Artikel ini disadur dari studi ilmiah berjudul "Amniotic Fluid Embolism: a comprehensive review of diagnosis and management" yang ditulis oleh para ahli, termasuk Dr. dr. Wiku Andonotopo, Sp.OG, Subsps KFM, M.Sc, Ph.D, HDGO, FMFM, FICS. Konsultan Fetomaternal di Eka Hospital BSD. Tinjauan ini memberikan wawasan mendalam tentang Amniotic Fluid Embolism (AFE) atau Emboli Air Ketuban.
Salah satu kondisi medis pada masa kehamilan yang paling langka dan serius adalah Amniotic Fluid Embolism (AFE) atau Emboli Air Ketuban. Kondisi ini dapat terjadi secara tiba-tiba dan membutuhkan penanganan medis secepat mungkin. Memahami apa itu AFE, penyebabnya, dan bagaimana penanganannya dapat membantu meningkatkan kewaspadaan bagi semua calon orangtua dan keluarga.
Apa itu emboli air ketuban?
Emboli air ketuban atau AFE adalah kondisi darurat yang sangat langka namun berpotensi fatal yang terjadi pada masa kehamilan. Kondisi ini terjadi ketika cairan ketuban atau puing-puing janin (seperti sel kulit atau rambut) secara mendadak masuk ke dalam aliran darah ibu. Kejadian ini memicu reaksi kekebalan tubuh yang sangat parah dan menyebabkan komplikasi yang cepat. Meskipun kasusnya sangat jarang, sekitar 1 dari 8.000 hingga 1 dari 80.000 persalinan, AFE merupakan salah satu penyebab utama kematian ibu saat melahirkan.
Kondisi ini seringkali menjadi "diagnosis pengecualian," artinya dokter akan mendiagnosis AFE ketika gejala-gejala khas muncul dan penyebab lain yang lebih umum (seperti serangan jantung atau infeksi) telah dikesampingkan.
Penyebab dan gejala yang perlu diwaspadai
Penyebab pasti AFE masih belum diketahui. Namun, penelitian terbaru lebih cenderung mengarah pada hipotesis reaksi kekebalan tubuh ibu terhadap antigen janin sebagai pemicu utama. Ketika cairan ketuban masuk ke pembuluh darah ibu, tubuh ibu menganggapnya sebagai benda asing, dan ini memicu reaksi peradangan yang sangat parah. Reaksi ini menyebabkan pembuluh darah menyempit secara tiba-tiba dan dapat menyebabkan jantung kanan gagal berfungsi, yang pada akhirnya memicu kolaps jantung dan pembekuan darah yang tidak terkendali.
Kondisi ini umumnya berkembang dalam dua fase:
- Fase gagal jantung dan paru-paru: Reaksi awal memicu penyempitan pembuluh darah di paru-paru, menyebabkan gagal jantung mendadak, kesulitan bernapas yang parah, dan kekurangan oksigen.
- Fase gangguan pembekuan darah: Setelah kolaps awal, tubuh mengalami gangguan pembekuan darah yang dikenal sebagai Disseminated Intravascular Coagulation (DIC), di mana tubuh mulai membeku darahnya secara tidak terkendali di seluruh tubuh, namun pada saat yang sama juga mengalami perdarahan hebat.
Karena komplikasi AFE bisa terjadi sangat cepat, mengenali gejala khasnya sangat penting. Gejala klasik AFE dikenal dengan triad:
- Hipotensi mendadak: Penurunan tekanan darah yang drastis dan cepat.
- Hipoksia berat: Kekurangan oksigen yang parah.
- Koagulopati: Perdarahan hebat yang tidak terkontrol karena gangguan pembekuan darah.
Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya AFE meliputi usia ibu yang lebih tua, kehamilan kembar, masalah pada plasenta (plasenta previa atau plasenta akreta), kondisi medis seperti preeklamsia, dan persalinan dengan operasi caesar. Meskipun demikian, AFE dapat terjadi pada siapa saja tanpa adanya faktor risiko yang jelas.
Penanganan AFE dan pentingnya kesigapan
Karena AFE dapat berkembang dengan sangat cepat, penanganan medis yang segera dan tepat sangat krusial. Penanganan AFE fokus pada resusitasi dan stabilisasi kondisi ibu:
- Resusitasi cepat: Tim medis akan segera memberikan bantuan pernapasan, memastikan pasokan oksigen, dan jika perlu, melakukan intubasi serta resusitasi jantung paru (RJP) untuk menjaga sirkulasi darah.
- Stabilisasi jantung: Pemberian obat-obatan seperti vasopressor (epinefrin, norepinefrin) dan inotropik untuk menstabilkan tekanan darah dan fungsi jantung menjadi prioritas.
- Mengatasi gangguan pembekuan darah: Tim dokter akan memberikan transfusi darah, plasma, dan obat-obatan pembeku darah untuk mengatasi perdarahan hebat yang terjadi. Obat-obatan seperti asam traneksamat (TXA) juga dapat diberikan untuk membantu menghentikan perdarahan.
- Langkah darurat tambahan: Dalam kasus henti jantung ibu, operasi caesar darurat dalam 5 menit (perimortem cesarean delivery) harus segera dilakukan. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan peluang hidup ibu dan bayi dengan mengurangi tekanan pada jantung ibu.
Emboli air ketuban adalah salah satu kondisi yang paling menantang bagi tim medis, karena kejadiannya yang cepat dan fatal. Namun, angka harapan hidup bagi ibu dan bayi yang mengalami AFE meningkat seiring dengan kemajuan penanganan medis. Ini menunjukkan betapa pentingnya kesigapan, koordinasi, dan kerja sama tim yang baik dari semua tenaga medis yang terlibat.
Meskipun kondisinya sangat langka, keberhasilan penanganan sangat bergantung pada kecepatan diagnosis dan intervensi yang agresif. Oleh karena itu, percayakan persalinan Anda kepada tim medis profesional yang terlatih dan memiliki pengalaman dalam menangani berbagai kondisi darurat.
Anda dapat berkonsultasi dengan Dokter Spesialis Kebidanan & Kandungan, Konsultan Fetomaternal di Eka Hospital BSD, Dr. dr. Wiku Andonotopo, Sp.OG, Subsps KFM, M.Sc, Ph.D, HDGO, FMFM, FICS. Segera buat janji dengan dokter lewat appointment center di 1-500-129 dan WA center 0889-1500-129.