Perkembangan anak sudah dimulai sejak 1.000 hari pertama kehidupannya. Dan 1.000 hari ini telah dimulai sejak ia di dalam kandungan. Itu sebabnya, pemeriksaan kehamilan rutin sangat penting untuk memantau tumbuh kembang janin, termasuk perkembangan otaknya.
Meski demikian, pemeriksaan kehamilan yang umum dilakukan saat ini belum secara khusus menaruh perhatian pada peradangan yang terjadi di dalam rahim. Alhasil, ada risiko kondisi yang seharusnya bisa dicegah sejak awal justru terlewat.
Risiko Inflamasi Intrauterin dan Gangguan Perkembangan Otak
Gangguan perkembangan otak anak, seperti autisme, ADHD, ataupun gangguan kognitif sebagian besar dipengaruhi oleh masalah genetik. Meski demikian, sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa kondisi rahim, terutama peradangan yang terjadi selama masa kehamilan, dapat memengaruhi perkembangan otak anak dan perilaku dalam jangka panjang.
Selain memengaruhi perkembangan saraf anak, peradangan yang terjadi pada rahim juga berisiko menyebabkan kelahiran prematur.
Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan inflamasi intrauterin, antara lain chorioamnionitis (peradangan pada selaput yang melindungi janin dan air ketuban) dan funisitis (peradangan pada jaringan lunak tali pusat).
Sayangnya, studi terbaru menunjukkan inflamasi intrauterine justru bisa terjadi tanpa gejala, dan berisiko mengganggu perkembangan saraf janin. Ditambah lagi, peradangan intrauterin belum menjadi salah satu indikator yang diperiksa saat melakukan pemeriksaan kehamilan rutin.
Cara Mengetahui Risiko Inflamasi Intrauterine
Peradangan intrauterine, meskipun tanpa gejala, bisa terjadi pada sekitar 10-20% kehamilan. Namun, seperti telah disebutkan sebelumnya, pemeriksaan kehamilan khusus jarang dilakukan pada kehamilan tanpa gejala.
Akibatnya, bayi baru lahir yang berpotensi mengalami gangguan perkembangan neurologis di masa depan pun dipulangkan tanpa “pesan” khusus.
Di dunia kesehatan sendiri, khususnya di Eka Hospital, saat ini pemeriksaan peradangan intrauterine dapat dilakukan melalui metode KANET (Kurjak Antenatal Neurodevelopmental Test) dan interpretasi USG 4D yang ditingkatkan dengan kecerdasan buatan (AI).
KANET adalah metode USG 4D yang khusus dilakukan untuk menilai perilaku dan fungsi neurologis janin, seperti gerakan tangan, ekspresi wajah, dan respons terhadap rangsangan.
Itu sebabnya, KANET dapat digunakan untuk memantau perkembangan otak janin. Sebuah studi menunjukkan, perubahan skor KANET berhubungan dengan perkembangan otak ke arah negatif, sekalipun tanpa cacat bawaan ataupun komplikasi lain saat kelahiran.
Dikutip dari Journal of Perinatal Medicine, skor KANET berkisar antara 0-20, dengan pembagian sebagai berikut:
- Abnormal: 0-5
- Ambang batas: 6-13
- Normal: 14-20
Proses KANET untuk Deteksi Gangguan Perkembangan Saraf
Proses KANET sebetulnya sama saja dengan proses USG pada umumnya. Walau sebetulnya KANET dilakukan untuk meminimalisir dampak dari risiko inflamasi intrauterine yang tidak bergejala, pemeriksaan ini bukan untuk melihat apakah terjadi inflamasi atau tidak.
USG dengan KANET tetap dilakukan untuk menilai kondisi janin, dalam hal ini adalah perkembangan sarafnya.
Pemeriksaan KANET akan menilai beberapa hal berikut:
- Isolated head anteflexion: gerakan kepala janin untuk menunduk tanpa menggerakkan anggota tubuh lainnya)
- Cranial sutures, head circumference: struktur tengkorak dan lingkar kepala
- Isolated eye blinking: kemampuan mengedip secara mandiri tanpa rangsangan lain
- Facial expressions: ekspresi wajah
- Mouth movements: gerakan mulut
- Isolated hand movement: gerakan tangan tanpa melibatkan anggota tubuh lain
- Hand to face: gerakan tangan ke wajah
- Finger movements: gerakan jari
Lewat KANET dengan 4D Ultrasound with AI analysis, akan dihadirkan pula analisis berbasis AI untuk membantu dokter dalam memberikan rekomendasi.
Jika skor KANET di bawah ambang batas, maka dokter akan merekomendasikan pemeriksaan perkembangan saraf lanjutan setelah anak dilahirkan.
Pemeriksaan risiko gangguan saraf dengan metode KANET dan 4D Ultrasound with AI analysis bisa mendeteksi dini gangguan saraf. Ini tentu dapat memberikan janin penanganan lebih dini sebelum gejalanya memburuk.
Jika Anda hendak mencari tahu kondisi kesehatan janin Anda secara lebih detail, Anda dapat mengunjungi Eka Hospital untuk melakukan KANET dan 4D Ultrasound with AI analysis dengan Konsultan Fetomaternal di Eka Hospital BSD, Dr. dr. Wiku Andonotopo, Sp.OG, Subsps KFM, M.Sc, Ph.D, HDGO, FMFM, FICS.
Hubungi Call Center kami di 1500129 atau layanan WhatsApp kami di 08891500129 untuk membuat janji temu.