Cacar monyet merupakan penyakit langka yang disebabkan oleh virus zoonosis dan ditularkan pada manusia melalui hewan terutama di kawasan Afrika Tengah dan Barat. Cacar ini pertama kali ditemukan pada tahun 1958. Penularan diakibatkan oleh kontak dengan hewan yang terinfeksi seperti tikus atau hewan pengerat lainnya. Sampai dengan saat ini penularan antar manusia belum terbukti. Namun untuk kewaspadaan, kita harus menjaga diri untuk tidak melakukan kontak dekat dengan penderita yang diduga dapat menularkan melalui udara pernapasan, percikan ludah, luka kulit, atau objek yang terkontaminasi cairan tubuh penderita penyakit cacar monyet.
Umumnya gejala yang dialami oleh penderita penyakit ini adalah demam, nyeri, pembengkakan pada nodus limfa juga ruam pada kulit. Penyakit yang tergolong langka ini juga dapat menyebabkan komplikasi serius seperti pneumonia bahkan kematian. Sebelum menimbulkan gejala, cacar monyet biasanya mengalami masa inkubasi selama 6 sampai 16 hari.
Biasanya periode ini terbagi menjadi 2, yaitu periode invasi, dimana dalam kurun 5 hari sejak gejala dimulai pasien akan mengalami demam, sakit kepala intens, pembengkakan nodus limfa, nyeri punggung, nyeri otot hingga kekurangan energi. Periode selanjutnya yaitu periode erupsi kulit yang terjadi 1 sampai 3 hari setelah demam dimulai. Pada periode erupsi kulit, ruam mulai pertama kali muncul di area wajah dan menyebar ke seluruh tubuh, seperti telapak tangan dan kaki. Ruam bermula dari luka datar di area lapisan kulit dalam misalnya lapisan lubang hidung, telinga, bibir, hingga daerah kemaluan dan daerah anus. Selain itu luka juga bisa didapati di daerah kelopak mata dan kornea atau bola mata.
Luka akan berubah menjadi lepuhan kecil yang berisi cairan, lalu menjadi bintik dan akhirnya berkerak dalam waktu 10 hari. Luka yang meninggalkan bekas pada kulit ini memang cenderung lama untuk dapat menghilang. Diperlukan waktu kurang lebih selama 3 minggu untuk menghilangkan keropeng bekas luka meski pasien telah menjalani perawatan.
Sayangnya sampai saat ini belum ditemukan vaksin untuk menangani cacar monyet. Menurut pakar, vaksin variola dapat secara efektif mengobati jenis penyakit ini. Sebaiknya hindari interaksi dengan pasien penderita cacar monyet. Hindari pula kontak dengan hewan primata dan hewan pengerat lainnya. Selain itu selalu gunakan pakaian pelindung seperti sarung tangan ketika bersentuhan dengan hewan yang diduga membawa virus cacar monyet.