close

Layanan Lainnya

  • logo
    Cari
    Dokter
  • logo
    Layanan Emergency
  • logo
    Layanan Telepon
  • logo
    Paket Kesehatan
  • logo
    Informasi Rumah Sakit
  • logo
    Pusat Unggulan
  • logo
    Whatsapp Eka Hospital
Better Health

Mengenal Penyebab Dan Gejala Diabetes Melitus Mengenal Diabetes Melitus: Ini Penyebab, Gejala, Dan Pengobatannya

Diabetes melitus atau kencing manis adalah penyakit gangguan metabolisme yang menyebabkan tingginya kadar gula darah di atas normal. Kadar gula darah (glukosa) berfungsi sebagai sumber energi sel dalam tubuh. Diabetes juga disertai gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin.

Diabetes Melitus

Hormon insulin membawa gula darah masuk ke dalam sel untuk disimpan atau digunakan sebagai sumber energi. Pada penderita diabetes, tubuh tidak memproduksi insulin yang cukup atau tidak dapat secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkannya. Kondisi tersebut membuat sel tubuh tidak dapat mengubah glukosa menjadi energi.

BACA JUGA : Kenali Komplikasi Penyakit Kencing Manis (Diabetes Melitus)

Diabetes melitus yang tidak ditangani dapat merusak saraf, mata, ginjal, dan organ lainnya. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk memahami penyakit ini, seperti gejala dan penyebabnya. Hal ini untuk pencegahan atau untuk mengontrol diabetes Anda demi hidup yang lebih sehat. 

Tipe Diabetes Melitus dan Penyebabnya

Ada beberapa tipe diabetes melitus dengan penyebab dan pengobatan yang berbeda-beda. Ketahui beragam tipe diabetes di bawah ini:

1. Diabetes tipe 1

Diabetes tipe 1 merupakan penyakit autoimun. Kondisi ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang dan menghancurkan sel-sel pankreas yang memproduksi insulin. Belum jelas penyebab penyakit ini. Namun, diduga penyebabnya berkaitan dengan genetik atau virus yang memicu serangan sistem kekebalan. Diabetes tipe 1 dapat terjadi pada usia berapa pun, tetapi biasanya diabetes ini terjadi pada masa anak-anak atau remaja. 

2. Diabetes tipe 2

Ini adalah jenis diabetes melitus yang paling umum. Ada sekitar 90% hingga 95% orang yang hidup dengan diabetes tipe 2. Penyakit ini terjadi ketika tubuh Anda menjadi resisten terhadap insulin dan gula menumpuk di dalam darah Anda.
Diabetes tipe 2 berasal dari kombinasi faktor genetik dan gaya hidup. Memiliki kelebihan berat badan atau obesitas meningkatkan risiko Anda mengalami diabetes tipe 2. Selain itu, diabetes tipe 2 juga mungkin terjadi dalam anggota keluarga karena berbagi gen yang sama.

3. Diabetes gestasional

Diabetes gestasional dialami oleh ibu hamil. Penyebabnya adalah hormon penghambat insulin yang diproduksi oleh plasenta. Plasenta menghasilkan hormon yang membuat sel-sel orang hamil kurang sensitif terhadap efek insulin. Hal ini dapat menyebabkan gula darah tinggi selama kehamilan. Selain masalah hormon, wanita yang kegemukan saat hamil atau berat badannya naik secara berlebihan selama kehamilan lebih mungkin terkena diabetes gestasional.

4. Diabetes tipe spesifik yang berkaitan dengan penyebab lain

Terdapat kondisi diabetes tipe spesifik seperti sindroma diabetes monogenik yang disebabkan gen tertentu, penyakit eksokrin pankreas seperti fibrosis kistik dan pankreatitis, dan juga diabetes yang disebabkan oleh obat atau zat kimia.

