Bagi pasangan yang sedang berjuang memiliki keturunan, program inseminasi buatan atau Intrauterine Insemination (IUI) seringkali menjadi harapan. IUI adalah prosedur medis yang menempatkan sperma terbaik yang sudah diproses langsung ke dalam rahim wanita pada masa subur. Tujuannya adalah untuk memperpendek "perjalanan" sperma dan meningkatkan peluang pembuahan. Namun, meskipun sudah dilakukan dengan tepat, terkadang IUI bisa gagal, dan ini adalah hal yang sangat wajar terjadi.
Mempelajari alasan di balik kegagalan ini bisa membantu pasangan lebih siap secara mental dan tetap optimis untuk langkah selanjutnya.
Mengenal tingkat keberhasilan IUI
Rata-rata, tingkat keberhasilan IUI berkisar antara 10-20% per siklus, tergantung pada berbagai faktor seperti usia wanita, penyebab infertilitas, dan kualitas sperma. Angka ini mungkin terlihat kecil, tetapi jauh lebih tinggi dibandingkan peluang hamil alami pada pasangan yang memiliki masalah kesuburan.
Fakta ini tidak seharusnya membuat pasangan putus asa, melainkan untuk memberikan pemahaman yang realistis. IUI adalah sebuah proses, dan kegagalan dalam satu atau dua siklus pertama adalah hal yang normal dan sering terjadi.
Faktor-faktor yang membuat IUI Gagal
Banyak hal yang bisa memengaruhi keberhasilan program IUI, di antaranya:
- Kualitas sperma dan sel telur: Meskipun dokter memilih sperma yang paling sehat, terkadang sperma tersebut tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk membuahi sel telur. Demikian pula, kualitas sel telur yang kurang optimal karena usia atau masalah hormonal juga dapat menjadi penyebab kegagalan.
- Masalah ovulasi: Meskipun IUI dilakukan pada masa subur, ovulasi mungkin tidak terjadi secara optimal. Sel telur bisa saja tidak dilepaskan, atau kualitasnya kurang baik.
- Kondisi saluran tuba falopi: IUI hanya efektif jika setidaknya salah satu saluran tuba falopi tidak tersumbat. Meskipun tes awal menunjukkan saluran normal, ada kemungkinan penyumbatan kecil yang tidak terdeteksi.
- Masalah pada dinding rahim: Rahim yang sehat adalah tempat yang nyaman untuk embrio. Terkadang, kondisi seperti polip atau lapisan rahim yang tidak memadai dapat menghambat penempelan embrio.
- Faktor usia: Usia wanita menjadi salah satu faktor penentu utama. Semakin bertambahnya usia, terutama di atas 35 tahun, kualitas dan jumlah sel telur cenderung menurun, yang dapat menurunkan tingkat keberhasilan IUI.
- Waktu prosedur: Meskipun dokter sudah memantau dengan ketat, penentuan waktu yang tepat antara ovulasi dan penyuntikan sperma sangat krusial.
Tanda-tanda IUI berhasil atau gagal
Setelah prosedur IUI, pasangan perlu menunggu sekitar dua minggu untuk melakukan tes kehamilan. Selama menunggu, beberapa wanita mungkin merasakan gejala mirip hamil, seperti mual atau payudara sakit. Namun, gejala ini juga bisa jadi efek samping dari obat-obatan yang digunakan untuk stimulasi ovarium.
Jika tes kehamilan negatif, itu artinya IUI belum berhasil. Namun, ini bukanlah akhir dari segalanya. Justru, ini adalah momen untuk berdiskusi kembali dengan dokter tentang rencana berikutnya, apakah akan mengulang IUI atau mempertimbangkan program lain, seperti bayi tabung (IVF).
Tetap semangat untuk mencoba lagi
Kegagalan IUI membuat pasangan manapun kecewa. Namun, penting untuk diingat bahwa setiap perjalanan memiliki tantangannya. Jangan putus asa!
- Bukan salah Anda: Kegagalan IUI adalah hal medis, bukan cerminan dari diri Anda atau pasangan.
- Bicarakan dengan pasangan: Saling mendukung adalah kunci. Bicarakan perasaan Anda secara terbuka agar bisa melewati masa sulit ini bersama-sama.
- Dengarkan saran dokter: Dokter siap membantu Anda. Mereka akan mengevaluasi mengapa IUI gagal dan merancang strategi baru yang lebih baik. Mungkin Anda memerlukan sedikit penyesuaian dosis obat, atau mungkin IUI bukan lagi pilihan terbaik.
- Tetap optimis: Ingat, IUI adalah sebuah proses. Banyak pasangan yang berhasil setelah mencoba lebih dari satu kali.
Setiap kegagalan adalah pelajaran berharga yang membawa Anda selangkah lebih dekat menuju keberhasilan. Tetap semangat, peluk erat harapan, dan teruslah berjuang.
Konsultasi dengan dokter ahli
Untuk mendapatkan diagnosis yang akurat dan rencana perawatan yang sesuai, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter ahli.
Untuk mendapatkan informasi dan penanganan yang tepat, Anda bisa berkonsultasi dengan dr. Arie Adrianus Polim, MSc. DMAS., Sp.OG K-FER, seorang Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan di Eka Hospital PIK.
Segera buat janji dengan dokter lewat appointment center di 1-500-129 dan WA center 0889-1500-129.