Beberapa di antara Anda mungkin pernah mendengar bahwa anak rentan memiliki alergi jika dilahirkan secara caesar. Beberapa penelitian memang menunjukkan kecenderungan bayi yang lahir lewat operasi caesar rentan mengalami alergi.
Mengapa bayi lahir caesar lebih berisiko alergi?
Penyebabnya ada pada mikrobiota usus, yaitu triliunan bakteri yang hidup di saluran pencernaan kita. Mikrobiota usus berperan penting dalam pembentukan sistem kekebalan tubuh yang seimbang sejak dini.
Saat bayi lahir secara normal (melalui vagina), ia akan terpapar bakteri baik dari jalan lahir ibu. Paparan ini disebut "seeding" atau penanaman bakteri awal. Bakteri ini kemudian menjadi “penduduk” pertama di usus bayi dan membantu melatih sistem imunnya untuk membedakan antara ancaman (virus dan bakteri jahat) dan zat yang tidak berbahaya (makanan, serbuk sari).
Sebaliknya, saat bayi lahir melalui operasi caesar, ia tidak melewati jalan lahir dan terpapar bakteri baik tersebut. Paparan pertamanya biasanya berasal dari lingkungan rumah sakit dan kulit ibu, yang memiliki mikrobiota yang berbeda. Hal ini menyebabkan susunan mikrobiota usus bayi caesar menjadi kurang beragam dan lebih rentan terhadap ketidakseimbangan.
Ketidakseimbangan ini memengaruhi dua jenis sel imun utama yang berperan penting dalam respons tubuh:
- Sel Th-1: Berperan untuk melawan kuman dan infeksi.
- Sel Th-2 : Berperan memicu reaksi alergi terhadap zat yang sebenarnya tidak berbahaya (alergen), seperti debu atau makanan tertentu.
Pada bayi yang tidak terpapar bakteri baik di awal kehidupannya, sel Th-2 bisa menjadi lebih dominan dibandingkan Th-1. Jika kondisi ini terjadi, sistem kekebalan tubuhnya cenderung lebih reaktif dan risiko anak untuk mengalami alergi, seperti eksim, asma, atau rinitis alergi, akan lebih tinggi.
Cara menyeimbangkan sistem imun bayi caesar
Kabar baiknya, risiko ini dapat diminimalkan dengan intervensi nutrisi yang tepat sejak dini. Ada dua langkah utama yang dapat dilakukan untuk membantu membangun mikrobiota usus yang sehat:
1. Pemberian ASI Eksklusif
ASI (Air Susu Ibu) adalah asupan terbaik bagi bayi. ASI bukan hanya sumber nutrisi, tetapi juga mengandung probiotik (bakteri baik, seperti Lactobacillus dan Bifidobacterium) serta prebiotik (makanan bagi bakteri baik, seperti Human Milk Oligosaccharides/HMO).
HMO dalam ASI membantu pertumbuhan bakteri baik di usus bayi. Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama sangat penting untuk mendukung pertumbuhan mikrobiota usus yang sehat dan beragam, sehingga membantu menyeimbangkan sel imun Th-1 dan Th-2.
2. Suplemen sinbiotik
Simbiotik adalah kombinasi dari probiotik (kuman baik) dan prebiotik (makanan kuman baik). Pemberian simbiotik tambahan, terutama bagi bayi yang lahir caesar, dapat membantu "mengejar ketertinggalan" dalam pembentukan mikrobiota usus. Sinbiotik bekerja secara sinergis dengan:
- Meningkatkan jumlah dan jenis bakteri baik di usus.
- Menekan pertumbuhan bakteri jahat dan agen penyebab peradangan.
- Membantu menyeimbangkan respons imun, sehingga mengurangi kecenderungan tubuh untuk bereaksi berlebihan terhadap alergen.
Dengan ASI dan suplementasi probiotik yang tepat, bayi yang lahir caesar tetap memiliki peluang besar untuk memiliki sistem imun yang seimbang dan tumbuh dengan risiko alergi yang minim, meskipun memiliki garis keturunan alergi.
Namun, penting untuk diingat bahwa mikrobiota usus terus berkembang sepanjang masa kanak-kanak. Diet sehat, lingkungan yang bersih, dan paparan alami terhadap bakteri baik dapat terus memengaruhi kesehatan imun anak.
Bagi orang tua, yang terpenting adalah tidak perlu khawatir berlebihan. Dengan pengetahuan dan langkah yang proaktif, Anda dapat memberikan perlindungan terbaik untuk buah hati Anda dan membantu membangun fondasi kekebalan tubuh yang kuat.
Untuk mendapatkan informasi dan penanganan yang tepat, Anda bisa berkonsultasi dengan dr. Andy Setiawan, Sp.A, seorang Dokter Spesialis Anak di Eka Hospital PIK.
Segera buat janji dengan dokter lewat appointment center di 1-500-129 dan WA center 0889-1500-129.