Konsumsi gula berlebihan telah diamini banyak membawa masalah kesehatan, termasuk pada anak. Bukan sekadar sugar rush, dampak kelebihan gula pada anak nyatanya lebih serius dari itu.
Tanpa pengawasan yang tepat, kualitas anak yang mengonsumsi gula berlebih di masa kecil akan merisikokan kualitas hidupnya di masa dewasa.
Dampak kelebihan gula pada anak
Gula memang dibutuhkan anak sebagai sumber energi. Akan tetapi, tentu saja ini ada batasannya.
Gula tambahan yang dianjurkan untuk anak berusia 2 tahun ke atas adalah sebanyak 25 gram atau setara dengan 6 sendok teh. Sementara, anak di bawah 2 tahun tidak dianjurkan mendapatkan gula tambahan.
Artinya, gula yang didapatkan anak sebaiknya hanya berasal dari karbohidrat atau gula alami dari sayur dan buah.
Berikut ini adalah beberapa dampak kelebihan gula pada anak:
1. Kerusakan gigi
Kerusakan gigi mungkin tampaknya adalah dampak kelebihan gula pada anak yang paling ringan. Padahal tidak.
Gula bisa membuat lingkungan mulut menjadi asam. Ini adalah kondisi yang tepat untuk bakteri di mulut berkembang biak dan menyebabkan kerusakan gigi dan gigi berlubang.
Kerusakan gigi anak bisa menyebabkan gigi anak tanggal sebelum waktunya. Hal ini tentu akan memengaruhi bentuk rahang anak.
Proses mengolah makanan di mulut juga mungkin saja terganggu. Selain itu, anak juga dapat mengalami sakit gigi yang membuatnya rewel atau bahkan sering tidak masuk sekolah karena sakitnya.
2. Kelebihan berat badan
Anak kecil yang gemuk mungkin terlihat lebih menggemaskan. Akan tetapi, hal ini tidak selalu berarti sehat.
Anak yang mengonsumsi gula berlebihan cenderung memiliki risiko kenaikan berat badan yang tidak sesuai dengan seharusnya, alias obesitas.
Hal ini karena gula berlebihan yang dimakan anak akan disimpan oleh tubuh dalam bentuk lemak. Gula juga memengaruhi hormon yang mengendalikan nafsu makan dan rasa kenyang, Makan terlalu banyak gula dapat meningkatkan hormon ghrelin yang membuat rasa lapar terus meningkat sekaligus menurunkan kadar hormon yang mengendalikan nafsu makan, sehingga anak akan terus merasa lapar yang berisiko terjadinya obesitas.
Obesitas sendiri telah dikaitkan dengan berbagai risiko penyakit metabolik, seperti diabetes.
3. Berisiko diabetes tipe 2
Dampak kelebihan gula pada anak adalah obesitas. Dan seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, anak yang memiliki berat badan berlebih lebih rentan mengalami diabetes tipe 2.
Diabetes tipe 2 adalah jenis diabetes yang terjadi akibat tubuh tidak lagi merespons insulin dengan baik atau pankreas yang kemudian hanya menghasilkan sedikit insulin.
Hal itu dapat terjadi karena pankreas “lelah” harus mengolah gula berlebih dalam jangka waktu lama. Akibatnya, fungsinya menurun.
4. Kolesterol Tinggi
Saat ini, kolesterol tinggi bukan lagi penyakit orang tua. Anak yang kelebihan asupan gula juga bisa memiliki angka kolesterol yang tinggi, mulai dari kolesterol total, kolesterol jahat (LDL), dan trigliserida.
Ini karena kelebihan gula akan disimpan dalam bentuk lemak. Lemak kemudian akan dipecah di liver yang juga memproduksi kolesterol. Akibatnya, kolesterol pun menumpuk.
5. Risiko penyakit jantung
Dampak kelebihan gula pada anak ketika ia lebih dewasa adalah berisiko mengalami penyakit jantung. Hal ini berhubungan dengan kolesterol yang tinggi.
Kadar kolesterol dalam darah yang tinggi bisa menyebabkan penumpukan plak di pembuluh darah, termasuk yang menuju jantung. Akibatnya, aliran darah darah menuju jantung pun berkurang. Hal ini membuat anak berisiko mengalami serangan jantung di usia muda.
