Home>Better Health>Urologi>Litotripsi: Prosedur, Manfaat, dan Risiko

Better Health

Litotripsi: Prosedur, Manfaat, dan Risiko

ginjal

Batu ginjal adalah masalah kesehatan yang umum dan menyakitkan yang dapat menyerang siapa saja. Untungnya saat ini ada metode pengobatan yang lebih efektif dan minimal invasif. Salah satu terobosan penting dalam penanganan batu ginjal adalah litotripsi.

Memahami batu ginjal

Batu ginjal adalah endapan keras yang terbentuk dari mineral dan garam di dalam ginjal. Ukuran batu ginjal bervariasi, mulai dari sebutir pasir hingga sebesar bola golf. Batu ginjal dapat menyebabkan nyeri yang hebat saat bergerak dari ginjal melalui ureter (saluran yang menghubungkan ginjal ke kandung kemih) dan dapat menghambat aliran urin.

Fungsi litotripsi dalam penanganan batu ginjal

Litotripsi adalah prosedur medis non-invasif yang dirancang untuk memecah batu ginjal, batu ureter, atau bahkan batu kandung kemih. Tujuan utama litotripsi adalah untuk mengurangi ukuran batu sehingga fragmen-fragmen kecil tersebut dapat dengan mudah keluar dari tubuh melalui saluran kemih bersama dengan urin. Dengan demikian, litotripsi menawarkan alternatif yang signifikan dibandingkan dengan operasi terbuka tradisional yang lebih invasif.

Jenis-jenis litotripsi

Ada beberapa jenis litotripsi yang tersedia, masing-masing dengan mekanisme kerja yang berbeda:

  • Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL): ESWL adalah jenis litotripsi yang paling umum digunakan. Dalam prosedur ini, gelombang kejut dihasilkan di luar tubuh (extracorporeal) dan diarahkan ke batu ginjal. Gelombang kejut ini melewati kulit dan jaringan lunak hingga mencapai batu, menyebabkan batu tersebut pecah menjadi fragmen yang lebih kecil. ESWL efektif untuk batu ginjal yang berukuran kecil hingga sedang dan terletak di lokasi tertentu dalam ginjal atau ureter.
  • Ureteroscopy with Laser Lithotripsy: Ureteroscopy adalah prosedur yang melibatkan penggunaan ureteroscope, yaitu tabung tipis dan fleksibel yang dilengkapi dengan kamera dan serat optik. Ureteroscope dimasukkan melalui uretra (saluran yang membawa urin keluar dari kandung kemih) dan kandung kemih, kemudian naik ke ureter hingga mencapai batu. Setelah batu terlihat, energi laser dihantarkan melalui serat optik untuk memecah batu menjadi fragmen kecil. Ureteroscopy dengan laser lithotripsi sangat efektif untuk batu yang terletak di ureter atau ginjal, terutama batu yang lebih keras atau lebih besar.

Prosedur Litotripsi

Prosedur litotripsi bervariasi tergantung pada jenis litotripsi yang digunakan:

  • ESWL
    • Pasien biasanya berbaring di atas meja pemeriksaan.
    • Kulit di atas lokasi batu dibersihkan dan gel khusus dioleskan untuk membantu menghantarkan gelombang kejut.
    • Pasien mungkin diberikan obat penenang atau anestesi ringan untuk mengurangi rasa tidak nyaman selama prosedur.
    • Gelombang kejut dihasilkan oleh mesin ESWL dan diarahkan secara tepat ke batu menggunakan pencitraan sinar-X atau ultrasound.
    • Gelombang kejut memecah batu menjadi fragmen kecil.
    • Prosedur ini biasanya berlangsung sekitar 45 menit hingga satu jam.
  • Ureteroscopy with Laser Lithotripsy
    • Pasien diberikan anestesi, baik anestesi umum atau anestesi regional.
    • Ureteroscope dimasukkan melalui uretra dan kandung kemih ke dalam ureter atau ginjal.
    • Dokter bedah menggunakan kamera pada ureteroscope untuk melihat batu.
    • Energi laser dihantarkan melalui serat optik untuk memecah batu menjadi fragmen kecil.
    • Fragmen batu dapat dibiarkan keluar sendiri melalui urin atau diangkat dengan alat kecil melalui ureteroscope.
    • Setelah prosedur, pasien mungkin memerlukan pemasangan stent ureter (tabung kecil yang ditempatkan di dalam ureter untuk membantu drainase urin).

