadi meningkat.
Ketidakseimbangan hormon, obesitas, dan kerusakan saraf bisa jadi penyebabnya.
3. Diabetes
Salah satu gejala diabetes adalah poliuria. Hal ini membuat Anda jadi lebih sering buang air kecil dibandingkan frekuensi orang normal.
Diabetes melitus dan diabetes insipidus sama-sama menyebabkan poliuria.
4. Kadar kalsium dalam darah
Urine diproduksi di ginjal. Kadar kalsium yang terlalu rendah atau terlalu tinggi dalam darah bisa mempengaruhi ginjal dalam memproduksi urine.
5. Masalah prostat
Pembesaran prostat dapat membuat frekuensi buang air kecil seseorang di bawah normal. Hal ini terjadi karena prostat yang bengkak menghambat aliran urine.
6. Obat-obatan
Beberapa obat memiliki efek samping terhadap frekuensi buang air kecil. Salah satunya adalah obat diuretik. Obat ini diberikan untuk mengatasi penumpukan cairan dalam tubuh dan membantu tubuh mengeluarkan cairan berlebih melalui urine.
Apabila dokter meresepkan obat ini, jangan menghentikannya tanpa berkonsultasi dengan dokter.
Kapan harus ke dokter?
Menjaga asupan cairan sebanyak 1,5 liter, berolahraga rutin, dan makan makanan gizi seimbang bisa membantu fungsi tubuh berjalan sebagaimana mestinya dan membuat frekuensi buang air kecil tetap normal.
Frekuensi buang air kecil di bawah atau di atas normal tidak selalu menandakan masalah kesehatan. Namun, Anda perlu waspada jika perubahan frekuensi buang air kecil disertai gejala, seperti:
- Nyeri punggung bawah
- Kencing berdarah
- Urine keruh
- Sakit saat buang air kecil
- Demam
- Kencing tidak lampias
- Tidak mampu menahan buang air kecil
- Sensasi terbakar saat buang air kecil
- Urine yang berbau sangat kuat
- Keputihan pada wanita atau keluarnya cairan pada laki-laki
Jika mengalami gejala di atas, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam atau spesialis Urologi . Dari sana, dokter dapat memberikan pengobatan ataupun melakukan pemeriksaan untuk mencari tahu penyebab frekuensi buang air kecil Anda berubah.
Anda juga bisa berkonsultasi ke Eka Hospital. Selain pengobatan, dokter juga dapat membantu memberikan konsultasi terkait panduan diet yang perlu Anda jalani. Hubungi Call Center kami di 1500129 atau layanan WhatsApp kami di 08118822564 untuk membuat janji temu