6. Mempengaruhi fungsi kognitif
Otak ditenagai oleh glukosa dan membutuhkan jumlah yang tepat agar dapat menjalankan fungsi kognitif. Namun, mengonsumsi terlalu banyak dapat menimbulkan masalah perkembangan otak. Dampak kelebihan gula pada anak lainnya adalah terpengaruhnya fungsi kognitif atau kecerdasan anak.
Sebuah penelitian menyebutkan, konsumsi gula berlebih bisa memengaruhi kerja hipokampus. Hipokampus adalah bagian otak yang bertanggung jawab dalam memori.
Gula berla berlebih diketahui meningkatkan peradangan pada sel-sel di otak. Hal ini memengaruhi kemampuan mereka dalam belajar dan daya ingat.
7. Menurunkan sistem imun
Anak yang mengonsumsi gula berlebih juga lebih rentan memiliki sistem imun yang lemah. Pada dasarnya, di masa kanak-kanak, sistem imun anak masih belum matang dan terus berkembang.
Gula berlebih bisa meningkatkan risiko peradangan pada tubuh anak-anak. Alih-alih mengembangkan pertahanan tubuh, sistem imun yang ada justru akan terus fokus mengatasi peradangan yang terjadi akibat gula berlebih pada anak.
Anak pun jadi lebih rentan terserang penyakit.
Tips mengurangi konsumsi gula berlebih pada anak
Untuk mencegah dampak negatif yang muncul, orang tua harus membatasi dampak kelebihan gula pada anak.
Berikut adalah beberapa cara yang bisa orang tua lakukan:
- Membaca label informasi nilai gizi
Ingatlah bahwa gula tambahan punya nama lain dalam kemasan makanan. Sukrosa, sukralosa, glukosa, sirup jagung tinggi fruktosa adalah nama lain gula yang perlu Anda perhatikan ketika membeli makanan atau minuman kemasan.
Pastikan juga perhatikan jumlah sajian per kemasannya. Sebab, biasanya, jumlah gula dan label nutrisi lain hanya untuk satu sajian per kemasan.
- Berikan susu atau air putih
Hindari minuman kemasan yang biasanya tinggi gula. Cobalah berikan susu putih tanpa rasa agar tidak ada tambahan gula ataupun air putih.
Anda juga bisa memberikan anak jus agar ia tidak bosan. Namun, Anda perlu memastikan bahwa jus yang diberikan 100% dari buah dan sayur alami tanpa tambahan gula.
Memberikan yogurt plain atau tanpa rasa juga bisa membantu mengurangi asupan gula untuk menghindari dampak kelebihan gula pada anak.
- Berikan buah sebagai camilan
Walaupun rasanya manis, gula yang ada di buah adalah gula alami. Itu sebabnya, memberikan buah sebagai camilan ke anak termasuk aman dan membantu mengurangi asupan gula.
- Memasak makanan sendiri
Memasak makanan sendiri membuat Anda jadi lebih tahu dengan pasti komposisinya. Jadi, Anda dapaty mengukur dengan baik makanan yang diberikan untuk anak.
- Kurangi konsumsi makanan olahan
Makanan olahan tidak hanya tinggi gula tapi juga tinggi garam. Keduanya membuat anak berisiko mengalami hipertensi, diabetes tipe 2, atau penyakit jantung.
Cobalah mengurangi konsumsi makanan olahan dan beralih ke real food.
Apabila Anda merasa kesulitan atau bingung mengenai nutrisi dan batasan gula yang tepat untuk anak, cobalah konsultasikan ke dokter spesialis anak. Biasanya, dokter spesialis anak akan memberikan sejumlah tips untuk mencegah dampak negatif kelebihan gula pada anak.
Dokter juga dapat memberikan ide makanan yang aman untuk anak.
Anda bisa mengunjungi poli spesialis anak di Eka Hospital untuk mendapatkan pengalaman yang menyenangkan dan menenangkan dari dokter terbaik kami. Hubungi Call Center kami di 1500129 atau layanan WhatsApp kami di 08891500129 untuk membuat janji temu.