Manfaat litotripsi

Litotripsi menawarkan sejumlah keuntungan signifikan dibandingkan dengan prosedur bedah terbuka tradisional:

  • Non-invasif atau Minimal Invasif: Litotripsi tidak memerlukan sayatan bedah besar, sehingga mengurangi risiko komplikasi dan nyeri pasca operasi.
  • Nyeri Minimal: Prosedur litotripsi umumnya kurang menyakitkan daripada operasi terbuka.
  • Waktu Pemulihan Lebih Singkat: Pasien yang menjalani litotripsi biasanya mengalami waktu pemulihan yang lebih singkat dan dapat kembali ke aktivitas normal lebih cepat.
  • Rawat Jalan: Banyak prosedur litotripsi, terutama ESWL, dapat dilakukan sebagai prosedur rawat jalan, memungkinkan pasien untuk pulang pada hari yang sama.

Risiko dan komplikasi

Meskipun litotripsi umumnya aman, seperti semua prosedur medis, ada beberapa risiko dan komplikasi potensial yang perlu dipertimbangkan:

  • Nyeri: Nyeri ringan hingga sedang dapat terjadi setelah prosedur, terutama saat fragmen batu keluar dari tubuh.
  • Perdarahan: Perdarahan ringan dalam urin adalah hal yang umum terjadi setelah litotripsi.
  • Demam atau menggigil: Demam dan menggigil dapat terjadi pasca prosedur yang mengindikasikan adanya infeksi.
  • Infeksi: Ada risiko kecil terjadinya infeksi saluran kemih setelah prosedur.
  • Obstruksi ureter: Fragmen batu yang besar dapat menyumbat ureter, menyebabkan nyeri dan memerlukan prosedur tambahan.
  • Kerusakan ginjal: Meskipun jarang terjadi, litotripsi dapat menyebabkan kerusakan ginjal dalam kasus yang jarang.

Kapan sebaiknya prosedur litotripsi dilakukan?

Tidak semua orang dengan batu ginjal adalah kandidat yang cocok untuk litotripsi. Keputusan untuk menggunakan litotripsi didasarkan pada beberapa faktor, termasuk:

  • Ukuran, jumlah, dan lokasi batu: Litotripsi lebih efektif untuk batu yang berukuran kecil hingga sedang dan terletak di lokasi tertentu.
  • Jenis Batu: Beberapa jenis batu lebih mudah dipecah dengan litotripsi daripada yang lain.
  • Kondisi kesehatan pasien: Kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan, seperti penyakit ginjal atau gangguan pembekuan darah, dapat memengaruhi kelayakan litotripsi.
  • Anatomi saluran kemih: Kelainan anatomi saluran kemih tertentu dapat membuat litotripsi lebih sulit atau lebih berisiko.

Dokter akan melakukan evaluasi menyeluruh, termasuk pemeriksaan fisik, tes darah dan urin, serta pencitraan (seperti sinar-X atau CT scan), untuk menentukan apakah litotripsi adalah pilihan pengobatan yang tepat untuk setiap individu.

Perawatan setelah litotripsi

Setelah menjalani litotripsi, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk membantu pemulihan:

  • Minum air yang banyak: Minum banyak air membantu mengeluarkan fragmen batu dari tubuh.
  • Obat nyeri: Obat pereda nyeri dapat membantu mengurangi rasa tidak nyaman.
  • Saring urin: Menyaring urin dapat membantu mengumpulkan fragmen batu untuk analisis.
  • Ikuti instruksi dokter: Ikuti semua instruksi dokter mengenai obat-obatan, aktivitas, dan janji tindak lanjut.

Litotripsi adalah alternatif yang efektif dan kurang invasif dibandingkan operasi terbuka tradisional. Dengan berbagai jenis litotripsi yang tersedia, dokter dapat menyesuaikan pengobatan dengan kebutuhan spesifik setiap pasien. Jika Anda mengalami gejala batu ginjal, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendiskusikan pilihan pengobatan yang tepat, termasuk litotripsi.

Jangan ragu untuk berkonsultasi di Eka Hospital.  Dokter Spesialis urologi kami siap membantu mengatasi masalah Anda, termasuk tindakan litotripsi. Untuk mendapatkan informasi, segera buat janji dengan dokter lewat appointment center di 1-500-129 dan WA center 0889-1500-129.

Bagikan

  • healthline.com, https://www.healthline.com/health/lithotripsy#how-it-works

    Diakses pada 27 October 2025

  • healthline.com, https://www.healthline.com/health/ureteroscopy-with-laser-lithotripsy

    Diakses pada 27 October 2025

  • medicalnewstoday.com/, https://www.medicalnewstoday.com/articles/322355

    Diakses pada 27 October 2025

EKA HOSPITAL

APPOINTMENT CENTER

menu1-500-129

Jam Operasional Layanan Telepon 06:00 - 22.00 WIB

Layanan Booking Mandiri 24 jam via Website

Copyright © 2025 Eka Hospital - All Rights Reserved