Apa itu hipertensi ?
Hipertensi atau tekanan darah tinggi ditandai dengan peningkatan tekanan darah ≥140/90 mmHg dan dianggap sebagai suatu kegawatdaruratan jika ≥180/110 mmHg.
Hipertensi biasa disebut sebagai “silent killer” karena tidak bergejala namun dapat berdampak terhadap kerusakan organ tubuh. Hipertensi dapat meningkatkan risiko stroke, gagal jantung, penyakit jantung koroner, gagal ginjal, dan lain sebagainya.
Siapa saja yang berisiko mendapatkan hipertensi ?
Usia dan faktor genetik atau keturunan merupakan faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan atau dicegah. Peningkatan usia berkaitan dengan peningkatan risiko hipertensi.
Namun, terdapat beberapa faktor risiko yang dapat dikendalikan sehingga membantu menurunkan risiko hipertensi. Faktor risiko tersebut antara lain :
- Merokok
- Berat badan berlebih atau obesitas
- Pola hidup inaktif (sedentary)
- Kadar kolesterol tinggi
- Diabetes
- Penyakit jantung dan ginjal
Bagaimana cara mencegah hipertensi ?
1. Dengan melakukan penapisan atau deteksi dini hipertensi
Penapisan dan deteksi dini hipertensi direkomendasikan untuk semua orang yang berusia >18 tahun. Pemeriksaan tekanan darah dilakukan minimal 3 tahun sekali untuk yang berusia <40 tahun dan minimal 1 tahun sekali untuk yang berusia ≥40 tahun.
2. Intervensi pola hidup seperti konsumsi makanan sehat dan seimbang, pembatasan konsumsi garam (tidak lebih dari 2 gram per hari atau setara dengan 1 sendok teh garam dapur), penurunan berat badan dan menjaga berat badan ideal, serta melakukan aktifitas fisik intensitas ringan-sedang minimal 30 menit sebanyak 5-7 hari per minggu. Sangat dianjurkan untuk berhenti merokok dan konsumsi minuman beralkohol.
Bila dijumpai faktor risiko seperti yang dipaparkan diatas, segera konsultasikan ke dokter agar dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Jadi, jangan menunggu sampai muncul gejala atau komplikasi untuk konsultasi ke dokter.