Selain tipe diabetes melitus di atas, ada pula kondisi langka yang disebut diabetes insipidus. Meskipun namanya mirip, diabetes insipidus tidak terkait dengan diabetes melitus. Diabetes insipidus adalah kondisi ketika ginjal Anda mengeluarkan terlalu banyak cairan dari dalam tubuh.

Perlu diketahui juga bahwa ada istilah pradiabetes. Pradiabetes adalah saat gula darah Anda lebih tinggi dari nilai normal, tetapi tidak cukup tinggi untuk didiagnosis diabetes tipe 2. Kondisi ini terjadi ketika sel-sel dalam tubuh Anda tidak merespons insulin sebagaimana mestinya.

Pradiabetes dapat menyebabkan diabetes tipe 2 di kemudian hari.

Gejala Diabetes Melitus

Diabetes memiliki gejala yang dapat terjadi secara umum maupun gejala yang spesifik dialami oleh pria dan wanita. 

1. Gejala umum
Gejala umum diabetes di antaranya adalah:

  • Meningkatnya rasa lapar
  • Merasa sangat haus
  • Penurunan berat badan tanpa sebab
  • Sering buang air kecil
  • Terdapat keton dalam urin
  • Pandangan kabur
  • Mengalami kelelahan ekstrim
  • Perubahan mood
  • Luka yang tidak kunjung sembuh

2. Gejala pada pria dan wanita
Selain gejala umum diabetes, pria dengan diabetes mungkin memiliki penurunan disfungsi ereksi (DE) dan kekuatan otot yang buruk. Sementara pada wanita yang diabetes, gejalanya juga dapat meliputi kekeringan vagina, infeksi saluran kemih, infeksi jamur, serta kulit kering dan gatal.

3. Gejala diabetes gestasional
Kebanyakan wanita yang mengalami diabetes gestasional tidak memiliki gejala apa pun. Kondisi ini biasanya terdeteksi selama tes gula darah rutin atau tes toleransi glukosa oral, yang biasanya dilakukan antara minggu ke-24 dan ke-28 kehamilan. Dalam kasus yang jarang terjadi, seseorang dengan diabetes gestasional juga akan mengalami peningkatan rasa haus atau buang air kecil.

Faktor Risiko Diabetes Melitus

Seseorang lebih berisiko terkena diabetes tipe 1 jika memiliki faktor risiko sebagai berikut:

  • seorang anak atau remaja
  • memiliki orang tua atau saudara kandung dengan riwayat diabetes tipe 1
  • membawa gen tertentu yang terkait dengan diabetes tipe 1

Sementara itu, seseorang lebih berisiko terkena diabetes tipe 2 jika memiliki faktor risiko:

  • kelebihan berat badan
  • berusia 45 tahun ke atas
  • memiliki orang tua atau saudara dengan riwayat diabetes tipe 2
  • tidak aktif secara fisik
  • pernah menderita diabetes gestasional
  • memiliki pradiabetes
  • memiliki tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, atau trigliserida tinggi

Diabetes tipe 2 juga secara tidak proporsional mempengaruhi populasi ras dan etnis tertentu. Orang dewasa yang memiliki keturunan Afrika-Amerika, Hispanik atau Amerika Latin, atau Asia-Amerika lebih mungkin didiagnosis dengan diabetes tipe 2 daripada orang dewasa kulit putih, menurut penelitian tahun 2016 yang dipublikasikan di jurnal Diabetes Care. 

