.jpg)
Total knee replacement adalah salah satu prosedur yang dapat dilakukan untuk membantu mengatasi kerusakan sendi lutut yang menyebabkan nyeri dan bengkak. Seperti berbagai prosedur lainnya, operasi total knee replacement juga bisa mendatangkan risiko infeksi.
Apa Itu Total Knee Replacement (TKR)?
Sesuai namanya, total knee replacement adalah prosedur penggantian sendi lutut yang rusak. Prosedur ini disebut sebagai artroplasti.
Prosedur ini mengganti tulang dan sendi yang rusak, kemudian diganti dengan implan atau sendi buatan yang terbuat dari metal dan plastik.
Risiko Infeksi pada Tindakan TKR
Hampir semua prosedur bedah memiliki risiko infeksi. Total knee replacement juga tidak luput dari risiko infeksi tersebut.
Infeksi setelah tindakan total knee replacement dapat terjadi dalam waktu singkat pasca operasi atau bahkan tahunan setelahnya.
Risiko infeksi dapat meningkat karena beberapa faktor, mulai dari persiapan pre-operasi yang tidak optimal ataupun infeksi lain yang kemudian menyebar ke sendi lutut.
Seringnya, infeksi pasca total knee replacement yang terjadi bertahun-tahun setelah tindakan terjadi karena infeksi bakteri lain, seperti pneumonia, infeksi saluran kemih, atau bahkan infeksi pada rongga gigi dan mulut.
Bakteri ini kemudian dapat masuk ke aliran darah dan menginfeksi sendi lutut buatan yang Anda miliki.
Mengatasi infeksi akibat total knee replacement tergantung dari jenis infeksi yang terjadi. Terkadang, Anda mungkin membutuhkan prosedur bedah untuk mengatasi infeksi ini.
Jenis Infeksi pada Total Knee Replacement
Ada dua jenis infeksi yang dapat terjadi setelah tindakan TKR, yaitu:
1. Infeksi superfisial
Umumnya, ini adalah jenis infeksi yang terjadi dalam waktu dekat pasca operasi, sekitar 2-3 minggu setelah tindakan.
Infeksi biasanya terjadi hanya di permukaan kulit, di sekitar sayatan bekas operasi.
Pemberian obat seperti antibiotik mungkin dapat dilakukan. Namun, dokter juga dapat membuka sayatan lagi untuk membersihkan jaringan di sekitar sendi lutut baru.
Dokter dapat melakukan single stage revision untuk mengatasi kondisi ini. Artinya, sendi lutut buatan akan tetap berada di tempatnya.
Dokter juga akan melakukan serangkaian tes terlebih dulu untuk memastikan cara penanganan infeksi superfisial yang tepat untuk Anda.
2. Deep knee infection
Biasanya, jenis infeksi ini terjadi ketika sudah lewat sekitar 3-4 minggu pasca operasi atau bahkan tahunan.
Kondisi ini berarti bakteri juga telah menginfeksi sendi lutut buatan, sehingga penanganannya pun lebih kompleks daripada infeksi superfisial.
Umumnya, untuk mengatasi deep knee infection setelah operasi TKR, dokter akan melakukan “operasi ulang” pada sendi lutut untuk mengatasi infeksinya.
Di sini, dokter akan membongkar operasi terdahulu, mengambil implan sendi lutut dan menggantinya dengan implan sementara yang disebut dengan bone spacer. Bone spacer ini menyerupai implan sendi lutut tapi berfungsi untuk mengantarkan antibiotik pada jaringan lutut.
Setelah pengobatan dengan bone spacer selesai, dokter akan kembali melakukan bedah untuk mengambil implan sementara ini, kemudian menggantinya kembali dengan sendi lutut buatan yang baru.
Faktor yang Meningkatkan Risiko Infeksi
Bakteri yang berada di kulit di sekitar sayatan bekas operasi dapat menyebabkan Anda mengalami infeksi setelah menjalani tindakan total knee replacement. Selain itu, infeksi bakteri lain juga dapat muncul ketika daya tahan tubuh Anda lemah sehingga bakteri ini akan mengalir ke pembuluh darah menuju sendi lutut.
Beberapa hal yang bisa membuat risiko infeksi Anda meningkat, antara lain:
- Memiliki masalah gigi dan mulut yang tidak ditangani dengan baik
- Mempunyai kondisi yang memengaruhi sistem imun, seperti HIV, diabetes, kanker, dan autoimun
- Mengonsumsi obat yang dapat menekan sistem imun
- Gangguan aliran darah perifer
- Obesitas
Kapan Harus ke Dokter?
Penting bagi Anda memahami gejala infeksi setelah menjalani total knee replacement. Apalagi, infeksi juga bisa terjadi setelah bertahun-tahun lamanya pasca operasi.
Anda perlu segera kembali ke dokter yang menangani Anda bila mengalami beberapa gejala infeksi, seperti:
- Nyeri dan kaku pada sendi lutut yang sebelumnya berfungsi dengan baik
- Bengkak di sendi lutut
- Terasa hangat atau kemerahan di lutut atau sekitar bekas operasi
- Muncul cairan abnormal dari luka bekas operasi (nanah, darah, atau cairan lain)
- Demam, menggigil, dan keringat dingin
- Kelelahan
Anda bisa berkonsultasi dengan spesialis ortopedi kami di Gatam Institute Eka Hospital BSD, dr. Ricky Edwin P. Hutapea, Sp.OT (K) Hip and Knee, konsultan ortopedi lutut dan panggul.
Hubungi Call Center kami di 1500129 atau layanan WhatsApp kami di 08891500129 untuk membuat janji temu.

