.jpeg)
Serangan stroke dapat terjadi tiba-tiba tanpa peringatan sebelumnya. Melakukan pemeriksaan atau skrining stroke dapat membantu menilai risiko Anda sehingga membantu mencegah risiko serangan di masa depan.
Beberapa pemeriksaan dalam skrining stroke
Stroke adalah kondisi ketika aliran darah menuju otak berkurang atau berhenti. Terganggunya aliran darah ini dapat disebabkan pembuluh darah menuju otak yang tersumbat (iskemik) ataupun pecah (hemoragik).
Memahami faktor risiko stroke bisa membantu Anda mencegah serangan stroke yang terjadi. Berikut ini adalah beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk skrining stroke:
1. Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah adalah salah satu pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menilai faktor risiko stroke Anda.
Dalam pemeriksaan darah untuk skrining stroke ini, dokter dapat memeriksa:
- Kadar kolesterol dalam tubuh
- Kadar gula darah
- Pemeriksaan darah lengkap
Kolesterol tinggi dan kadar gula darah yang tinggi dalam darah menjadi salah satu faktor yang bisa meningkatkan risiko Anda terhadap stroke.
Kolesterol yang tinggi dapat menimbulkan plak di pembuluh darah. Plak-plak ini bisa mempersempit aliran darah.
Bukan hanya mempersempit, plak di pembuluh darah ini juga bisa terlepas bila aliran darah sangat kencang. Plak yang terlepas ini dapat terbawa di aliran darah dan berisiko menyumbat terutama saat melalui pembuluh darah yang sempit.
Selain itu, orang yang mengalami anemia sel sabit juga bisa meningkatkan risiko stroke. Sebab, sel darah merah yang tidak sempurna ini berisiko bertabrakan dan membentuk trombus (gumpalan darah) yang meningkatkan risiko stroke.
2. Pemeriksaan tekanan darah
Tekanan darah tinggi adalah salah satu faktor risiko utama yang dapat menyebabkan Anda mengalami risiko stroke.
Itu sebab, pemeriksaan tekanan darah secara rutin adalah salah satu skrining yang paling sederhana yang dapat dilakukan.
Normalnya, tekanan darah normal adalah 120/80 mmHg. Jika di atas itu, maka Anda berisiko tinggi mengalami stroke.
3. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dan konsultasi dengan dokter juga jadi cara sederhana untuk skrining stroke tanpa prosedur yang rumit. Cara ini dilakukan dengan melakukan tanya jawab antara Anda dan pasien.
Tujuannya adalah untuk menilai risiko Anda dalam mengalami stroke selama 10 tahun ke depan. Pemeriksaan ini disebut juga dengan penilaian risiko penyakit aterosklerosis kardiovaskuler atau disebut juga dengan ASCVD risk score.
Penyakit aterosklerosis kardiovaskuler adalah penyempitan dan kakunya pembuluh darah akibat penumpukan plak.
Konsultasi dengan dokter ini meliputi:
- Pemeriksaan indeks massa tubuh (IMT), alias berat badan ideal
- Pola makan sehari-hari
- Kebiasaan olahraga
- Gaya hidup, seperti kebiasaan merokok atau obat-obatan
- Riwayat stroke ringan sebelumnya
Nantinya, dokter akan menggabungkan hasil pemeriksaan ini dengan hasil tes darah untuk menilai risiko stroke yang Anda miliki. Artinya, pemeriksaan ini tidak bisa berdiri sendiri.
4. Elektrokardiogram
EKG, atau elektrokardiogram, juga bisa menilai risiko Anda terhadap stroke. EKG adalah prosedur pemeriksaan untuk menilai aktivitas listrik jantung.
Aktivitas listrik jantung dapat memengaruhi detak jantung, menjadi tidak teratur, terlalu cepat, atau terlalu lambat. Detak jantung yang terlalu cepat menyebabkan jantung tidak memompa darah dengan sempurna dan menyebabkan darah menumpuk di ruang jantung.
Darah yang menumpuk itu bisa menggumpal dan menyebabkan sumbatan di pembuluh darah. Selain itu stroke juga dapat disebabkan oleh fibrilasi atrium (AFib), sehingga pemeriksaan EKG dapat membantu dokter mengidentifikasi masalah irama jantung yang menyebabkan stroke.
5. USG karotis
USG karotis adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya penumpukan plak atau ada tidaknya penyempitan pada pembuluh darah karotis. Pembuluh darah karotis ini adalah pembuluh darah arteri yang mengalirkan darah dari jantung menuju otak. Pemeriksaan dilakukan di sekitar leher.
Skrining stroke dengan USG karotis lebih umum dilakukan bagi orang yang telah memiliki risiko stroke yang diketahui, seperti pernah mengalami stroke ringan sebelumnya.
Tanyakan pada dokter apakah Anda membutuhkan pemeriksaan ini atau tidak.
Waspada gejala stroke untuk pertolongan pertama
Kunci utama penanganan stroke adalah kecepatan. Semakin cepat ditangani, akan semakin baik pula hasilnya.
Itu sebabnya, mengenali tanda-tanda terjadinya stroke akan sangat membantu untuk memberikan pertolongan secepat mungkin dan membawanya ke rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan.
Untuk mengenali tanda-tanda stroke, Anda bisa memperhatikan tanda-tanda berikut:
- Sisi sebelah wajah mencong (biasanya kiri)
- Kelemahan salah satu sisi tubuh terutama lengan
- Kesulitan bicara (bicara pelo)
Jika terdapat tiga gejala tersebut jangan menunda untuk pergi ke rumah sakit. Selain itu, Anda atau keluarga Anda juga dapat melakukan skrining stroke untuk mengetahui risiko yang mungkin Anda alami, terutama dengan ditemukannya faktor risiko stroke di dalam keluarga.
Anda bisa berkonsultasi dengan dokter spesialis saraf jika baru mau mulai melakukan skrining stroke secara rutin. Nantinya, dokter akan memberikan instruksi dan rujukan ke spesialis lain apabila diperlukan.
Anda bisa mengunjungi Eka Hospital untuk membuat janji temu untuk melakukan skrining ataupun melakukan medical check up rutin tahunan untuk mengetahui kondisi kesehatan Anda secara menyeluruh.
Untuk informasi lebih lanjut, hubungi Call Center kami di 1500129 atau layanan WhatsApp kami di 08891500129.

