Adegan seseorang yang tiba-tiba tumbang karena mengalami serangan jantung setelah mengalami peristiwa emosional bukanlah hal baru di televisi ataupun film-film.
Namun, sebenarnya, apakah benar kondisi emosional seseorang, terutama yang terjadi secara tiba-tiba dan mengejutkan, benar-benar dapat menyebabkan seseorang mengalami serangan jantung yang berakibat fatal?
Simak penjelasan lengkap dari dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Eka Hospital Cibubur, dr. Zakky Hazami, Sp.JP, FIHA, dalam artikel ini.
Apakah Emosi Bisa Menyebabkan Serangan Jantung?
Sederhananya, emosi yang tinggi memang dapat merangsang serangan jantung. Terutama pada orang-orang yang sudah memiliki riwayat penyakit jantung koroner dengan penumpukan plak.
Hal ini terjadi karena emosi yang tinggi, seperti marah, cemas, dan kesedihan yang hebat dapat memengaruhi tekanan darah sehingga membuat aliran dalam di tubuh menjadi lebih cepat.
Orang yang punya riwayat penyakit jantung koroner, mungkin saja telah memiliki penumpukan plak di pembuluh darahnya. Saat mengalami emosi negatif yang tiba-tiba, aliran darah ini menjadi lebih cepat, sehingga potensi plak di pembuluh darah terlepas menjadi lebih besar.
Lepasnya atau pecahnya plak di pembuluh darah dapat mengalir di aliran darah, mempersempit, atau bahkan menyumbat seluruhnya aliran darah. Jika sumbatan plak tersebut terjadi di pembuluh darah jantung, terjadilah serangan jantung.
Hal tersebut juga diperkuat dengan sebuah penelitian yang dilakukan pada 2021 oleh para peneliti di National Institute of Health. Penelitian tersebut menyebutkan bahwa sekitar 1 dari 6 orang punya risiko serangan jantung 2 kali lebih tinggi ketika mengalami guncangan emosional.
Hal itu pula yang meningkatkan risiko mereka mengalami serangan jantung di masa mendatang.
Hubungan antara Stres Emosional dan Kesehatan Jantung
Stres sejak dulu sudah diketahui jadi salah satu faktor risiko untuk beberapa kondisi kesehatan tertentu, tak terkecuali kesehatan jantung.
Bukan hanya emosi negatif yang muncul secara tiba-tiba, stres kronis juga bisa mempengaruhi kesehatan jantung secara keseluruhan dalam jangka panjang.
Stres dapat menyebabkan berbagai dampak kesehatan, salah satunya adalah keinginan makan berlebihan. Kondisi ini dapat berujung pada obesitas yang dapat mempengaruhi kesehatan jantung dan pembuluh darah.
Selain itu, stres kronis juga bisa meningkatkan peradangan dalam tubuh yang dapat meningkatkan risiko pembentukan plak di arteri. Itu sebabnya, stres jadi salah satu faktor yang meningkatkan risiko sakit jantung.
Stres juga dapat meningkatkan respons tubuh “fight or flight” akibat keluarnya hormon adrenalin. Hal inilah yang menyebabkan Anda memiliki denyut nadi yang cepat, detak jantung cepat, dan tekanan darah naik.
Jika terjadi dalam jangka panjang, kondisi tersebut dapat meningkatkan risiko sakit jantung.
Bisakah Emosi Sebabkan Serangan Jantung pada Orang Sehat?
Orang yang telah memiliki riwayat sakit jantung memang punya risiko serangan jantung yang lebih besar ketika mengalami emosi yang terjadi tiba-tiba. Lantas, bisakah orang tanpa riwayat sakit jantung mengalami serangan jantung ketika emosi?
Risikonya tetap ada. Kondisi ini disebut juga dengan takotsubo kardiomiopati atau stres kardiomiopati. Beberapa juga menyebutnya sebagai sindrom patah hati (broken heart syndrome).
Ini adalah jenis serangan jantung yang terjadi karena ledakan emosi yang cukup besar, baik itu karena kemarahan, kesedihan mendalam, atau bahkan peristiwa yang menggembirakan ekstrem.
Jenis serangan jantung ini dapat terjadi pada siapa pun, termasuk orang yang tidak memiliki riwayat penyakit jantung sebelumnya. Sebab, ini adalah tipe serangan jantung yang tidak melibatkan luruhnya plak atau penyumbatan pembuluh darah.
Ini umumnya dialami oleh wanita yang kerap memiliki masalah psikologis.
Bagaimana Membedakan Keduanya?
Bagi orang yang punya riwayat sakit jantung, rasa tidak nyaman di dada yang muncul saat terjadi luapan emosi mungkin saja serangan jantung. Namun, ini juga dapat terjadi pada mereka yang tidak memiliki riwayat sakit jantung sama sekali.
Gejala yang dialami cenderung serupa dan sulit dibedakan. Itu sebabnya, untuk mengetahuinya, diperlukan pemeriksaan kesehatan yang lebih lengkap, seperti:
- Tes darah untuk mengetahui tanda-tanda sakit jantung
- Angiografi untuk melihat ada tidaknya penyumbatan arteri koroner
Jika Anda mengalami nyeri dada berulang, termasuk ketika mengalami luapan emosi, cobalah periksakan diri ke dokter.
Anda dapat berkonsultasi ke dr. Zakky Hazami, Sp.JP, FIHA yang berpraktik di Eka Hospital Cibubur. Anda dapat menghubungi Call Center kami di 1500129 atau layanan WhatsApp kami di 08891500129 untuk membuat janji temu.