Pada diabetes gestasional, tipe diabetes ini lebih berisiko terjadi pada wanita hamil dengan faktor risiko:

  • kelebihan berat badan
  • berusia di atas 25 tahun
  • menderita diabetes gestasional selama kehamilan sebelumnya
  • telah melahirkan bayi dengan berat lebih dari 9 pon
  • memiliki riwayat keluarga diabetes tipe 2
  • memiliki sindrom ovarium polikistik (PCOS)

Komplikasi Diabetes Melitus 

Gula darah yang tinggi dapat merusak organ dan jaringan di seluruh tubuh Anda. Semakin tinggi gula darah Anda dan semakin lama Anda hidup dengan kondisi tersebut, semakin besar pula risiko komplikasinya.
Komplikasi yang terkait dengan diabetes meliputi:

  • Penyakit jantung, serangan jantung, dan stroke
  • Neuropati atau penyakit saraf
  • Nefropati, yaitu kerusakan atau penyakit ginjal yang bisa berujung pada gagal ginjal
  • Retinopati dan kehilangan penglihatan
  • Gangguan pendengaran
  • Kerusakan kaki, seperti infeksi dan luka yang tidak kunjung sembuh, kerusakan saraf kaki atau aliran darah yang buruk ke kaki
  • Rentan terhadap masalah kulit akibat infeksi bakteri dan jamur
  • Depresi
  • Demensia
  • Diabetes gestasional juga dapat menyebabkan masalah pada ibu hamil seperti preeklamsia atau tekanan darah tinggi selama kehamilan dan meningkatkan risiko terkena diabetes gestasional di kehamilan berikutnya. Komplikasi yang mempengaruhi bayi dapat meliputi:
  • Kelahiran prematur
  • Kelebihan berat badan saat lahir
  • Peningkatan risiko diabetes tipe 2 di kemudian hari
  • Gula darah rendah
  • Penyakit kuning
  • Keguguran

Pengobatan Diabetes Melitus

Pengobatan diabetes bergatung pada tipe yang diderita pasien. Berikut ini di antara cara pengobatan pasien dengan diabetes melitus.

1. Mengonsumsi makanan yang sehat
Makan makanan yang sehat adalah bagian penting dari pengobatan diabetes melitus. Sebab, naik turunnya gula darah berdasarkan jenis makan yang dimakan. Dalam beberapa kasus, diabetes bahkan bisa dikontrol hanya dengan mengubah pola makan.
Pada diabetes tipe 1, pasien disarankan untuk membatasi jumlah karbohidrat yang dimakan setiap harinya. Asupan karbohidrat harus seimbang dengan dosis insulin. Begitu juga dengan diabetes tipe 2, asupan karbohidrat juga perlu dikontrol. Makan dalam porsi sedikit-sedikit lebih baik. Jangan lupa untuk mengonsumsi buah, sayur, biji-bijian utuh, protein tanpa lemak seperti unggas dan ikan, dan lemak sehat seperti minyak zaitun dan kacang-kacangan.
Untuk diabetes gestasional, makan makanan dengan gizi seimbang sangat penting untuk ibu dan bayinya. Perlu diperhatikan juga porsi makanan dan batasi makanan manis atau asin. 

2. Olahraga 
Bersamaan dengan pengobatan dan mengelola pola makan yang baik, Anda juga sebaiknya aktif bergerak dengan berolahraga. Olahraga memiliki peran penting dalam mengelola kadar gula darah dan ini berlaku untuk semua tipe diabetes melitus.
Olahraga membantu sel-sel tubuh Anda bereaksi lebih efektif terhadap insulin dan menurunkan kadar gula darah Anda. Olahraga juga dapat mempertahankan berat badan yang sehat, mengurangi risiko komplikasi kesehatan terkait diabetes, meningkatkan mood, membuat tidur lebih nyenyak, dan meningkatkan daya ingat. 

3. Konsultasi ke dokter spesialis

Jika Anda terkena diabetes tipe 1 atau tipe 2, secara umum Anda dapat melakukan olahraga intensitas sedang setidaknya 150 menit setiap minggu. Tidak ada pedoman olahraga yang terpisah untuk pasien diabetes gestasional. Namun, jika Anda hamil, mulailah secara perlahan dan bertahap dalam meningkatkan aktivitas fisik Anda agar tidak berlebihan.

