Home>Better Health>Ortopedi>Cedera Hamstring Pada Atlet: Penyebab dan Penanganan

Better Health

Cedera Hamstring Pada Atlet: Penyebab dan Penanganan

cedera hamstring

Cedera hamstring adalah salah satu cedera otot yang paling umum terjadi pada atlet, terutama pada olahraga yang melibatkan lari cepat, melompat, dan perubahan arah mendadak seperti sepak bola, atletik, basket, atau bulu tangkis. Otot hamstring terletak di bagian belakang paha dan terdiri dari tiga otot besar: semitendinosus, semimembranosus, dan biceps femoris. Fungsi utamanya adalah menekuk lutut dan meluruskan pinggul. Memahami cedera ini sangat penting untuk pemulihan yang efektif dan pencegahan berulang.

Penyebab cedera hamstring pada atlet

Cedera hamstring umumnya terjadi ketika otot diregangkan melebihi batasnya atau berkontraksi terlalu kuat secara mendadak. Berikut beberapa kegiatan yang dapat menyebabkannya.

  • Lari cepat (sprinting): Ini adalah penyebab paling umum, terutama pada saat ayunan kaki ke depan di mana otot hamstring meregang maksimal.
  • Percepatan dan berhenti mendadak: Perubahan kecepatan yang tiba-tiba menempatkan tekanan besar pada otot hamstring.
  • Gerakan menendang atau melompat: Membutuhkan kontraksi kuat dari otot hamstring.

Faktor risiko cedera hamstring

  • Kurangnya pemanasan dan pendinginan: Otot yang dingin dan tidak fleksibel lebih rentan terhadap cedera. Pemanasan membantu meningkatkan aliran darah dan elastisitas otot.
  • Ketidakseimbangan otot: Otot quadriceps (depan paha) yang jauh lebih kuat daripada hamstring dapat menyebabkan ketidakseimbangan, membuat hamstring bekerja terlalu keras.
  • Kelelahan: Otot yang lelah kehilangan kemampuannya untuk menyerap energi secara efektif dan rentan terhadap cedera. Ini sering terjadi di akhir pertandingan atau sesi latihan yang panjang.
  • Riwayat cedera hamstring sebelumnya: Cedera hamstring sebelumnya adalah prediktor terkuat untuk cedera berulang, terutama jika rehabilitasi tidak tuntas.
  • Fleksibilitas : Otot hamstring yang kaku atau kurang fleksibel memiliki rentang gerak yang terbatas dan lebih mudah cedera saat diregangkan.
  • Otot core yang lemah: Otot perut yang kuat membantu menstabilkan panggul dan pinggul, yang secara tidak langsung mendukung fungsi hamstring.
  • Usia: Atlet yang lebih tua mungkin memiliki risiko lebih tinggi karena penurunan elastisitas otot seiring bertambahnya usia.

Cara mencegah cedera hamstring

  • Pemanasan: Lakukan pemanasan yang melibatkan gerakan aktif (misalnya, leg swings, butt kicks, high knees) sebelum berolahraga.
  • Pendinginan dan peregangan rutin: Peregangan setelah berolahraga untuk menjaga fleksibilitas.
  • Beban latihan progresif: Tingkatkan intensitas, durasi, dan frekuensi latihan secara bertahap untuk menghindari overtraining.
  • Cukup Istirahat: Berikan waktu bagi otot untuk pulih setelah latihan intens.
  • Makan yang bergizi dan minum yang cukup
  • Perhatikan teknik: Pastikan teknik lari dan gerakan olahraga lainnya efisien dan benar.

Cedera Hamstring: Tingkat Ringan hingga Parah

Cedera hamstring diklasifikasikan berdasarkan tingkat keparahannya:

  • Tingkat 1 (Ringan): Regangan otot ringan. Rasa nyeri atau pegal, tetapi kekuatan dan rentang gerak biasanya tetap baik. Pemulihan relatif cepat (beberapa hari hingga 2 minggu).
  • Tingkat 2 (Sedang): Robekan sebagian serat otot. Nyeri yang lebih signifikan, pembengkakan, memar, dan kelemahan yang jelas. Mungkin ada celah yang terasa pada otot. Pemulihan bisa memakan waktu 3-6 minggu atau lebih.
  • Tingkat 3 (Parah): Robekan total otot atau tendon. Nyeri hebat, pembengkakan dan memar yang signifikan, serta ketidakmampuan untuk menggunakan otot sama sekali. Seringkali terdengar suara "pop" saat cedera terjadi. Pemulihan dapat memakan waktu 3 bulan hingga 1 tahun, dan mungkin memerlukan intervensi bedah.

