Home>Better Health>Info Kesehatan>Spermatokel: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Better Health

Spermatokel: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

spermatokel

Spermatokel adalah kista yang muncul di epididimis. Epididimis sendiri merupakan organ yang berfungsi untuk menampung dan menyalurkan sperma.

Kista sperma umumnya bersifat jinak dan tidak menyebabkan rasa sakit. Meski demikian, ukurannya bisa bertambah besar dan menyebabkan rasa tidak nyaman sehingga mungkin membutuhkan operasi untuk mengatasinya.

Apa itu spermatokel?

Spermatokel adalah kondisi terbentuknya kista di epididimis. Epididimis ini terletak di dari bagian atas testis dan membentang hingga ke bagian belakang testis. Epididimis berada di masing-masing testis.

Kista adalah kantung yang berisi cairan. Kista ini bisa terbentuk di bagian atas testis ataupun bagian belakang. Cairan yang memenuhi kista juga dapat berisi sperma.

Kondisi ini juga dikenal dengan sebutan kista epididimis.

Kista yang muncul di epididimis umumnya tidak memengaruhi kemampuan Anda dalam memiliki anak. Namun, jika ukurannya membesar dan membuat Anda merasa tidak nyaman, kista perlu diangkat.

Gejala spermatokel

Spermatokel atau kista epididimis biasanya tidak menyebabkan rasa sakit. Ukurannya pun cenderung kecil dan tidak bertambah dengan cepat.

Beberapa orang yang memiliki kista epididimis mungkin tidak menyadari dirinya memiliki kondisi ini.

Meskipun begitu, setiap orang mungkin saja memiliki pengalaman yang berbeda. Gejala juga biasanya muncul ketika ukurannya bertambah besar.

Berikut ini sejumlah gejala yang mungkin menjadi tanda spermatokel:

  • Sakit atau rasa tidak nyaman pada testis
  • Testis terasa berat akibat ukuran kista epididimis
  • Bagian belakang atau atas testis yang terasa penuh
  • Testis membengkak
  • Muncul benjolan sebesar kacang polong di testis
  • Bila ukurannya sangat besar, spermatokel dapat tampak seperti testis ketiga
  • Permukaan benjolan terasa halus dan keras

Penyebab spermatokel

Saat ini tidak diketahui secara pasti penyebab spermatokel. Beberapa ahli berpendapat bahwa penumpukan sperma di saluran sperma bisa menyebabkan terbentuknya kista.

Meski demikian, tidak diketahui juga penyebab sperma dapat menumpuk.

Sumbatan atau peradangan yang terjadi di saluran epididimis juga diduga bisa meningkatkan risiko terjadinya spermatokel.

Diagnosis

Kista epididimis jarang menimbulkan gejala. Itu sebabnya, diagnosis spermatokel bisa saja terjadi secara tidak sengaja ketika Anda memeriksakan diri untuk tujuan lain.

Dokter dapat melakukan pemeriksaan fisik dengan meraba area testis Anda untuk memeriksa keberadaan benjolan.

Untuk memastikannya, beberapa prosedur juga dapat dilakukan, seperti:

  • Transiluminasi. Pemeriksaan menggunakan cahaya ke testis Anda untuk melihat apakah massa yang muncul merupakan cairan (kista) atau jaringan (tumor).
  • USG. USG dilakukan bila transiluminasi tidak dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai benjolan yang muncul di testis.
  • Tes laboratorium. Tes urine atau tes darah dapat dilakukan bisa muncul nyeri testis untuk mengetahui penyebab nyeri dan melihat ada tidaknya peradangan.

Selain itu, Anda juga dapat melakukan pemeriksaan testis sendiri untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada testis lebih dini.

Pengobatan

Spermatokel umumnya tidak dapat hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan. Meski demikian, kebanyakan kasus spermatokel yang terjadi mungkin tidak membutuhkan pengobatan.

Secara umum, ukuran kista epididimis cenderung stabil dan tetap kecil, sehingga gejalanya juga tidak kentara.

Spermatokel mungkin membutuhkan pengobatan ketika ukurannya membesar dan mulai menimbulkan gejala yang mengganggu.

Operasi, atau spermatokelektomi, adalah pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi  spermatokel. Prosedur ini memungkinkan dokter untuk menguras cairan yang ada di dalam kista.

Pada beberapa kasus, dokter juga mungkin mengangkat sebagian epididimis. Prosedur ini dinamakan epididimektomi.

Pencegahan

Berhubungan penyebabnya tidak diketahui, tidak ada cara pasti untuk mencegahnya.

Meski demikian, Anda bisa melakukan pemeriksaan testis mandiri di rumah agar bisa menyadari [perubahan yang ada lebih awal.

Cara untuk melakukan pemeriksaan testis mandiri adalah sebagai berikut:

  • Berdiri di depan cermin dan perhatikan tekstur kulit skrotum.
  • Periksa masing-masing testis dengan kedua tangan.
  • Letakkan telunjuk dan jari tengah di bawah testis, sedangkan jempol di atas buah zakar
  • Putar perlahan testis. Testis normal umumnya terasa halus, berbentuk oval, dan agak padat.

Testis yang sedikit lebih besar sebelah masih terhitung normal. Anda juga mungkin akan menyadari adanya “tali” yang mengarah ke atas dari bagian atas testis. Ini juga normal.

Pemeriksaan testis sebaiknya dilakukan ketika Anda mandi air hangat atau setelahnya. Sebab, suhu hangat akan membantu skrotum lebih relaks.

Ini membuat Anda lebih mudah menemukan kejanggalan jika ada.

Untuk memeriksakan kondisi ini, Anda bisa menemui dokter urologi.

Anda dapat mengunjungi Eka Hospital untuk membuat janji dengan dokter urologi terbaik yang kami miliki. Hubungi Call Center kami di 1500129 atau layanan WhatsApp kami di 08891500129 untuk membuat janji temu.

Bagikan

  • mayoclinic.org, https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/spermatocele/symptoms-causes/syc-20377829

    Diakses pada 29 October 2025

  • mayoclinic.org, https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/spermatocele/diagnosis-treatment/drc-20377833

    Diakses pada 29 October 2025

  • clevelandclinic.org, https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17492-spermatocele

    Diakses pada 29 October 2025

EKA HOSPITAL

APPOINTMENT CENTER

menu1-500-129

Jam Operasional Layanan Telepon 06:00 - 22.00 WIB

Layanan Booking Mandiri 24 jam via Website

Copyright © 2025 Eka Hospital - All Rights Reserved