Saat musim hujan tiba, risiko kesehatan tertentu ikut meningkat, salah satunya adalah Leptospirosis. Penyakit ini sering kali disebut "penyakit kencing tikus" karena penularannya yang erat kaitannya dengan air dan lingkungan yang kotor. Mengenal Leptospirosis, gejalanya, dan cara penanganannya sangat penting, terutama bagi Anda yang tinggal di area rawan banjir.
Apa itu leptospirosis?
Leptospirosis adalah penyakit infeksi bakteri yang disebabkan oleh bakteri Leptospira. Bakteri ini dapat hidup di dalam ginjal hewan (terutama tikus, anjing, dan ternak) dan dikeluarkan melalui urine mereka. Infeksi ini bisa terjadi saat bakteri masuk ke dalam tubuh melalui luka terbuka, goresan pada kulit, atau melalui selaput lendir seperti mata, hidung, atau mulut, setelah kontak dengan air atau tanah yang terkontaminasi.
Risiko meningkat saat banjir
Leptospirosis rentan terjadi saat terjadi banjir maupun sesudahnya. Alasannya karena :
- Kontaminasi meluas: Air banjir bercampur dengan selokan, tanah, dan yang paling penting, urine dari tikus dan hewan lain yang terinfeksi. Kontaminasi ini menyebar ke area yang luas.
- Kontak langsung: Saat banjir, masyarakat terpaksa berjalan atau beraktivitas di genangan air. Bakteri Leptospira dapat bertahan hidup di air yang tergenang.
- Luka terbuka: Kulit yang terendam dalam waktu lama cenderung lebih lunak dan rentan. Bahkan luka kecil atau lecet yang tidak terlihat dapat menjadi pintu masuk bagi bakteri saat bersentuhan dengan air banjir.
Gejala leptospirosis
Masa inkubasi Leptospirosis berkisar antara 2 hingga 30 hari. Gejalanya seringkali menyerupai flu ringan, sehingga banyak orang mengabaikannya. Berikut ini beberapa gejalanya:
- Demam tinggi mendadak.
- Sakit Kepala hebat.
- Nyeri Otot hebat, terutama di betis dan punggung.
- Mual, muntah, dan diare.
- Mata merah
Jika Anda mengalami gejala mirip flu setelah kontak dengan air banjir, segera cari pertolongan medis.
Risiko bila leptospirosis tidak ditangani
Jika infeksi Leptospirosis diabaikan atau penanganannya terlambat, kondisi dapat berkembang menjadi serius dan berpotensi mengancam nyawa. Infeksi dapat berkembang menjadi Penyakit Weil, yaitu bentuk Leptospirosis yang parah.
Komplikasi serius yang mungkin terjadi adalah:
- Gagal ginjal akut: Kerusakan parah pada ginjal yang membutuhkan tindakan cuci darah.
- Gagal hati: Kerusakan fungsi hati yang ditandai dengan kulit dan mata yang sangat kuning.
- Pendarahan paru-paru: Kondisi paru-paru yang menyebabkan batuk darah atau kesulitan bernapas yang fatal.
- Meningitis: Peradangan pada selaput otak dan saraf tulang belakang.
Leptospirosis yang parah memiliki tingkat kematian yang cukup tinggi, sehingga kecepatan dalam diagnosis dan pemberian antibiotik sangat menentukan keberhasilan pengobatan.
Segera ke dokter
Jangan pernah menyepelekan gejala mirip flu setelah terpapar lingkungan yang banjir. Deteksi dini dan pengobatan yang tepat dapat mencegah perkembangan penyakit ke fase yang mengancam nyawa.
Untuk diagnosis dan penanganan Leptospirosis, Anda dapat berkonsultasi dengan dr. Fauzan Illavi Sp.PD, Dokter Spesialis Penyakit Dalam di Eka Hospital Depok. Beliau siap membantu mengidentifikasi dan memberikan terapi antibiotik yang sesuai untuk memastikan pemulihan Anda berjalan optimal. Segera buat janji dengan dokter lewat appointment center di 1-500-129 dan WA center 0889-1500-129.