.jpg)
Bayi tabung telah jadi salah satu solusi bagi pasangan yang mengalami kesulitan hamil secara alami. Cara ini mempertemukan sel telur dan sel sperma di luar tubuh. Ditambah, dengan teknologi medis, sel telur juga kini bisa dibekukan.
Lantas, apakah ada batasan usia untuk menjalani program bayi tabung?
Batasan Usia untuk Menjalani Program Bayi Tabung
Secara teori, selama tubuh perempuan masih menghasilkan sel telur, maka proses bayi tabung, atau IVF, masih dapat dilakukan. Artinya, tidak ada batasan umur untuk menjalani program bayi tabung.
Akan tetapi, semakin bertambah usia seorang wanita, akan semakin menurun pula produksi dan kualitas sel telurnya. Hal ini tentu jadi salah satu yang memengaruhi tingkat keberhasilan program bayi tabung yang Anda alami.
Menurut dr. Arie Adrianus Polim, MSc. DMAS., Sp.OG K-Fer, dokter spesialis kebidanan dan kandungan sekaligus konsultan fetomaternal Eka Hospital PIK, “Sebagai gambaran, untuk mendapatkan 1 embrio sehat, rata-rata membutuhkan 10-15 sel telur. Saat seorang wanita berusia di atas 40 tahun, jumlah sel telur menjadi 1-3 sel saja. Ini tentu membuat peluang program IVF diulang jadi lebih tinggi.”
Faktor yang Memengaruhi Keberhasilan Bayi Tabung
Sekalipun tidak ada batasan usia untuk menjalani program bayi tabung, peluang kesuksesannya tetap dapat menurun seiring dengan bertambahnya usia.
Misalnya saja, wanita yang mulai menjalani program pada usia 34-35 tahun punya tingkat keberhasilan sebanyak 40% setelah siklus pertama. Pada siklus kedua, tingkat keberhasilannya naik jadi 54%, dan naik lagi jadi 61% pada siklus (atau percobaan) ketiga.
Sementara, perempuan yang memulai program bayi tabung pada usia 40-41 memiliki tingkat keberhasilan 13% pada percobaan pertama, 21% setelah percobaan ketiga, dan 25% pada siklus yang ketiga.
Berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat memengaruhi keberhasilan bayi tabung:
1. Usia ibu
Usia ibu saat menjalani program menentukan peluang keberhasilan. Semakin awal program dimulai, semakin besar pula peluang keberhasilannya.
Ini karena pada usia yang lebih muda, kualitas sel telur cenderung lebih baik.
2. Usia sel telur
Beberapa orang memilih untuk melakukan pembekuan sel telur sebagai upaya untuk “menjaga” kesuburan. Usia sel telur wanita berusia 35 tahun punya kualitas yang lebih baik dibandingkan usia sel telur yang diambil pada usia 40 tahun.
3. Kualitas sperma
Kualitas sperma juga sangat menentukan keberhasilan program bayi tabung. Sperma perlu memiliki motilitas dan morfologi yang baik agar dapat membuahi sel telur dan membentuk embrio.
4. Kualitas embrio
Saat melakukan program IVF, dokter biasanya akan mempertemukan beberapa sel telur dan sel sperma dan menghasilkan beberapa embrio.
Embrio ini kemudian akan ditransfer ke dalam rahim. Embrio yang paling sehatlah yang akan berkembang menjadi kehamilan sampai nanti dilahirkan.
5. Ketebalan dinding rahim
Dinding rahim adalah tempat embrio menempel, dan nantinya tempat janin berkembang. Dinding rahim yang tipis akan menyulitkan implantasi embrio sehingga kehamilan mungkin tidak dapat dilanjutkan.
Anda bisa mulai mempertimbangkan bantuan medis dalam proses kehamilan jika telah mencoba 6 bulan secara rutin dengan cara alami tapi tidak kunjung membuahkan hasil.
Anda bisa berkonsultasi dengan dokter spesialis fertilitas. Anda juga bisa berkonsultasi dengan dr. Arie Adrianus Polim, MSc. DMAS., Sp.OG K-Fer di Eka Hospital PIK. Hubungi 1500129 atau layanan WhatsApp kami di 08891500129 untuk membuat janji temu.
