Home>Better Health>Urologi>Fimosis: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Better Health

Fimosis: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

fimosis

Fimosis adalah kondisi ketika kulup penis menjadi terlalu ketat sehingga tidak bisa ditarik ke belakang. Fimosis seringnya hanya dialami oleh laki-laki yang belum disunat.

Tergantung jenis yang dialami, fimosis dapat sembuh dengan sendirinya atau membutuhkan pengobatan di dokter.

Apa itu fimosis?

Fimosis adalah kondisi ketika kulup penis, yaitu kulit yang menutupi kepala penis, tidak bisa ditarik ke belakang. Hal ini akan menyulitkan Anda atau anak Anda ketika hendak buang air kecil ataupun membersihkannya.

Normalnya, kulup penis dapat dengan mudah ditarik ke belakang sehingga Anda dapat melihat seluruh kepala penis Anda.

Fimosis tidak selalu berarti berbahaya. Anak bayi laki-laki umumnya lahir dengan fimosis. Akan tetapi, seiring bertambahnya usia, kulup penis akan mulai mengendur sehingga Anda bisa menariknya ke belakang untuk membersihkannya.

Terdapat dua jenis fimosis yang dapat terjadi, yaitu:

  • Fimosis fisiologis. Jenis fimosis yang terjadi pada anak laki-laki dan akan sembuh dengan sendirinya ketika beranjak dewasa.
  • Fimosis patologis. Jenis fisiologis yang terjadi karena infeksi, peradangan, atau munculnya jaringan luka.

Fimosis dapat terjadi pada laki-laki yang belum disunat, baik anak-anak ataupun dewasa.

Gejala fimosis

Tanda utama fimosis pada anak laki-laki dan pria dewasa adalah kulup penis yang tidak dapat ditarik ke belakang karena menempel terlalu ketat.

Selain itu, beberapa tanda fimosis lainnya, seperti:

  • Ujung penis yang tampak seperti memiliki cincin yang mengelilingi
  • Warna kulup yang berubah jadi kemerahan, keunguan, atau kehitaman
  • Bengkak
  • Nyeri pada ujung penis
  • Sakit saat buang air kecil
  • Aliran urine yang lemah
  • Muncul darah pada urine
  • Keluar cairan tidak biasa dari penis dan berbau tidak sedap

Penyebab fimosis

Fimosis pada bayi adalah hal yang terhitung normal dan tidak membahayakan. Sebab, bayi baru lahir memang memiliki kulup penis yang ketat.

Seiring usianya bertambah, kulup penis akan mulai mengendur sehingga Anda atau anak Anda dapat menariknya untuk membersihkan.

Meski demikian, fimosis pada laki-laki dewasa adalah suatu tanda masalah kesehatan yang disebabkan oleh infeksi (termasuk penyakit menular seksual), peradangan, atau penyakit kulit.

Beberapa penyebab fimosis, antara lain:

  • Munculnya jaringan luka
  • Cedera atau trauma pada kulup penis (dapat terjadi karena ditarik paksa)
  • Penyakit kulit, seperti lichen sclerosus

Masalah kesehatan tertentu, seperti diabetes, juga bisa meningkatkan risiko Anda untuk mengalami fimosis.

Diagnosis

Biasanya, dokter dapat mendiagnosis fimosis hanya dengan melakukan pemeriksaan fisik. Kulup penis yang tidak bisa ditarik ke belakang adalah gejalanya yang paling khas.

Meski demikian, dokter bisa merekomendasikan beberapa pemeriksaan lain untuk mencari tahu penyebab infeksi yang mengakibatkan fimosis.

Beberapa tes laboratorium yang dapat dianjurkan, yaitu:

  • Urinalisis, tes urine
  • Kultur cairan abnormal dari penis

Pengobatan fimosis

Untuk fimosis yang terjadi pada bayi, tidak membutuhkan pengobatan apa pun. Sebab, kulup penis bayi akan mengendur dengan sendirinya seiring usianya bertambah.

Namun, untuk fimosis yang terjadi pada orang dewasa akibat infeksi membutuhkan pengobatan,. Pemberian salep langsung ke kepala penis adalah pengobatan utama yang dapat dokter berikan.

Antibiotik juga mungkin saja diberikan bila fimosis disebabkan oleh infeksi bakteri. Tanyakan pada dokter mengenai aturan minum antibiotik yang tepat.

Mengalami fimosis tidak selalu berarti Anda harus disunat. Akan tetapi, dokter akan menganjurkan prosedur sirkumsisi atau sunat jika:

  • Fimosis disebab oleh lichen sclerosus
  • Fimosis tergolong parah
  • Salep yang diberikan tidak memberikan hasil yang diharapkan
  • Hubungan seksual dan ejakulasi terasa menyakitkan
  • Fimosis terjadi berulang

Umumnya, setelah melakukan sunat untuk mengatasi fimosis, Anda akan mulai merasa membaik setelah 10 hari.

Bisakah seseorang terkena fimosis ketika sudah sunat?

Jika prosedur sunat dilakukan dengan benar dan memiliki hasil yang baik, kecil kemungkinan seseorang akan mengalami fimosis setelah sunat.

Anda mungkin saja mengalami fimosis lagi setelah sunat jika prosedur pengangkatan kulup penis tidak sempurna, seperti masih ada lapisan kulit yang tertinggal.

Kondisi ini disebut dengan fimosis sekunder.

Namun, metode sunat dengan teknologi kesehatan yang ada sekarang dapat semakin menurunkan risiko ini.

Komplikasi fimosis

Fimosis pada orang dewasa yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan sejumlah komplikasi, seperti:

  • Infeksi pada kulup penis yang menyebar ke saluran kemih
  • Parafimosis, kondisi ketika kulup “tersangkut” di belakang kepala penis
  • Balanitis atau peradangan pada kepala penis
  • Penyumbatan atau obstruksi saluran kemih
  • Robekan pada penis
  • Perdarahan

Cara mencegah fimosis

Melakukan sunat adalah salah satu cara paling efektif untuk mencegah fimosis. Selain itu, sunat juga membantu Anda dalam menjaga kebersihan penis lebih mudah.

Selain sunat, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mencegah fimosis:

  • Menarik kulup penis dengan lembut setiap kali buang air kecil
  • Menarik kulup penis dan membersihkan bagian di bawahnya setiap kali mandi
  • Membersihkan bagian yang tertutup kulup penis dengan air hangat  (jika ingin menggunakan sabun, pastikan memilih sabun yang lembut)
  • Keringkan area yang sudah dibersihkan dengan handuk

Sunat bukan satu-satunya cara menyembuhkan fimosis. Apalagi jika Anda belum memiliki keinginan untuk melakukannya.

Konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui opsi pengobatan fimosis apa saja yang Anda miliki.

Anda bisa mengunjungi Eka Hospital untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis urologi untuk mendapatkan penjelasan lengkap. Hubungi Call Center kami di 1500129 atau layanan WhatsApp kami di 08891500129 untuk membuat janji temu.

Bagikan

  • webmd.com, https://www.webmd.com/men/phimosis

    Diakses pada 5 November 2025

  • clevelandclinic.org, https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22065-phimosis

    Diakses pada 5 November 2025

  • health.harvard.edu, https://www.health.harvard.edu/a_to_z/phimosis-and-paraphimosis-a-to-z

    Diakses pada 5 November 2025

EKA HOSPITAL

APPOINTMENT CENTER

menu1-500-129

Jam Operasional Layanan Telepon 06:00 - 22.00 WIB

Layanan Booking Mandiri 24 jam via Website

Copyright © 2025 Eka Hospital - All Rights Reserved