Tahapan rehabilitasi cedera hamstring berdasarkan kedokteran olahraga

Rehabilitasi cedera hamstring harus mengikuti pendekatan berbasis bukti (evidence-based) untuk memastikan pemulihan yang optimal dan mencegah cedera berulang. Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga dan fisioterapis akan memandu Anda melalui tahapan berikut:

  1. Fase Akut (Pengurangan nyeri/pembengkakan):
    • RICE: Rest (istirahat), Ice (kompres es), Compression (kompresi), Elevation (elevasi).
    • Obat antiinflamasi non-steroid (OAINS) jika diperlukan untuk nyeri dan peradangan.
    • Latihan rentang gerak pasif yang ringan tanpa rasa sakit.
    • Tujuan: Mengurangi nyeri dan peradangan, serta melindungi area yang cedera.
  2. Fase pemulihan (pemulihan fleksibilitas dan kekuatan awal):
    • Peregangan hamstring yang progresif dan lembut, dimulai dari rentang gerak yang terbatas dan ditingkatkan secara bertahap.
    • Latihan penguatan isometrik (static holds) pada hamstring dan glutes.
    • Latihan aktivasi otot inti (core stabilization).
    • Latihan proprioseptif (keseimbangan) ringan.
    • Tujuan: Mengembalikan rentang gerak normal tanpa nyeri dan memulai penguatan otot.
  3. Fase fungsional:
    • Latihan penguatan hamstring dan glutes yang lebih berat (eccentric exercises, Nordic hamstring curls, Romanian deadlifts). Latihan eksentrik sangat penting karena melibatkan pemanjangan otot di bawah beban, yang mirip dengan mekanisme cedera dan membantu membangun ketahanan.
    • Latihan penguatan seluruh rantai posterior (punggung bawah, glutes, hamstring).
    • Latihan plyometric ringan (skipping, hopping) untuk meningkatkan kekuatan eksplosif.
    • Latihan spesifik olahraga yang dimodifikasi.
    • Tujuan: Mengembalikan kekuatan, daya tahan, dan kontrol otot yang mendekati normal.
  4. Fase kembali ke olahraga:
    • Ini adalah fase paling krusial dan harus dilakukan secara bertahap.
    • Latihan lari progresif: Dimulai dari jalan cepat, joging ringan, lari dengan kecepatan submaksimal, hingga sprinting penuh. Penekanan pada mekanika lari yang benar.
    • Latihan kelincahan: Gerakan lateral, shuttles, figure-eights.
    • Latihan Olahraga: Simulasi gerakan yang dibutuhkan dalam olahraga, seperti menendang bola, melompat untuk block, atau melesat ke arah shuttlecock.
    • Tes fungsional: Atlet akan menjalani serangkaian tes fungsional (misalnya, single leg hop test, tes kecepatan, tes agilitas) untuk menilai kesiapan mereka untuk kembali bermain.
    • Kriteria Return to Play: Tidak ada nyeri, kekuatan hamstring yang hampir simetris dengan sisi yang sehat, rentang gerak penuh, dan lulus tes fungsional spesifik olahraga.
    • Tujuan: Mengembalikan atlet sepenuhnya ke tingkat performa sebelum cedera dengan risiko cedera berulang yang minimal.

Program pemulihan cedera hamstring untuk atlet

Program pemulihan akan sangat tergantung pada kondisi masing-masing pasien, disesuaikan dengan tingkat cedera, olahraga yang ditekuni, dan respons tubuh atlet. Kuncinya adalah progresi bertahap dan patuh terhadap panduan profesional. Program ini akan mencakup kombinasi latihan kekuatan, fleksibilitas, keseimbangan, dan fungsional.

