Home>Better Health>Jantung>Memahami Gejala Atrial Fibrilasi dan Kapan Harus ke Dokter

Better Health

Memahami Gejala Atrial Fibrilasi dan Kapan Harus ke Dokter

atrial fibrilasi

Atrial fibrilasi (AFib) adalah salah satu gangguan irama jantung. Gejala atrial fibrilasi bisa jadi menyerupai gejala penyakit lain, sehingga banyak orang menganggap remeh.

Lantas, bagaimana seseorang membedakan gejala atrial fibrilasi dengan kondisi serupa lainnya? Simak ulasannya berikut ini.

Gejala Atrial Fibrilasi

Atrial fibrilasi adalah sebuah kondisi yang menyebabkan detak jantung menjadi sangat cepat dan tidak beraturan. Kondisi ini terjadi akibat adanya gangguan sinyal listrik di jantung yang seharusnya mengatur irama jantung.

Umumnya, gangguan listrik itu bermula dari ruang jantung bagian atas (atrium). Itu sebabnya kondisi ini disebut atrial fibrilasi. Jika gangguan sinyal listrik dimulai di ruang bawah jantung (ventrikel), kondisi ini disebut dengan ventrikular fibrilasi.

Seseorang dengan atrial fibrilasi mungkin akan mengalami beberapa gejala berikut, seperti:

  • Detak jantung yang sangat cepat dan berdebar, disebut dengan palpitasi jantung
  • Nyeri dada
  • Mudah lelah bahkan untuk melakukan aktivitas ringan
  • Pusing atau bahkan pingsan
  • Ngos-ngosan atau sesak napas
  • Lemas

Frekuensi Kemunculan Gejala Atrial Fibrilasi

Gejala utama atrial fibrilasi adalah detak jantung yang sangat cepat, berdebar, dan tidak teratur. Namun, beberapa orang mungkin saja menyadari bahwa ia tengah mengalami atrial fibrilasi.

Sebab, dalam beberapa kasus, detak jantung tidak teratur tidak selalu terjadi. Hal ini membuat beberapa orang tidak menyadari atau bahkan mengabaikannya.

Gejala atrial fibrilasi dapat juga dikelompokkan berdasarkan frekuensi kemunculannya, yaitu:

1. Paroxysmal atrial fibrillation

Jenis atrial fibrilasi yang gejalanya hilang timbul. Kondisi ini menyebabkan seseorang mengalami gejala atrial fibrilasi selama hitungan menit hingga jam. Namun, ada pula yang mengalaminya selama satu minggu kemudian hilang dengan sendirinya.

Gangguan irama jantung dapat muncul lagi di kemudian hari. Kondisi ini mungkin membutuhkan pengobatan.

2. Atrial fibrilasi persisten

Kondisi ini menyebabkan jantung berdebar dan tidak teratur terjadi terus-menerus. Pada kondisi ini, Anda membutuhkan pengobatan untuk mengembalikan detak jantung.

3. Atrial fibrilasi jangka panjang

Serupa dengan tipe persisten, gejala atrial fibrilasi jangka panjang terjadi terus-menerus dan untuk waktu yang lebih lama, biasanya lebih dari 12 bulan.

Selain obat-obatan untuk mengembalikan detak jantung, dokter mungkin juga akan merekomendasikan prosedur medis untuk mengembalikan irama jantung normal.

4. Atrial fibrilasi permanen

Kondisi ketika gejala atrial fibrilasi, yakni palpitasi jantung, tidak lagi dapat dinormalkan kembali. Anda mungkin akan membutuhkan pengobatan seumur hidup untuk mengontrol detak jantung sekaligus mencegah terbentuknya bekuan darah.

Tingkat Keparahan Atrial Fibrilasi

Pada tahap awal, gejala atrial fibrilasi mungkin belum Anda rasakan. Bisa jadi, ini adalah tingkat yang paling awal dari penyakit ini. Sebab, atrial fibrilasi adalah kondisi yang akan memburuk seiring bertambahnya usia.

Tahapan keparahan atrial fibrilasi, yaitu:

1. Berisiko AFib

Anda memiliki beberapa faktor risiko untuk mengalami atrial fibrilasi—seperti merokok, konsumsi alkohol berlebihan, kolesterol tinggi, diabetes, obesitas dan jarang berolahraga, tapi belum memiliki gangguan kelistrikan di jantung.

Pada tahap ini, atrial fibrilasi masih dapat dicegah.

2. Pre-AFib

Belum dapat dikategorikan sebagai atrial fibrilasi, tapi telah memiliki masalah struktur di jantung yang dapat memengaruhi masalah kelistrikan di jantung.

