Home>Better Health>Penyakit Dalam>Hipertensi: Si Pembunuh Senyap (Silent Killer) yang Mengintai Tanpa Gejala

Better Health

Hipertensi: Si Pembunuh Senyap (Silent Killer) yang Mengintai Tanpa Gejala

Hipertensi

Di dunia medis, hipertensi atau tekanan darah tinggi sering dijuluki sebagai Silent Killer atau 'Pembunuh Senyap'. Julukan ini diberikan bukan tanpa alasan. Hipertensi adalah kondisi di mana tekanan darah secara konsisten berada di atas batas normal 140/90 atau lebih, namun sering kali menyerang tanpa menunjukkan gejala yang jelas. Inilah bahaya sesungguhnya: penderitanya merasa sehat, padahal organ vital sudah mulai mengalami kerusakan.

Mengapa hipertensi dijuluki silent killer?

Sebagian besar penderita hipertensi tidak merasakan keluhan apa pun, bahkan ketika tekanan darahnya sudah berada pada ambang batas yang sangat tinggi. Mereka baru menyadari adanya masalah setelah penyakit ini menimbulkan komplikasi serius yang mengancam jiwa.

Banyak orang memiliki persepsi keliru bahwa sakit kepala atau pusing adalah tanda pasti tekanan darah sedang tinggi. Padahal, seringkali seseorang berada dalam kondisi darurat hipertensi (tekanan darah ekstrem) tanpa merasakan pusing sama sekali. Ketergantungan pada gejala subjektif inilah yang membuat banyak orang terlambat didiagnosis atau bahkan menghentikan pengobatan sendiri.

Gejala yang mungkin muncul

Meskipun hipertensi umumnya senyap, pada beberapa kasus, terutama saat tekanan darah sudah sangat tinggi atau saat komplikasi mulai terjadi, beberapa gejala dapat muncul. Penting untuk dicatat bahwa gejala ini tidak spesifik dan bisa disebabkan oleh kondisi lain, tetapi patut diwaspadai:

  • Sakit kepala bagian belakang: Nyeri kepala yang terasa berdenyut, sering terjadi di area tengkuk atau belakang leher, dan terkadang memburuk di pagi hari.
  • Pusing dan telinga berdenging (Tinnitus): Sensasi tidak stabil, pusing berputar (vertigo), atau terdengar suara dengungan dalam telinga.
  • Kelelahan dan sesak napas: Jantung yang dipaksa bekerja terlalu keras melawan tekanan darah tinggi dapat menyebabkan gangguan fungsi jantung, yang bermanifestasi sebagai mudah lelah atau sesak napas.
  • Mimisan berulang: Peningkatan tekanan darah dapat membuat pembuluh darah halus di hidung lebih rentan pecah.
  • Gangguan penglihatan: Penglihatan kabur atau perubahan visual bisa terjadi karena kerusakan pembuluh darah di mata (retinopati hipertensi).

Jika gejala-gejala ini muncul bersamaan dengan tekanan darah yang tinggi, segera cari pertolongan medis.

Komplikasi

Hipertensi yang tidak terdiagnosis dan tidak diobati adalah pintu masuk menuju berbagai penyakit kronis dan fatal. Tekanan tinggi yang terus-menerus merusak dinding pembuluh darah di seluruh tubuh, mengakibatkan:

  • Stroke: Pembuluh darah otak bisa pecah (stroke hemoragik) atau tersumbat (stroke iskemik) akibat tekanan yang tidak terkontrol.
  • Penyakit jantung: Hipertensi memaksa otot jantung bekerja keras hingga menebal, yang dapat berujung pada gagal jantung, penyakit arteri koroner, hingga serangan jantung.
  • Gagal ginjal: Pembuluh darah kecil di ginjal rusak akibat tekanan tinggi, mengurangi kemampuannya menyaring limbah, dan akhirnya menyebabkan gagal ginjal.
  • Aneurisma aorta: Pelebaran atau pembengkakan pada pembuluh darah utama (aorta) yang bisa pecah dan menyebabkan perdarahan internal.

Pencegahan dan deteksi dini

Kabar baiknya, hipertensi dapat dicegah dan dikendalikan. Kunci utamanya adalah pengukuran tekanan darah secara rutin dan menerapkan gaya hidup sehat.

  1. Ukur tekanan darah: Skrining teratur adalah satu-satunya cara pasti untuk mendeteksi hipertensi.
  2. Batasi garam: Kurangi konsumsi natrium, termasuk pada makanan kemasan dan cepat saji.
  3. Olahraga teratur: Lakukan aktivitas fisik sedang minimal 30 menit setiap hari.
  4. Jaga berat badan ideal: Kelebihan berat badan meningkatkan risiko.
  5. Kelola stres: Stres yang berkepanjangan dapat memicu peningkatan tekanan darah.

Konsultasikan kondisi Anda

Jangan menunggu gejala muncul. Jika Anda memiliki faktor risiko, berusia di atas 40 tahun, atau tekanan darah Anda mulai menunjukkan peningkatan, segera lakukan pemeriksaan dan konsultasi.

Untuk evaluasi risiko, diagnosis, dan penanganan hipertensi serta penyakit dalam lainnya, Anda dapat berkonsultasi dengan dr. Nazly M. Askar, Sp. PD, FINASIM, Dokter Spesialis Penyakit Dalam di Eka Hospital Depok.

Segera buat janji dengan dokter lewat appointment center di 1-500-129 dan WA center 0889-1500-129.

Bagikan

  • Instagram Post Eka Hospital Depok, https://www.instagram.com/p/DPRAUgXjcb5/

    Diakses pada 22 October 2025

  • fda.gov, https://www.fda.gov/drugs/special-features/high-blood-pressure-understanding-silent-killer

    Diakses pada 22 October 2025

  • health.ucdavis.edu, https://health.ucdavis.edu/news/headlines/hypertension-the-silent-killer/2024/05

    Diakses pada 22 October 2025

  • pmc.ncbi.nlm.nih.gov, https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC8495116/

    Diakses pada 22 October 2025

EKA HOSPITAL

APPOINTMENT CENTER

menu1-500-129

Jam Operasional Layanan Telepon 06:00 - 22.00 WIB

Layanan Booking Mandiri 24 jam via Website

Copyright © 2025 Eka Hospital - All Rights Reserved