.jpg)
Operasi mungkin bukanlah hal yang sederhana bagi sebagian orang karena risiko yang menghantui. Pada operasi HNP, alias saraf kejepit, salah satu risiko yang dikhawatirkan adalah kelumpuhan pasca operasi. Namun, apakah benar operasi saraf kejepit bisa menyebabkan kelumpuhan?
Apa Itu Saraf Kejepit?
Saraf kejepit, atau dalam bahasa medisnya disebut dengan herniated nucleus pulposus alias HNP, adalah kondisi ketika bantalan sendi antartulang rusuk pecah dan menyebabkan diskus di dalam keluar hingga menekan saraf tulang belakang.
Bantalan antar sendi ini terdapat di seluruh ruas tulang belakang, mulai dari leher hingga ke pinggang.
Tergantung posisi bantalan saraf, gejala yang muncul dan efeknya ke tubuh juga berbeda.
Paling sering saraf kejepit terjadi di area pinggang, yaitu area lumbal antara L4-5 atau sampai S1. Pada area ini, saraf yang ada merupakan akar-akar saraf, yang disebut dengan cauda equina. Ini adalah jenis saraf yang berbeda dengan saraf yang ada di area punggung sampai leher, yang masih menjadi bagian sistem saraf pusat.
Bisakah Operasi Saraf Kejepit Menyebabkan Kelumpuhan?
Kelumpuhan sering kali diasosiasikan dengan ketidakmampuan kedua kaki untuk digerakkan atau berfungsi, alias kelumpuhan tubuh bagian bawah. Hal ini membuat orang yang mengalaminya tidak bisa berjalan dan bahkan membutuhkan bantuan kursi roda.
Menurut dr. Harmantya Mahadhipta, Sp.OT(K) Spine, dokter spesialis ortopedi konsultan tulang belakang Gatam Institute Eka Hospital BSD, operasi saraf kejepit terutama di bagian pinggang tidak menyebabkan kelumpuhan kedua kaki.
Sebab, ini karena saraf-saraf yang ada di area pinggang merupakan akar saraf. Akar saraf ini tidak sampai memengaruhi keseluruhan saraf pada anggota tubuh bagian bawah, tetapi anggita gerak di kaki, seperti jempol, betis, atau pergelangan kaki.
Artinya, salah satu risiko terburuk dari melakukan operasi HNP di area pinggang adalah kemungkinan mati rasa atau ketidakmampuan gerak sebagian anggota kaki saja. Misalnya, jempol yang tidak dapat bergerak.
Meski demikian, sekalipun risiko itu ada, bukan berarti Anda pasti akan mengalaminya.
Karena cuma akar saraf, jadi yang lumpuh dan kebas risikonya mgkn bisa dijempol atau tergantung akar saraf mana yg mempersarafi anggota kaki, di jempol, betis, atau pergelangan kaki.
Haruskah Saraf Kejepit di Operasi?
Operasi saraf kejepit tidak menyebabkan kelumpuhan, terutama jika saraf kejepit terjadi di area pinggang. Artinya, prosedur ini tergolong aman untuk dilakukan.
Namun, tidak semua saraf kejepit membutuhkan operasi. Untuk saraf kejepit ringan, Anda bahkan bisa mengatasinya lewat cara-cara alami, seperti melakukan olahraga penguatan otot atau menjaga berat badan ideal.
Meski demikian, saraf kejepit yang cukup berat mungkin membutuhkan operasi untuk mengatasinya. Bahkan, operasi sering kali menjadi cara mengatasi saraf kejepit dalam keadaan darurat.
Saraf kejepit yang tidak ditangani dengan baik justru dapat menyebabkan kelumpuhan atau komplikasi lainnya, seperti tidak dapat mengontrol buang air besar ataupun buang air kecil.
Setiap prosedur memiliki risiko efek samping masing-masing, baik itu besar ataupun kecil. Berkonsultasi ke dokter akan membantu Anda menilai manfaat dan risiko dari suatu prosedur.
Ditambah lagi, berkat dukungan teknologi kesehatan modern, saraf kejepit bisa dilakukan melalui prosedur minimal invasif yang lebih minim risiko dengan tingkat keberhasilan yang lebih baik.
Konsultasikan keluhan Anda terkait sakit pinggang atau gejala saraf kejepit lainnya ke dokter terbaik agar dapat membantu memberikan pertimbangan medis terbaik untuk Anda.
Anda bisa berkonsultasi dengan spesialis ortopedi kami di Gatam Institute Eka Hospital BSD, dr. Harmantya Mahadhipta, Sp.OT(K) Spine, konsultan tulang belakang.
Hubungi Call Center kami di 1500129 atau layanan WhatsApp kami di 08891500129 untuk membuat janji temu.