3. AFib

Anda telah terdiagnosis AFib. Dokter juga akan menentukan seberapa parah AFib yang Anda alami dan merencanakan pengobatan yang tepat.

4. AFib permanen

Kondisi ketika gangguan irama jantung telah permanen dan tidak bisa kembali normal meski dengan obat dan prosedur bedah. Pengobatan berfokus untuk mengendalikan gejala atrial fibrilasi.

Apakah Atrial Fibrilasi Berbahaya?

Pada tahap awal, atrial fibrilasi kemungkinan masih bisa disembuhkan dengan menggunakan obat-obatan atau prosedur bedah. Akan tetapi, semakin lama penanganannya, semakin besar pula potensi Anda untuk mengalami AFib permanen.

Tanpa pengobatan yang tepat AFib dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam nyawa, utamanya stroke dan gagal jantung.

Atrial fibrilasi menyebabkan jantung berdetak sangat cepat dan tidak teratur. Padahal, detak jantung yang teratur akan membantu darah terpompa dengan baik, sehingga darah bisa langsung bergerak seluruhnya ke ruang jantung berikut untuk menuju paru-paru, kemudian kembali ke jantung dan diedarkan lagi ke seluruh tubuh.

Saat detaknya jadi terlalu cepat, jantung jadi tidak bisa memompa darah secara maksimal. Akibatnya, darah mungkin saja tertinggal di atrium dan mengendap, sehingga berpotensi menyebabkan terbentuknya gumpalan darah.

Gumpalan darah inilah yang akan berbahaya, terutama ketika ikut mengalir lewat aliran darah dan menyumbat jantung (serangan jantung) ataupun otak (stroke).

Apakah Atrial Fibrilasi sama dengan Aritmia?

Aritmia adalah gangguan irama jantung. Atrial fibrilasi adalah salah satu jenis aritmia yang umum terjadi.

Normalnya, dalam keadaan istirahat, jantung manusia berdetak sekitar 60-100 detik per menit. Orang yang mengalami aritmia jenis atrial fibrilasi bisa memiliki detak jantung sebanyak 100-175 per menit dalam keadaan beristirahat.

Kapan Harus ke Dokter?

Tidak selamanya jantung berdebar pasti disebabkan oleh atrial fibrilasi. Sebab, beberapa kondisi lain, seperti masalah hormon tiroid juga menyebabkan jantung Anda berdebar.

Bahkan, habis melakukan aktivitas fisik juga akan membuat jantung Anda berdebar kencang dan ini normal.

Untuk memastikannya, Anda perlu memeriksakan diri ke dokter spesialis. Anda perlu segera berkonsultasi jika muncul gejala atrial fibrilasi, seperti:

  • Jantung berdebar sangat kencang (palpitasi)
  • Palpitasi jantung terjadi berulang, bahkan pada saat istirahat
  • Sesak napas dan nyeri dada
  • Rasa tidak nyaman pada dada, seperti ditekan
  • Mudah capek
  • Sesak napas membuat Anda kesulitan melakukan aktivitas ringan sehari-hari
  • Pusing dan pingsan

Jika Anda tidak memiliki gejala di atas tapi memiliki faktor risiko mengalami aritmia, tidak ada salahnya untuk melakukan pemeriksaan secara rutin. Cara ini bisa mendeteksi dini ataupun pengobatan sesegera mungkin saat kondisinya belum parah.

Anda bisa mencari tahu soal atrial fibrilasi dengan berkonsultasi dengan ahli kami Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Eka Hospital BSD, dr. Daniel Tanubudi, Sp.JP(K), FIHAHubungi Call Center Eka Hospital di nomor 1500129 atau WhatsApp di 08891500129 untuk membuat janji temu.

Bagikan

  • Instagram Post MYCardia Eka Hospital, https://www.instagram.com/p/DQ7w_Dekuv7/

    Diakses pada 15 November 2025

  • clevelandclinic.org, https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/16765-atrial-fibrillation-afib

    Diakses pada 15 November 2025

  • mayoclinic.org, https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/atrial-fibrillation/symptoms-causes/syc-20350624

    Diakses pada 15 November 2025

  • heart.org, https://www.heart.org/en/health-topics/atrial-fibrillation/what-is-atrial-fibrillation-afib-or-af

    Diakses pada 15 November 2025

EKA HOSPITAL

APPOINTMENT CENTER

menu1-500-129

Jam Operasional Layanan Telepon 06:00 - 22.00 WIB

Layanan Booking Mandiri 24 jam via Website

Copyright © 2025 Eka Hospital - All Rights Reserved