Osteoporosis adalah salah satu kondisi yang umum terjadi pada wanita pasca menopause. Namun, tahukah Anda, bahwa selain osteoporosis, risiko penyakit jantung pada wanita juga dapat meningkat setelah menopause.
Terlebih pada wanita yang menopause, gejala penyakit jantung mungkin saja tidak begitu kentara, sehingga sering diartikan secara keliru. Bisakah kondisi ini dicegah?
Apakah Menopause Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung?
Ya, menopause memang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung pada wanita. Menurut US Cardiology Review, risiko penyakit jantung pada wanita dapat meningkat hingga empat kali lipat setelah menopause.
Hal tersebut kemungkinan besar disebabkan oleh menurunnya level estrogen di dalam tubuh.
Estrogen sendiri punya peran utama untuk mengatur siklus menstruasi dan kesuburan pada wanita. Namun, estrogen juga punya fungsi tambahan lain, yaitu untuk menjaga kesehatan jantung wanita, dengan cara:
- Meningkatkan kolesterol baik (HDL)
- Menurunkan angka kolesterol jahat (LDL)
- Menjaga pembuluh darah tetap elastis
- Meningkatkan atau melancarkan peredaran darah
- Membantu menangkal radikal bebas yang dapat merusak pembuluh darah atau jaringan lainnya
Dampak Penurunan Hormon Estrogen pada Jantung
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, Eka Hospital BSD, dr. Dewi Anggraeni Setyaningrum, Sp.JP, FIHA menyebutkan, kadar estrogen normal dapat memberikan perlindungan alami untuk jantung wanita.
Namun, begitu mencapai usia menopause, yang dapat dimulai di usia 45 tahun, kadar estrogen yang turun drastis meningkatkan risiko penyakit jantung.
Beberapa dampak penurunan kadar hormon estrogen pada jantung wanita, antara lain:
- Kenaikan berat badan akibat metabolisme lemak yang terganggu
- Risiko peningkatan kadar kolesterol dalam tubuh
- Kadar gula dalam darah yang lebih sulit dikendalikan dan meningkatkan risiko diabetes, yang juga berujung pada naiknya risiko sakit jantung
- Kenaikan tekanan darah karena pembuluh darah yang lebih kaku
- Risiko penumpukan lemak di sekitar jantung
Gejala Sakit Jantung pada Wanita
dr. Dewi Anggraeni Setyaningrum, Sp.JP, FIHA mengatakan, gejala sakit jantung pada wanita cenderung tidak begitu signifikan, seperti gejala yang umum muncul pada pria.
Dibandingkan nyeri dada, gejala sakit jantung pada wanita yang lebih umum muncul, antara lain:
- Mudah lelah
- Jantung berdebar
- Sesak napas
Mual atau rasa tidak nyaman di ulu hati juga dapat terjadi sebagai salah satu gejala penyakit jantung pada wanita. Namun, terkadang, ini disalahartikan sebagai gejala sakit maag.
Cara Mencegah Penyakit Jantung pada Wanita
Menurunnya kadar estrogen pada wanita saat menopause adalah suatu hal yang alami dan tidak dapat dicegah. Meski begitu, faktor risiko utama penyakit jantung berasal dari gaya hidup.
Artinya, ada beberapa hal yang masih dapat Anda lakukan untuk menurunkan risiko sakit jantung.
Beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mencegah penyakit jantung pada wanita setelah menopause, antara lain:
- Berhenti merokok atau menghindari asap rokok
- Mempertahankan berat badan ideal
- Menghindari atau membatasi makanan tinggi lemak jenuh
- Perbanyak konsumsi serat dari buah dan sayur
- Berolahraga rutin 30 menit setiap harinya atau 150 menit dalam seminggu
- Mengendalikan kadar gula darah dan tekanan darah
Selain itu, penting pula bagi Anda untuk memeriksakan diri secara rutin ke dokter, terutama setelah menopause.
Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah Anda memiliki peningkatan faktor risiko sakit jantung setelah menopause atau tidak.
Anda dapat berkonsultasi ke dokter spesialis jantung Eka Hospital BSD, dr. Dewi Anggraeni Setyaningrum, Sp.JP, FIHA. Hubungi Call Center kami di 1500129 atau layanan WhatsApp kami di 08891500129 untuk membuat janji temu.