Olahraga yang baik untuk penderita diabetes di antaranya adalah berjalan kaki, berenang, menari, dan bersepeda. Konsultasikan dengan dokter tentang olahraga yang Anda lakukan. Pertimbangkan juga berkonsultasi dengan personal trainer atau ahli fisiologi yang berpengalaman menangani pasien diabetes. Mereka dapat membantu Anda merencanakan olahraga yang sesuai dengan kebutuhan Anda.

Kapan Harus ke Dokter?

Jika Anda mencurigai diri Anda atau anak Anda menderita diabetes, segera temui ke dokter. Jangan remehkan gejala yang muncul. Semakin awal didiagnosis, pengobatannya bisa segera dilakukan. Selain itu, jika Anda telah didagnosa menderita diabetes, Anda tentu harus menemui dokter untuk menjalani pengobatan.

Diabetes Connection Care Eka Hospital

Diabetes Connection Care adalah pusat layanan yang memiliki tatalaksana penanganan diabetes dan perawatan kaki diabetes yang komprehensif. Pusat diabetes terpadu ini dipimpin oleh Prof. Dr. dr. Sidartawan Soegondo, Sp.PD-KEMD, FINASIM, FACE, seorang guru besar dan ahli endokrin metabolik diabetes. Prof. Sidartawan mempunyai tim dokter terbaik dengan memadukan keahlian dokter spesialis konsultan diabetes endokrinologi dengan dokter konsultan bedah vaskular yang bertujuan mengendalikan gula darah, mengontrol infeksi dengan melakukan perawatan luka, dan memperbaiki pembuluh darah.

DCC ini berkolaborasi dengan banyak dokter spesialis dari beragam multidisiplin, antara lain: dokter spesialis saraf, jantung, ginjal, mata, gizi klinik, rehabilitasi medik, ortopedi, psikolog dan lainnya. Tujuannya agar penyakit Anda bisa ditangani dengan baik dari ahlinya. 
Selain bekerja sama dengan tim dokter spesialis multidisiplin, Diabetes Connection Care juga memiliki peralatan lengkap untuk mendeteksi komplikasi diabetes terhadap mata, jantung, saraf dan pembuluh darah kaki.

Diabetes Connection Care dapat meminimalisir tindakan amputasi bagi penderita luka kaki diabetes karena ditangani oleh dokter ahli berpengalaman.
Berikut ini beberapa fasilitas yang dimiliki Diabetes Connection Care Eka Hospital, antara lain:

  • Diabetic Neuropathy Examination
  • Kamera Retina dengan Intelegensi Artifisial (AI)
  • Ankle Brachial Index (ABI) Doppler
  • HbA1c Point of Care Testing
  • Elektrokardiografi
  • Treatment chair

Tim dokter terbaik yang dimiliki Diabetes Connection Care Eka Hospital, yakni:

1. Prof. Dr. dr. Sidartawan Soegondo, SpPD-KEMD, FACE, FINASIM
Prof. Dr. dr. Sidartawan Soegondo, SpPD-KEMD, FACE, FINASIM adalah guru besar dan dokter spesialis endokrin metabolik diabetes. Beliau merupakan alumni Universitas Indonesia untuk pendidikan dokter umum, spesialis penyakit dalam hingga menjadi konsultan endokrinologi. Beliau sangat peduli dengan diabetes hingga mendirikan pusat perawatan diabetes, mendapatkan penghargaan Lifetime Achievement Award for Diabetes Care dari India dan tentunya kerap menjadi tamu kehormatan di acara bertema diabetes. Beliau juga pernah menjadi ketua umum Pengurus Besar Persatuan Diabetes Indonesia (PERSADIA) selama 2 periode. Salah satu prestasinya adalah mengembangkan algoritma dan standar pelayanan di Diabetes Connection Care dengan spesialisasi lain untuk penanganan penderita diabetes lebih baik.