Cedera hamstring berulang pada atlet

Cedera hamstring yang berulang adalah masalah umum dan frustrasi bagi atlet. Penyebab utamanya seringkali adalah:

  • Kembali terlalu cepat: Atlet kembali bertanding sebelum otot benar-benar pulih dan siap menghadapi beban latihan.
  • Rehabilitasi yang tidak tuntas: Tidak menyelesaikan semua fase rehabilitasi, terutama penguatan eksentrik dan latihan spesifik olahraga.
  • Fokus hanya pada rasa sakit: Mengabaikan defisit kekuatan, fleksibilitas, atau kontrol gerak yang mungkin masih ada meskipun nyeri sudah hilang.
  • Tidak mengatasi faktor risiko awal: Kurangnya perhatian pada ketidakseimbangan otot, teknik yang buruk, atau manajemen beban latihan yang tidak tepat.
  • Kurangnya latihan pencegahan setelah pulih: Tidak melanjutkan program penguatan dan fleksibilitas sebagai bagian dari rutinitas latihan harian.

Peran kedokteran olahraga dalam menangani cedera hamstring atlet profesional

Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga (Sp.K.O) memainkan peran yang sangat penting dalam penanganan cedera hamstring pada atlet profesional. Berikut beberapa yang akan dilakukan oleh dokter olahraga.

  • Diagnosis akurat: Menggunakan pencitraan (USG, MRI) dan pemeriksaan fisik untuk menentukan tingkat keparahan dan lokasi cedera secara tepat.
  • Perencanaan penanganan komprehensif: Menentukan apakah cedera memerlukan penanganan konservatif atau, dalam kasus yang jarang dan parah (misalnya, avulsi tendon), rujukan untuk pembedahan.
  • Manajemen neban: Memberikan panduan tentang beban latihan yang aman dan progresif selama rehabilitasi untuk menghindari cedera berulang.
  • Memantau terapi: Secara rutin mengevaluasi kekuatan, fleksibilitas, dan fungsi atlet untuk memastikan kemajuan yang aman.
  • Keputusan Return to Play: Berdasarkan kriteria objektif dan tes fungsional, mereka memutuskan kapan atlet aman untuk kembali bertanding. Ini adalah keputusan yang kompleks dan membutuhkan pengalaman klinis yang mendalam.
  • Edukasi dan pencegahan: Mendidik atlet dan pelatih tentang strategi pencegahan dan pentingnya kepatuhan terhadap program rehabilitasi.
  • Konsultan: Memberikan saran tentang nutrisi, suplemen, dan hal-hal lain yang mendukung pemulihan atletik.

Di Eka Hospital, kami memahami bahwa setiap atlet ingin kembali ke lapangan secepat dan seaman mungkin. Tim Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga kami yang berpengalaman didukung oleh fasilitas diagnostik dan rehabilitasi yang lengkap, siap membantu Anda mengatasi cedera hamstring. Dengan pendekatan berbasis bukti, kami akan menyusun program pemulihan yang dipersonalisasi, mulai dari diagnosis akurat, terapi yang tepat, hingga panduan return to play yang aman, memastikan Anda dapat kembali berprestasi dengan risiko cedera berulang yang minimal.

Jangan tunda, konsultasikan cedera hamstring Anda dengan ahli kami di Eka Hospital untuk mendapatkan penanganan terbaik. Untuk mendapatkan informasi, segera buat janji dengan dokter lewat appointment center di 1-500-129 dan WA center 0889-1500-129.

Bagikan

  • ncbi.nlm.nih.gov, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC6189266/

    Diakses pada 3 September 2025

  • nhs.uk, https://www.nhs.uk/conditions/hamstring-injury/

    Diakses pada 3 September 2025

  • pubmed.ncbi.nlm.nih.gov, https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/35164536/

    Diakses pada 3 September 2025

  • sciencedirect.co, https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2666061X24001640

    Diakses pada 3 September 2025

EKA HOSPITAL

APPOINTMENT CENTER

menu1-500-129

Jam Operasional Layanan Telepon 06:00 - 22.00 WIB

Layanan Booking Mandiri 24 jam via Website

Copyright © 2025 Eka Hospital - All Rights Reserved