Home>Better Health>Kehamilan>Memahami Bahaya Mikroplastik pada Perkembangan Janin

Better Health

Memahami Bahaya Mikroplastik pada Perkembangan Janin

mikroplastik

Mikroplastik adalah salah satu limbah yang tidak hanya merusak lingkungan, tapi juga kesehatan manusia. Ini karena mikroplastik dapat masuk ke tubuh dan menetap di organ. Mikroplastik pada ibu hamil juga membawa sejumlah risiko kesehatan, baik pada janin atau kesehatan ibu selama kehamilan.

Sekalipun saat ini mungkin sangat sulit dihindari, memahami bahaya mikroplastik bisa membantu ibu hamil dalam menjaga kesehatan kehamilan sekaligus membantu dokter menemukan penanganan dan antisipasi yang paling tepat.

Dampak Mikroplastik pada Kesehatan

Mikroplastik adalah partikel berukuran kurang dari 5 mm yang berasal dari plastik yang terdegradasi.

Meski penelitian terkait mikroplastik dan dampaknya dalam kehidupan manusia masih terus dilakukan, telah ada bukti bahwa salah satu polutan ini memang berdampak pada kesehatan manusia.

Mikroplastik dapat ditemukan di mana pun, seperti air, udara, makanan, bahkan dari baju yang kita pakai. Itu sebabnya, tak mengherankan jika para peneliti juga telah menemukan mikroplastik pada jaringan tubuh manusia, seperti darah, air liur, hati, dan ginjal.

Bahkan penelitian baru-baru ini juga telah menemukan keberadaan mikroplastik pada jaringan plasenta, cairan ketuban, darah tali pusat, hingga ASI.

Hal inilah yang kemudian memunculkan kekhawatiran dampaknya pada perkembangan janin dan bayi baru lahir.

Bagaimana Mikroplastik Bisa Masuk ke Janin?

Mikroplastik dapat masuk ke tubuh manusia melalui beberapa cara, seperti:

1. Terhirup

Menghirup udara yang mengandung mikroplastik dapat menyebab mikroplastik berkumpul di paru-paru. Ini kemudian dapat mengalir ke darah, yang kemudian mengalir ke janin melalui plasenta.

2. Makanan

Makanan dan minuman yang kita makan juga bisa membuat mikroplastik masuk ke tubuh ibu dan diteruskan ke janin. Mikroplastik dapat terkumpul di saluran cerna dan partikelnya dapat menembus jaringan plasenta, serta meneruskan ke bayi.

3. Kontak langsung

Kontak langsung mikroplastik dapat berasal dari pakaian yang sehari-hari kita gunakan. Ukuran mikroplastik yang sangat kecil dapat masuk ke pori-pori tubuh lewat folikel rambut atau bahkan luka kecil.

Saat organ tubuh ibu terdapat mikroplastik, partikel ini dapat masuk ke aliran darah dan kemudian diteruskan plasenta yang membawa asupan nutrisi untuk janin.

Saat itulah, mikroplastik dalam tubuh ibu terbawa ke janin.

Dampak Mikroplastik pada Ibu Hamil dan Janin

Hingga kini, para ahli masih terus meneliti bahaya mikroplastik pada kesehatan ibu dan janin, terutama dalam hal perkembangan janin.

Namun, dari penelitian awal ini, baik yang dilakukan pada manusia ataupun hewan, mikroplastik bisa membawa sejumlah masalah kesehatan. Pada janin, organ yang dapat terdampak mikroplastik, seperti otak, liver, dan paru.

Beberapa masalah kesehatan yang muncul akibat mikroplastik, antara lain:

1. Menyebabkan stres oksidatif

Ketika mengalir dari darah ibu ke janin melalui plasenta, mikroplastik dapat menyebabkan stres oksidatif pada janin. Stres oksidatif ini kemudian dapat memicu respons peradangan pada ibu hamil.

Inflamasi intrauterine (peradangan dalam rahim) diketahui jadi salah satu faktor yang dapat meningkatkan risiko gangguan perkembangan saraf janin.

2. Gangguan hormon

Risiko bahaya berikutnya dari mikroplastik adalah munculnya gangguan hormon. Sebab, mikroplastik dapat mengganggu kerja kelenjar endokrin pada ibu. Kelenjar endokrin inilah yang bertanggung jawab pada aktivitas hormonal.

Penelitian terbaru pada hewan menunjukkan gangguan endokrin mungkin berhubungan dengan sekresi hormon plasenta, gangguan pada penentuan jenis kelamin bayi, dan berat badan lahir yang rendah.

3. Gangguan pertumbuhan janin

Penelitian terbatas pada hewan menunjukkan bahwa mikroplastik mungkin menyebabkan berat bayi lahir rendah (BBLR).

Ini karena mikroplastik dapat merusak dinding plasenta. Akibatnya, fungsi plasenta dalam menyalurkan nutrisi yang dibutuhkan janin pun jadi terhambat.

4. Gangguan perkembangan otak janin

Mikroplastik dapat menyebabkan jaringan plasenta terganggu dan menyebabkan fungsinya pun tidak optimal, termasuk fungsi menyalurkan nutrisi.

Padahal, nutrisi ini tidak hanya berperan untuk pertumbuhan fisiknya, tapi juga perkembangan otak anak.

Saat ini mungkin sangat sulit untuk mencegah mikroplastik secara total. Sebab, partikel ini dapat ditemukan di mana pun.

Untuk mengantisipasi dampaknya, selalu usahakan untuk makan makanan bergizi. Jangan lupa untuk menjalani pemeriksaan kesehatan secara rutin dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan Anda.

Menjalani pemeriksaan rutin dapat membantu deteksi dini adanya masalah pada janin, sehingga penanganannya juga dapat dilakukan sedini mungkin, sebelum kondisinya memburuk.

Anda dapat berkonsultasi dengan Dokter Spesialis Kebidanan & Kandungan, Konsultan Fetomaternal di Eka Hospital BSD, Dr. dr. Wiku Andonotopo, Sp.OG, Subsps KFM, M.Sc, Ph.D, HDGO, FMFM, FICS. Terlebih jika Anda ingin pemeriksaan mendetail terkait perkembangan otak janin.

Hubungi Call Center kami di 1500129 atau layanan WhatsApp kami di 08891500129 untuk membuat janji temu.

Bagikan

  • Microplastics in the Perinatal Period: Emerging Evidence on Maternal Exposure, Placental Transfer, and Fetal Health Outcomes, https://journals.lww.com/sijm/fulltext/2025/07000/microplastics_in_the_perinatal_period__emerging.3.aspx

    Diakses pada 13 October 2025

EKA HOSPITAL

APPOINTMENT CENTER

menu1-500-129

Jam Operasional Layanan Telepon 06:00 - 22.00 WIB

Layanan Booking Mandiri 24 jam via Website

Copyright © 2025 Eka Hospital - All Rights Reserved