2. DR. Dr. Indra Wijaya, Sp.PD - KEMD, M.Kes, FINASIM
DR. Dr. Indra Wijaya, Sp.PD - KEMD, M.Kes, FINASIM adalah dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrin, metabolik dan diabetes di Eka Hospital BSD. Beliau mendapatkan gelar Doctor of Endocrinology dari Universitas Hasanuddin Makassar dan Specialist 2 of Endocrinology dari Universitas Indonesia. Sebelumnya, beliau mendapatkan gelar dokter umum di Universitas Padjajaran Bandung, dokter spesialis di Universitas Indonesia dan Graduated of Pharmacology di Universitas Padjajaran Bandung.

3. dr. Dicky Levenus Tahapary, SpPD, PhD, FINASIM
dr. Dicky Levenus Tahapary, Sp.PD-KEMD, PhD adakah dokter spesialis penyakit dalam di Eka Hospital BSD. Beliau mendapatkan gelar dokter umum dan spesialis di Universitas Indonesia. Baru kemudian menempuh pendidikan PhD di Leiden University Medical Centre, Belanda.

4. dr. Jimmy Tandradynata, Sp.PD
dr. Jimmy Tandradynata, Sp.PD adalah dokter spesialis penyakit dalam di Eka Hospital BSD. Beliau mendapatkan gelar dokter umum dan spesialisnya di Universitas Indonesia. Beliau juga kerap mengikuti kegiatan untuk menunjang profesinya seperti Program Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan Ultrasonografi dan 9th Pisa International Diabetes Foot Course.

5. dr. Rudy Kurniawan, Sp.PD, Dip.TH
dr. Rudy Kurniawan, Sp.PD, Dip.TH merupakan dokter spesialis penyakit dalam di Eka Hospital BSD. Beliau sering melakukan perawatan pada penyakit akut dan kronis orang dewasa. Beliau membangun komunitas pasien diabetes yakni Sobat Diabet. Riwayat pendidikannya, beliau mendapatkan gelar dokter umum dan spesialis di Universitas Indonesia. Beliau aktif mengikuti pelatihan di dalam maupun luar negeri. Beragam penghargaan juga kerap diterima salah satunya Scholarship awardee Temasek Foundation for education and training at National University Cancer Institute, NUS di Singapura.


Anda bisa kunjungi Eka Hospital yang tersebar di beberapa daerah seperti BSD City, Cibubur, Bekasi dan Pekanbaru.

Jika Anda membutuhkan konsultasi terkait masalah kesehatan di Eka Hospital bisa buat janji melalui layanan WhatsApp Eka Hospital 0-8888-90-5555 atau buat janji konsultasi dengan dokter via booking dokter Eka Hospital.

  • Kemkes http://p2ptm.kemkes.go.id/informasi-p2ptm/penyakit-diabetes-melitus
    Diakses pada 20 September 2022
  • Healthline https://www.healthline.com/health/diabetes
    Diakses pada 20 September 2022
  • Mayo Clinic https://www.mayoclinichealthsystem.org/hometown-health/speaking-of-health/diabetes-definition-prevention-and-warning-signs
    Diakses pada 20 September 2022
  • Mayo Clinic Mayo Clinic https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/diabetes/symptoms-causes/syc-20371444
    Diakses pada 20 September 2022

Informasi Terkait

10 Camilan untuk Penderita Diabetes yang Bisa Menurunkan Kadar Gula Darah

Waspada Diabetes Melitus Tipe-1 pada Anak

Diabetes : Faktor Keturunan Vs Gaya Hidup Tak Sehat

close

Buat Appointment

Sejalan dengan komitmen kami untuk memberikan service of excelent, kami menawarkan pilihan kemudahan dalam pembuatan Appointment sesuai dengan kenyamanan Anda.

  • Alodokter
    Buat janji melalui

    Alodokter

  • Whatsapp Eka Hospital
    Buat janji melalui

    Whatsapp Eka Hospital

logo